Angka Diabetes Makin Meningkat, Para Ahli Sarankan Konsumsi Gandum
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai negara berkembang, angka diabetes di Indonesia semakin meningkat. Hal ini disebabkan adanya pola makan yang tak seimbang, konsumsi gula berlebihan, dan pola hidup yang tak sehat lainnya.
Oleh sebab itu, peralihan konsumsi ke whole grains atau gandum utuh dinilai penting. Simak ulasannya berikut ini ya!
1. Angka penderita diabetes cukup tinggi di negara berkembang
Total kerugian ekonomi Indonesia per tahun akibat obesitas adalah Rp78,5 triliun atau setara dengan 0,9 persen PDB (Produk Domestik Bruto). Dampak obesitas terhadap ekonomi cukup besar karena merupakan faktor risiko berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM).
Penderita diabetes mudah terkena serangan jantung, hipertensi, kanker, dan penyakit kronis lainnya yang memerlukan biaya tinggi. Sekitar 50 persen atau lebih penduduk di negara maju mengalami kegemukan. Sementara, di negara berkembang, angkanya berkisar 20-30 persen. Namun, jumlah populasi penduduk di negara berkembang jauh lebih banyak dibanding negara maju. Sehingga, obesitas menjadi masalah kesehatan di negara berkembang.
2. Mereka yang mengonsumsi gandum utuh lebih cepat turun berat badan
Sebuah penelitian dilakukan pada sekelompok mahasiswa yang diminta mengonsumsi roti gandum utuh. Mereka merasakan rasa kenyang yang lebih lama dan mengurangi asupan kalori di hari berikutnya.
Penelitian lainnya membandingkan penurunan berat badan antara orang-orang gemuk yang mengonsumsi brown rice (whole grains) dan beras putih. Hasilnya, berat badan dan tekanan darah mereka yang mengonsumsi brown rice turun lebih banyak.
Whole grains (gandum utuh) tidak mengalami proses berlebihan, sehingga kandungan vitamin, mineral, dan seratnya lebih tinggi dibandingkan refined grains. Beberapa produk whole grains yang dikenal di pasaran adalah sereal untuk sarapan pagi, roti gandum utuh, beras merah, dan brown rice (beras padi tumbuk atau beras pecah kulit). Bahkan, popcorn juga termasuk whole grains.
Baca Juga: 10 Makanan Sehari-hari yang Bisa Mengatasi Sembelit, Rasanya pun Enak
Editor’s picks
3. Berapa jumlah whole grains yang sebaiknya dikonsumsi?
Di Amerika, anjuran konsumsi whole grains adalah 48 gram per hari, sedangkan di Denmark 75 gram per hari. Saat ini, orang-orang Denmark bisa dikatakan menjadi konsumen whole grains tertinggi di dunia.
Rata-rata mereka mengonsumsi 54 gram per hari. Sementara itu, Malaysia baru sekitar dua gram. Lalu, apakah orang Indonesia juga mengonsumsi whole grains? Data yang ada hanyalah konsumsi jagung yaitu sekitar 4 gram per hari.
Mengonsumsi whole grains adalah upaya riil untuk meningkatkan asupan serat. Para ahli kesehatan memandang serat sebagai bagian penting yang harus dikonsumsi setiap orang. Tujuannya supaya terhindar dari berbagai penyakit berbahaya.
Penyakit pembunuh yang sekarang mondominasi negara kita adalah stroke, penyakit jantung, diabetes, TBC, dan hipertensi. Dari lima penyakit tersebut, hanya TBC yang merupakan penyakit infeksi menular, sedangkan empat lainnya adalah penyakit kronis yang erat kaitannya dengan pola makan tidak seimbang, gaya hidup tidak sehat (merokok dan kurang olahraga), serta obesitas.
4. Indonesia memerlukan acuan konsumsi whole grains harian
Memerangi obesitas menjadi langkah penting untuk terhindar dari risiko penyakit kronis.
Dalam seminar whole grains yang digagas Institut Pertanian Bogor pada 2 Oktober lalu di Jakarta, Dr Tee E. Siong sebagai pembicara dari Malaysia mengungkapkan perlunya membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya whole grains bagi kesehatan. Selain itu, perlu juga adanya acuan yang jelas tentang seberapa banyak whole grains yang harus kita konsumsi sehari-hari.
Sementara pembicara lain Ece Durukan dan Zainab Maktabi mengungkapkan kisah sukses Denmark yang menetapkan acuan konsumsi whole grains bagi masyarakatnya. Sereal untuk sarapan menjadi kontributor penting bagi konsumsi whole grains masyarakat.
Semakin tingginya populasi obesitas di Indonesia (32,9 persen wanita dan 19,7 persen pria), maka memerhatikan konsumsi gizi seimbang, asupan serat, dan olahraga akan menjadi pengendali yang akan menyelamatkan kita dari ancaman penyakit stroke, jantung, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya.
Bangsa yang sehat diawali dari lingkungan keluarga. Oleh karena itu, mari kita kenalkan anak-anak dengan makanan sehat dan bergizi seimbang sejak dini. Jadi, sudahkah kamu mencoba untuk mengonsumsi gandum?
Baca Juga: 10 Makanan Enak yang Wajib Ada Saat Diwali, Suasana Jadi Makin Meriah