5 Makanan Khas Solo yang Dulunya Hanya untuk Rakyat Biasa

Hingga kini masih eksis dan punya banyak peminat, lho!

Dalam buku sejarah, Solo atau Surakarta dulunya merupakan desa yang terletak tak jauh dari Sungai Bengawan Solo. Adanya sebuah pemberontakan membuat berdirinya sebuah wilayah yang kini kita kenal dengan nama Solo.

Keberhasilan tersebut tidak lepas dari bantuan pemerintah kolonial Belanda. Mereka berada di Solo sejak 1757-1942. Tak heran bila kemudian muncul berbagai kreativitas dari masyarakat yang terinspirasi untuk membuat kuliner duplikasi kaum bangsawan.

Ada beberapa makanan khas Solo yang semula dibuat khusus masyarakat biasa. Sederet kuliner tersebut masih eksis sampai sekarang, lho.

1. Sosis solo

5 Makanan Khas Solo yang Dulunya Hanya untuk Rakyat BiasaSosis Solo. (instagram.com/anoigma)

Sosis Solo merupakan salah satu jajanan khas yang sering dijumpai di momen tertentu, seperti acara resepsi pernikahan. Sosis solo terbuat dari daging ayam yang dicincang hingga mirip abon, lalu digulung ke dalam adonan tepung dan telur yang didadar.

Ada dua versi yang beredar mengenai sejarah sosis solo ini. Versi pertama menyebutkan bahwa dulunya hidangan ini dikreasikan sendiri oleh Kanjeng Sunan Pakubuwono X.

Sedangkan, versi kedua menyebutkan bahwa makanan khas Solo ini tercipta karena kreativitas masyarakat kala itu yang ingin mencoba mencicipi makanan yang sering disantap oleh orang Belanda. Meski begitu, sosis solo sudah diubah serta disesuaikan dengan cita rasa yang bisa diterima oleh masyarakat lokal.

2. Sate kere

5 Makanan Khas Solo yang Dulunya Hanya untuk Rakyat BiasaSate Kere. (instagram.com/af_kadafi)

Dahi kamu pasti akan mengernyit begitu mendengar nama makanan khas Solo yang satu ini. Namanya, sate kere. Kere dalam bahasa Jawa berarti miskin. Bila kebanyakan sate terbuat dari daging, sate kere terbuat dari tempe gembus.  

Tempe gembus berasal dari ampas tahu. ,eski berbentuk kotak layaknya tempe, gembus punya tekstur yang lebih empuk. Zaman dahulu, sate dianggap sebagai makanan mewah yang sulit dinikmati bagi masyarakat kelas bawah.

Sate kere juga tercipta sebagai salah satu bentuk perlawanan masyarakat kelas bawah kepada para bangsawan kala itu. Selain terbuat dari tempe gembus, ada pula sate kere yang berbahan dasar jeroan. Jeroan dipilih karena lazimnya orang barat tak pernah mempergunakan bahan ini sebagai campuran masakan.

Sate kere jeroan bentuknya jelas jauh lebih mirip dengan sate pada umumnya. Bisa dinikmati siapa saja kala itu tanpa harus memikirkan biaya.

3. Tengkleng 

5 Makanan Khas Solo yang Dulunya Hanya untuk Rakyat BiasaTengkleng. (instagram.com/jogjafoodhunter)

Secara penampilan, tengkleng memang mirip dengan gulai kambing. Hanya saja kuah tengkleng jauh lebih encer. Tengkleng adalah salah satu kuliner yang jadi saksi bisu sekaligus simbol kreativitas rakyat jelata atau kelas bawah kala itu.

Pada masanya, hanya kaum bangsawan serta orang Belanda saja yang bisa menikmati daging kambing. Sedangkan bagian lain dari kambing, seperti tulang, kepala, dan kaki tak digunakan sebagai masakan.

Seolah tak kehabisan akal, mereka yang jadi tukang masak menciptakan hidangan baru menggunakan bahan sisa tersebut. Bahkan, masih ada juga beberapa daging yang menempel pada tulang kambing. Bahan-bahan sisa tersebut dihidangkan dengan kuah berwarna kuning. Hidangan itu kita kenal dengan nama tengkleng.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Makanan di Solo yang Wajib Kamu Coba, Dijamin Ketagihan!

4. Selat solo

5 Makanan Khas Solo yang Dulunya Hanya untuk Rakyat BiasaSelat Solo. (instagram.com/rini_kitchen)

Selat solo terbuat dari daging sapi has luar. Biasanya, bagian daging itu diolah menjadi galantine atau bistik yang disajikan dengan beberapa bahan pelengkap, seperti telur rebus, kentang, tomat, buncis, selada, wortel, keripik kentang, mayones, siraman kuah.

Kuah selat solo sendiri berwarna kecokelatan karena terbuat dari air, cuka, bawang putih, bawang bombay, kecap manis, kecap, inggris, pala dan juga merica. Selat solo bisa dibilang salad-nya orang Solo.

Meski dulunya makanan ini hanya dinikmati kaum bangsawan, tapi pada akhirnya resep makanan ini meluas. Kini, selat solo bisa dinikmati siapa saja, lho.

5. Bestik 

5 Makanan Khas Solo yang Dulunya Hanya untuk Rakyat BiasaBestik daging. (instagram.com/riderkulineran)

Punya nama Belanda biefstuk, masyarakat kita lebih mudah menyebutnya dengan bistik. Sedangkan di Solo disebut dengan bestik.

Bila bistik khas Belanda terbuat dari daging sapi yang dinikmati bersama wortel, kentang dan kacang polong, bestik dibumbui dengan merica, pala dan kecap manis. Bumbu tersebut disesuaikan dengan cita rasa orang Indonesia.

Sebagian menikmati bestik begitu saja, tapi ada yang menghidangkannya secara khas Eropa dengan tambahan mustard, wortel, kentang, jagung, buncis, dan kacang polong. Di Solo sendiri ada bestik daging dan bestik lidah yang bisa kamu coba.

Meskipun merupakan hasil akulturasi dan asimilasi dengan makanan Eropa, khususnya Belanda, tapi beberapa makanan khas Solo ini sudah dimodifikasi dengan cita rasa lokal. Tak berhenti di situ, makanan ini juga jadi saksi betapa kreatifnya masyarakat kala itu agar makanan kelas atas bisa dinikmati sesamanya.

Baca Juga: 5 Keunikan Warung Selat Mbak Lies, Kuliner Legendaris Lezat di Solo

Annisa Nur Fitriani Photo Verified Writer Annisa Nur Fitriani

Don't sleep on me

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya