[CERPEN] Rasa Syukur

Solat Isya kan masih panjang #IDNTimesFiction

Asse. Suaranya sering didengarkan oleh warga sekampung kala waktu solat tiba. Mulutnya tak jarang melantunkan salawat-salawat populer saat dia sedang bersantai. Tapi, ia juga dikenal sebagai orang yang nekat dan ceroboh. Dia bukanlah remaja bandel yang sok berlagak preman.

Akhir-akhir ini remaja kampung yang alim itu sangat terobsesi menyetir mobil. Ini diawali ketika seorang kawan yang bekerja sebagai supir pick up sawit menawarinya untuk mengendarai mobilnya. Merasa lihai dalam sekali mencoba, Asse tak puas dan ingin menyetir mobil lagi dan lagi. Sore itu setelah pulang sekolah, Asse yang gatal ingin menyetir mobil mampir ke rumah tetangganya yang memiliki mobil pick up.

"Pak Gar, saya pinjam mobil mau antar lemari ke rumah kakak," teriak Asse.

Namun, tidak ada yang membalas suaranya.

Asse yang melihat kunci mobil menggantung di tempatnya langsung saja melompat ke kursi jok pengemudi dan segera mengendarai mobil itu. Berkeliling kampung, Asse merasa kurang puas. Ia pun terpicu untuk terus bablas ke jalan raya.

Jalan raya di daerah Asse tinggal memang masih tergolong sepi. Hal ini membuat ia melajukan mobilnya dengan kencang di gigi satu. Ketika ia ingin memindahkan tranmisi ke gigi dua sekaligus melihat ke arah tuas, tiba-tiba ia tersentak. Bruak! Ia mengalami tabrakan dengan mobil suv hingga mobil tersebut terlihat hancur menabrak tiang listrik.

Kejadiannya memang sangat cepat. Asse tidak terlalu menyadari apa yang terjadi. Pick up yang ia kendarai hancur pada bagaian depan kiri. Setelah kesadarannya mulai kembali, Asse segera memejamkan matanya kembali; berpura-pura pingsan dan berharap itu bukan salahnya.

Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian langsung mengevakuasi Asse yangmasih pura-pura pingsan. Dengan kesadaran penuh, Asse dilarikan ke puskesmas terdekat. Asse baru berani membuka mata ketika kakaknya datang ke puskesmas.

Sehari berselang, masalah yang dikhawatirkan mulai berdatangan. Pak Gare datang menengoknya sembari meminta uang ganti rugi atas kerusakan parah mobilnya. Asse juga baru mendapat kabar jika pengemudi suv yang bertabrakan dengannya terluka cukup parah.

Hal tersebut membuat Asse, kakak, dan orang tuanya bingung. Ibu Asse menangis sejadi-jadinya mengetahui cobaan yang datang lagi di keluarga mereka. Ini kali pertama Asse terlihat serius menyikapi masalah. Ia malu sampai tak mau masuk sekolah. Keluarganya mau tidak mau harus meminjam uang di bank dan menggadaikan rumah sebagai jaminan. Asse merasa sangat bersalah dan malu karena membuat keluarganya sangat terbebani oleh masalah ini.

Sadar masalah ini adalah akibat dari perbuatannya, Asse segera mencari akal. Ia harus mencari uang. Tapi kemana? Desanya terlalu kecil untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Menjadi buruh di perkebunan sawit hasilnya juga tak seberapa.

Saat Asse tengah melamun sambil berdoa di pos kamling dekat rumah, Garok, seorang pemuda seumuran dirinya yang sering membuat onar di kampung menyapa dan menghampiri Asse.

"Se! Ngelamun aja kau! Ada masalah apa? Kau mau duit?" hardik Garok membuyarkan lamunan Asse.

Asse terperanjat. Meskipun telah berkawan sejak kecil, Garok adalah salah seorang teman yang selalu Asse jauhi. Tapi, di saat ia kesulitan seperti ini, malah Garok lah yang datang mendekatinya sementara yang lain pergi meninggalkan Asse.

"Iya, Rok! Gimana lagi aku cari duit? Numpang kerja sama Joni cuma dapat segini-gini aja. Iitupun kalo aku diajak saja baru bisa dapat duit," Asse mengungkapkan kebingungannya.

"Aku tahu, semua orang di sini sudah tahu tentang ganti rugi itu. Gila memang kau! Gini, Se, kau ikut saja denganku. Kau ikut aku ke kampung sebelah. Nanti, di sana kau akan tahu cara dapat duit banyak dan cepat."

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Ajakan Garok itu terdengar seperti sebuah solusi yang nyata di telinga Asse.  

"Gimana, Rok, caranya dapat uang banyak dan cepat?"

"Se, aku tahu kau itu orang yang tak tahu malu dan bermental baja. Aku yakin ini akan cocok untukmu, Nanti aku kasih tahu saat kita sudah kumpul di kampung sebelah! Oke?" penjelasan Garok cukup singkat, namun meyakinkan.

"Oke, Rok!" jawab Asse tak kalah cepat.

Malam tiba. Selepas salat Magrib, Asse pergi ke kampung sebelah bersama Garok. Ternyata di sana sudah berkumpul tiga teman Garok.

"Rok, bawa siapa kau ini?" tanya salah satu teman Garok yang memiliki banyak bopeng di wajahnya.

"Ini Asse. Kau tahu soal kecelakaan di jalan raya Selasa lalu, kan? Inilah orangnya, Bek!"

Tiba-tiba teman Garok yang bertubuh gempal menepuk pundak Asse. "Oh, kau orang itu. Kau berada di tempat yang pas. Keadaan memang memaksa kita begini," ucap orang bertubuh gempal itu.

Azan Isya berkumandang. Asse, Garok, dan ketiga temannya mengincar satu masjid di kampung Asse, Di sana ada beberapa sepeda motor yang terpakir. Ketika para pemilik sepeda motor ini sedang solat merekapun beraksi. Asse hanya membuti Gobek dan mengawasi keadaan sekitar. Sedangkan Garok menunggu di depan pagar masjid sambil melihat situasi sekitar bersama dua temannya.

Saat itu terbesit pikiran di hati Asse untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang Muslim.

---

Hari berganti. Ketika terbangun di pagi hari, Asse tersadar jika semalam ia lupa menunaikan kewajibannya melakukan solat Magrib. Tapi pikiran itu segera tersamar oleh pikiran lain soal hasil jual motor rampasan semalam. Garok berjanji akan memberikan uang hasil curian itu hari ini.

Semakin siang, Asse kian dongkol menanti Garok yang tak kunjung tiba. 

"Ini! Sudah seperti dapat gaji sebulan, kan?" ucap Garok sambil menyodorkan uang sebesar Rp1 juta yang sontak membuyarkan lamunan Asse.

Menerima uang itu, Asse terus mengucapkan rasa syukur di dalam hatinya. Masalah yang ia sebabkan akan segera berakhir. Keluarganya pun tak perlu terbebani lagi. Ia merasa doa yang selama ini ia panjatkan untuk meringankan beban keluarganya telah dikabulkan oleh Tuhan.

Baca Juga: [CERPEN] Menanti Tanpa Arti

Zainal Mutaqin Photo Writer Zainal Mutaqin

Semester akhir nampaknya susah berakhir :')

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya