5 Fakta Unik Soto, Mengulik Sejarah hingga Keistimewaannya

Bermula dari Kota Semarang, lalu berkembang ke se-Nusantara

Soto menjadi salah satu makanan berkuah yang telah kita kenal sejak lama. Soto memiliki keunikan sendiri di tiap wilayah dan mudah ditemui di berbagai daerah.

Seperti yang kita ketahui, soto pada dasarnya adalah hidangan berkuah dibuat dari kaldu daging yang diberi dengan irisan daging ayam atau sapi atau jeroan, soun, taburan taoge, dan disantap dengan nasi atau lontong. Di berbagai daerah, ada penyebutan nama lain soto, misalnya coto, sroto, tauto, sauto, dan lainnya.

Namun, tahukah kamu bahwa soto ada sejak abad ke-19 dan awalnya berbahan jeroan, bukan daging seperti yang kita kenal sekarang? Nah, ingin tahu lebih lanjut terkait serba-serbi fakta unik soto? Simak sampai akhir, ya!

1. Nama soto diambil dari Bahasa Mandarin

5 Fakta Unik Soto, Mengulik Sejarah hingga Keistimewaannyailustrasi soto (unsplash.com/X. Wen)

Makanan Indonesia banyak dipengaruhi oleh berbagai budaya, baik lokal maupun luar negeri. Budaya Tiongkok salah satu yang memengaruhi berbagai kuliner di Indonesia, termasuk soto.

Soto kemungkinan berasal dari Bahasa Mandarin, yaitu cao du (chau tu). Ada juga yang menyebut soto berasal dari dialek Hokkien, yaitu sao du (sao tu) atau sio to. Cao sendiri berarti rumput, shao berarti memasak, dan du artinya adalah perut, jeroan sapi, atau babat.

Cao atau rumput ini diartikan sebagai rempah Indonesia, sedangkan sao atau memasak berarti menunjukkan bawah peranakan Tiongkok pintar memasak. Du yang artinya jeroan, perut, dan babat yang asalnya dari hewan berkaki empat seperti sapi atau kerbau.

Asal mula soto dimasak dari jeroan sapi masih belum diketahui pasti, tetapi terdapat dugaan bahwa ini adalah kebiasaan orang Kanton makan jeroan, sehingga ketika mereka bermigrasi ke Indonesia, kebiasaan makan jeroan itu masih dipertahankan.

2. Soto berawal di Kota Semarang sekitar abad ke-19

5 Fakta Unik Soto, Mengulik Sejarah hingga Keistimewaannyailustrasi penjual soto ayam (unsplash.com/Hobi industri)

Soto diduga bermula dari Kota Semarang sekitar abad ke-19. Hal tersebut karena Semarang menjadi penghasil daging sapi dengan harga murah.

Mulanya, resep soto pada abad ke-19 dan 20 tidak dapat diidentifikasi pada buku resep kuno. Kemungkinan disebabkan karena saat itu bahan soto adalah jeroan. Orang Belanda tidak menggunakan jeroan untuk masakannya.

Kala itu, citra soto sudah melekat dengan jeroan dan daya beli daging oleh orang Tionghoa dan Jawa juga rendah. Namun, dari koran Bromartani pada 1892, disebutkan bahwa soto sudah diperjualbelikan dan sudah diterima menjadi makanan sehari-hari oleh masyarakat.

Soto mulai masuk ke dalam buku resep kuno pada abad ke-20 awal dengan nama soto ajam atau soto ayam. Penggunaan daging ayam sebagai protein untuk membuat soto didasari karena populasi hewan ternak menurun tetapi daging ayam masih relatif stabil.

Lambat laun, protein hewani yang digunakan untuk membuat soto semakin bervariasi, mulai dari jeroan, ayam, kerbau, sapi, dan bahkan daging kambing. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebudayaan setempat dan pengaruh dari beberapa kuliner negara lain, yaitu Tiongkok, India, dan Eropa.

3. Pulau Jawa menjadi pulau dengan aneka ragam soto terbanyak

5 Fakta Unik Soto, Mengulik Sejarah hingga Keistimewaannyailustrasi penjual soto ayam (unsplash.com/Misbahul Aulia)

Setiap wilayah, bahkan setiap kota, mempunyai varian soto sendiri. Hal ini tak lepas dari pengaruh kebiasaan memasak, budaya lokal, bahan-bahan yang tersedia, dan pengaruh budaya lain yang terlibat.

Tidak hanya cita rasa dan bentuk soto, nama soto bisa berbeda di beberapa daerah, misal sauto dari Brebes dan tauto dari Pekalongan yang keduanya memadukan soto dan tauco. Selain itu, ada juga sroto sokaraja,  coto dari Makassar, dan lain lain.

Daerah dengan aneka soto terbanyak adalah yang berada di Jawa, daerah Jawa Pantura, Madura, Osing, dan Jawa Barat. Tercatat terdapat 49 resep soto dengan 75 macam soto dari 22 wilayah. Dari 75 macam soto, sekitar 81 persen macam soto ditemukan di Jawa, 9,3 persen ditemukan di Sumatra, 4 persen di Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan Sulawesi masing-masing 2,67 persen.

Baca Juga: Resep Soto Kemiri, Soto Ayam Santan yang Kuah Kaldunya Ringan

4. Kuah soto memiliki banyak variasi

5 Fakta Unik Soto, Mengulik Sejarah hingga Keistimewaannyailustrasi soto (pixabay.com/Mufid Majnun)

Karena variasi soto sangat banyak, bumbu dan bahan yang digunakan juga bervariasi. Penggunaan daging ayam menjadi primadona dalam sajian soto, diikuti taoge, soun, telur dan daging sapi. Lebih lanjut, kuah kaldu dari soto didominasi oleh kaldu ayam dan kaldu sapi, tetapi ada juga kaldu lain yang digunakan untuk membuat soto.

Soto ada yang berkuah bening, seperti soto khas Solo dan soto khas Bandung, tetapi ada juga soto yang berwarna kuning, seperti soto Kudus dan soto Lamongan. Selain itu, ada pula coto Makassar yang berwarna kecokelatan.

5. Soto khas Padang jadi soto dengan rempah terbanyak!

5 Fakta Unik Soto, Mengulik Sejarah hingga Keistimewaannyailustrasi rempah-rempah (unsplash.com/Ratul Ghosh)

Bumbu dan rempah yang digunakan untuk membuat soto cukup banyak dan bervariasi. Kalau kamu belum tahu, soto khas Padang menjadi salah satu soto dengan rempah terbanyak, diikuti dengan soto kambing ngelo, soto khas Magetan, soto nangka, dan soto ambengan.

Bawang putih, bawang merah, lada, jahe, kunyit, dan serai adalah bumbu yang sering digunakan untuk membuat soto. Bahan pelengkap juga bervariasi, ada yang menggunakan bawang goreng, koya, kerupuk merah muda khas Padang, acar, jeruk nipis, kentang iris goreng, dan lainnya. Wah, ragamnya banyak, ya!

Soto menjadi salah satu makanan yang bisa ditemukan di berbagai daerah. Rasa, bentuk, dan teksturnya bervariasi, tergantung dengan lidah lokal, bahan, serta budaya yang mempengaruhi. Walaupun begitu, semua variasi soto pasti mantap dan maksnyus!

Baca Juga: 5 Tempat Makan Soto di Jakarta Pusat, Kuahnya Gurih!

Wanudya A Photo Verified Writer Wanudya A

You'll never walk alone.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya