[CERPEN] Sebuah Rahasia

Rahasia itu tidak pernah terkuak selamanya...

Sunny:

Namaku Sunny, aku terlahir dari Fajar dan Senja. Aku berwajah seperti rembulan, dan kulitku secerah mentari. Aku dibesarkan oleh Rasi Bintang, yang sering kupanggil dengan sebutan nenek. Kata nenek, orang tuaku meninggal dalam kecelakaan mobil. Aku tumbuh dengan sikap protektif nenek yang seringkali melarangku melakukan kegiatan-kegiatan yang kusuka. Aku diwajibkan untuk patuh dan runut semua titah nenek, walaupun aku benci setengah mati.

Kata nenek, aku secantik Senja, wanita yang telah mengandung sembilan purnama dan melepaskanku ke dunia, yang sebetulnya tak seramah rahimnya. Dan cerdas seperti Fajar, laki-laki dengan sorot mata seteduh pohon angsana di belakang rumah. Nenek bilang aku begitu sempurna, dengan rupa dan jiwa yang indah, banyak laki-laki di daerahku menaruh hati padaku, bahkan ada yang dengan terang-terangan menyuntingku sebagai istrinya. Padahal waktu itu usiaku baru menginjak sebelas.

Nenek begitu ketat menjagaku, setiap pulang sekolah aku selalu diantar jemput olehnya sampai aku menginjak SMA. Nenek selalu mewanti-wanti padaku, bahwa kesucian seorang gadis harus dijunjung tinggi.

Nenek tidak pernah tahu, diam-diam aku sudah memiliki pacar, Ilalang namanya, keturuanan Belanda, dia sangat tampan, setampan Robbert Pattinson, yang film-filmnya sering aku tonton diam-diam di youtube. Nenekku melarang bergaul dengan laki-laki, tidak ada yang berani datang ke rumah, karena nenek akan mengusirnya sebelum kakinya menginjak halaman rumah. Aku sering berbohong pada nenek dengan dalih kerja kelompok, les dan kebohongan-kebohongan lainnya, dan nenek tidak pernah curiga. Padahal aku tengah bersama Ilalang menghabiskan waktu dengannya.

Suatu hari saat aku dan Ilalang tengah menikmati pantai, Ilalang memberikanku jus nanas favoritku, aku pun meminumnya tanpa merasa khawatir. Namun, selesai meminumnya tiba-tiba kepalaku terasa pusing, selang beberapa menit kemudian, aku pun tak sadarkan diri.

Tapi begitu kagetnya ketika aku sadar, aku tengah berada di sebuah kamar bersama Ilalang tanpa sehelai benang pun. Saat itu juga aku menangis, aku langsung teringat nenek yang pastinya akan kecewa jika mengetahui hal ini. Sambil memelukku, Ilalang mengatakan bahwa dia akan segera menikahiku begitu kami lulus. Aku sedikit tenang mendengarnya, meskipun sebenarnya aku marah dengan apa yang dia lakukannya padaku.

Aku memang pandai berbohong, tapi aku tidak pandai menyembunyikan rahasia. Nenekku jadi sering menanyakan jadwal menstruasiku yang biasanya sering aku lingkari di kalender, saat itu aku tengah menahan mual di pagi hari. Akhirnya aku ceritakan semuanya, bahwa aku terlambat datang bulan dan sering mual-mual.

Nenekku langsung memeriksakanku ke dokter dan sesuai dugaanku, aku tengah hamil, tapi aku tidak khawatir, karena Ilalang akan segera menikahiku begitu kelulusan diumumkan, yang tinggal satu hari lagi. Nenekku marah besar, bahkan dia menamparku dengan sangat keras. Tapi aku diam saja.

Namun kekhawatiran nenek menjadi kenyataan, Ilalang begitu sulit dihubungi sedangkan perutku semakin membesar. Setiap hari orang-orang di lingkungan rumahku tak habis-habisnya membicarakanku bahkan menyebutku perempuan tak tahu diri. Nenek selalu menyemangatiku untuk tetap tegar, kini aku sadar betapa nenek sangat menyayangiku. Tapi aku masih berharap Ilalang segera datang menemuiku.

**

Ilalang:

Besok adalah hari kelulusan, papa dan mama menyuruhku untuk melanjutkan study ke Belanda. Awalnya aku keberatan, namun setelah Sunny mengatakan bahwa dirinya hamil, aku memutuskan untuk pergi ke Belanda. Gila, benar-benar gila, Sunny memintaku untuk menikahinya, tentu saja itu adalah permintaan terbodoh yang pernah kudengar. Aku masih berusia 17 tahun dan masa depanku masih panjang. Aku tidak akan pernah menggadaikan masa depanku untuk menikahi gadis seperti Sunny.

Aku memang jatuh cinta pada Sunny, melihat parasnya yang cantik dan sifatnya yang manis. Namun aku tidak berniat untuk serius dengannya, aku hanya ingin bersenang-senang dengannya, itu saja.

Aku kaget saat nenek Sunny datang meminta pertanggungan jawabanku, orangtuaku shock mendengarnya. Tapi untungnya mereka tidak mempercayainya begitu saja, melihat bahwa citraku sebagai siswa teladan, yang tidak mungkin melakukan perbuatan yang memalukan. Aku katakan pada neneknya Sunny, bahwa Sunny merupakan gadis yang tidak baik, dia kerap kali gonta ganti pacar dan sering ketahuan pergi ke night club dengan beberapa pria.

Neneknya tentunya marah bahkan menghancurkan barang-barang antik kesayangan mama sambil berteriak dan mengatakan, bahwa Sunny adalah gadis baik-baik, aku tertawa dalam hati, Sunny dan neneknya tidak akan pernah berhasil meruntuhkanku meskipun mereka melakukan berbagai cara.

**

Rasi Bintang:

Namaku Rasi Bintang, aku neneknya Sunny, aku kecewa padanya, kenapa dia tega melakukan ini padaku. Padahal aku begitu ketat menjaganya. Semua memang kesalahanku, kenapa aku tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya padanya, bahwa Senja, ibunya ketika kelas 2 SMA, diperkosa oleh tiga orang pria tidak dikenal saat pulang sekolah.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Setelah aku berhasil menemukan ketiga pria itu dan membunuh mereka, aku pun kabur dan menetap di kota, aku mengarang cerita bahwa ayah Sunny bernama Fajar, Fajar adalah nama pemuda yang disukai Senja di sekolahnya, aku membacanya di buku harian Senja. Senja sendiri setelah melahirkan Sunny, mati gantung diri.

Aku tidak percaya Ilalang akan menikahi Sunny, mereka berdua masih berusia 17 tahun, apalagi setelah mendengar cerita Sunny, bahwa dirinya dijebak oleh laki-laki biadab macam Ilalang, darahku mendidih.

Sehari setelah kelulusan, Sunny mengurung diri di kamar, sesekali aku melihatnya tengah menangis.

            “Nek, Ilalang tidak jadi menikahiku, Ilalang mengatakan bahwa ini bukanlah anaknya, besok dia akan pergi ke Belanda, bagaimana denganku Nek?” Sunny terus menerus menangis, aku sudah menduganya.

Malam hari, aku mendatangi rumah Ilalang, aku melancarkan aksiku yang sudah aku rencanakan sehari sebelumnya, semuanya harus diselesaikan.

            “Kita akan pergi Sunny, cepat kemasi barang-barangmu!” perintahku.

            “Kita mau kemana Nek?”

            “Pergi jauh, ke tempat dimana kau tidak akan mendengar hinaan lagi”        

           “Tapi, bagaimana jika Ilalang berubah pikiran dan akan menikahiku?”

           “Dia akan menyusulmu”

            “Benarkah?”

            “Cepat!”

**

Musim panas di Negeri Kincir Angin, dua perempuan dan satu anak laki-laki sedang memancing di sungai, mereka tertawa bersama-sama. Anak laki-laki itu sangat mirip dengan Ilalang, Sunny pun kiranya sudah mulai melupakan Ilalang setelah mengetahui kekasihnya mati keracunan, kini dia akan segera menikahi pria Belanda yang mencintainya mati-matian.

Dan perempuan tua yang bernama Rasi Bintang tersenyum melihat kebahagiaan yang telah didapat cucu kesayanganya. Tidak ada yang tahu, begitupun Sunny, bahwa malam itu saat bertandang ke rumah Ilalang, Rasi Bintang diam-diam menaruh sianida ke dalam susu coklat Ilalang. Rasi bintang akan menjaga rahasia yang sesungguhnya pada Sunny dan anak laki-lakinya, Sunny tidak pernah tahu, bahwa Rasi Bintang sangat pandai menyimpan rahasia dan mengarang cerita tentunya.

***

 

Tasikmalaya, Januari 2020

Baca Juga: [CERPEN] Bukan Hari yang Baik untuk Menulis Cerita

Asih Purwanti Photo Verified Writer Asih Purwanti

Menulis adalah cara untuk melarikan diri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya