Serupa Tapi Tak Sama, 5 Kue Basah Khas Sumatra Ini Sulit Dibedakan

Mulai dari bentuk hingga rasa

Membuat kue basah sudah tidak terlepas lagi dari aktivitas orang Indonesia. Kue basah kerap kali dijadikan hidangan untuk perayaan hari-hari besar seperti hari Raya Idulfitri, sebagai pelengkap seserahan, ataupun perhelatan.

Pulau Sumatra sendiri dikenal dengan masakan yang kaya akan rempah dan bercita rasa pedas. Tidak hanya itu, Pulau Sumatra juga memiliki ciri khas tersendiri untuk olahan pastry. Terdapat beberapa olahan kue basah khas Sumatra yang kerap kali sulit dibedakan dari segi nama lho, karena hidangan tersebut memiliki bentuk, tekstur dan cita rasa yang tak jauh berbeda. Penasaran? Simak yuk!

1. Engkak ketan

Serupa Tapi Tak Sama, 5 Kue Basah Khas Sumatra Ini Sulit DibedakanInstagram.com/legitlpg

Engkak ketan sekilas tampilannya mirip dengan kue lapis. Bedanya engkak ketan ini terbuat dari tepung ketan dan di panggang/dibakar sehingga kue engkak ini lebih tahan lama. Proses pemanggangan kue ini sendiri memakan waktu 4 jam. 

Engkak ketan ini kerap kali menjadi hidangan di hari raya lho. Kue engkak ketan ini berasal dari provinsi Lampung, namun kue ini justru cukup populer di daerah Palembang dan Jambi. Dari segi harga engkak ketan dibanderol sekitar Rp250.000 - Rp300.000,- per loyangnya. 

2. Maksuba

Serupa Tapi Tak Sama, 5 Kue Basah Khas Sumatra Ini Sulit DibedakanInstagram.com/bundarayyanew

Kue legit ini kerap menjadi hidangan saat bersilatuhrami. Pada dasarnya kue maksuba ini berbahan dasar sama dengan kue pada umumnya yakni telur, tepung dan susu. Namun yang membedakannya jika kue lain menggunakan telur ayam sebagai bahan utamanya.

Nah, maksuba ini lebih memilih menggunakan telur bebek. Itulah mengapa aroma telurnya sedikit unggul ketika akan menikmati kue ini. Kue ini dibanderol dengan harga Rp300.000 ke atas tergantung ukuran loyang. 

Baca Juga: 10 Pesona Alam Lembah Bakkara di Sumatra Utara yang Mirip Norwegia

3. Bolu delapan jam

Serupa Tapi Tak Sama, 5 Kue Basah Khas Sumatra Ini Sulit DibedakanInstagram.com/kueberkatyakin

Tidak ada arti khusus dari nama kue satu ini. Sebutan delapan jam karena proses pembuatan kue ini memakan waktu 8 jam bahkan lebih. Banyak orang yang menyamakan kue ini dengan kue maksuba karena keduanya menggunakan bahan dasar yang sama.

Namun jika maksuba dibuat berlapis-lapis hingga menyerupai kue lapis, delapan jam ini hanya dibuat satu lapis. Proses masaknya pun berbeda, jika beberapa kue di panggang justru maksuba ini di kukus selama 8 jam baru kemudian dipanggang setelahnya.

Hal itulah yang membuat kue ini memiliki tekstur sedikit menyerupai agar-agar namun sedikit berminyak. Dari segi harga per loyangnya dibanderol dengan harga Rp325.000 -Rp350.000.

4. Bolu putri kandis

Serupa Tapi Tak Sama, 5 Kue Basah Khas Sumatra Ini Sulit DibedakanInstagram.com/galeri_jambi

Putri kandis termasuk salah satu kue basah yang berasal dari Provinsi Jambi. Kue ini cukup populer dengan teksturnya yang lembut ditambah dengan warna hijau yang menghasilkan aroma khas daun suji yang harum jika dipadukan dengan telur.

Hampir menyerupai maksuba ataupun delapan jam. Kue putri kandis ini sendiri menggunakan bahan dasar telur yang cukup banyak, bahkan hingga 20 butir telur. Namun yang membuatnya berbeda pada adonan kue putri kandis ini menggunakan sedikit santan kelapa sehingga ada sedikit rasa creamy ketika kita mencicipinya. Untuk segi harga satu loyang putri kandis ini bisa dibanderol dengan harga Rp250.000 - Rp300.000.

5. Lapis kojo

Serupa Tapi Tak Sama, 5 Kue Basah Khas Sumatra Ini Sulit DibedakanInstagram.com/inachen08

Lapis kojo atau ada juga yang mengenalnya dengan istilah lapis komojo. Konon menurut sebagian orang nama tersebut berawal dari warna hijau pada kue ini. Namun, ternyata kata kojo atau komojo itu berawal sejak pertama kali kue ini dibuat lho, nama itu berasal dari cetakan kue yang menyerupai bunga kamboja.

Dari segi tekstur lapis kojo ini masih menyerupai kue delapan jam yakni bertekstur lengket, sedikit berminyak dan kering dibagian kulit luarnya. Dari segi harga, kue ini umumnya dibanderol dengan harga Rp150.000 - Rp250.000 per loyangnya.

Nah, sudah tahu kan perbedaanya? Semoga semakin paham ya untuk membedakan kue-kue yang sekilas bercita rasa, dan berbentuk sama. Buat yang belum pernah mencoba kelimanya, bisa di coba terutama jika kalian merayakan hari raya di pulau Sumatra. 

Baca Juga: Serba-serbi Kerupuk Kemplang, Oleh-oleh Renyah Sumatra Selatan

Dea Evantri Photo Writer Dea Evantri

Do what do you want to do, Not others ! @deaevantri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya