5 Mitos Seputar MSG dan Faktanya yang Perlu Kamu Tahu

Jangan salah paham lagi

Monosodium glutamat (MSG) atau yang juga dikenal sebagai bumbu umami telah digunakan selama lebih dari satu abad untuk meningkatkan dan memberikan rasa gurih pada masakan. Meskipun memiliki manfaat besar dalam meningkatkan cita rasa masakan, tapi masih banyak kesalahpahaman konsumen tentang MSG, bahkan banyak mitos yang menunjukkan dampak buruk MSG bagi kesehatan.

Lantas apa saja mitos seputar MSG dan bagaimanakah fakta yang sebenarnya? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

1. Mitos: MSG menyebabkan alergi

5 Mitos Seputar MSG dan Faktanya yang Perlu Kamu Tahupexels.com/Pixabay

Glutamat yang terdapat di dalam MSG merupakan asam amino yang paling umum di alam. Glutamat adalah penambah rasa alami, dan biasa ditemukan secara alami dalam berbagai macam makanan, seperti tomat, keju, jamur, rumput laut, cumi-cumi, dan masih banyak lagi.

Glutamat yang kita dapatkan dari bumbu MSG dan glutamat yang terdapat secara alami dalam banyak makanan sama persis dan diperlakukan oleh tubuh dengan cara yang sama, apa pun sumbernya. Karena alasan ini, kecil kemungkinan orang-orang sensitif terhadap MSG. Bahkan penelitian telah membuktikan bahwa MSG tidak menyebabkan reaksi alergi, misalnya penelitian dalam American College of Allergy, Asma and Immunology telah menyatakan bahwa MSG bukanlah alergen.

2. Mitos: MSG menyebabkan sakit kepala atau migrain

5 Mitos Seputar MSG dan Faktanya yang Perlu Kamu Tahupexels.com/Andrea Piacquadio

Selama ini, MSG sering disalahkan sebagai penyebab sakit kepala dan migrain. Faktanya, MSG tidak memicu sakit kepala. Beberapa makanan memang terbukti memicu migrain, tetapi glutamat, dalam bentuk MSG maupun secara alami tidak terbukti menjadi penyebab langsung, bahkan dalam dosis besar sekalipun.

Bahkan, International Headache Society telah menghapus MSG dari daftar faktor penyebab sakit kepala. Sebelumnya, MSG memang terdaftar sebagai zat yang dikaitkan dengan sakit kepala di International Classification of Headache Disorders (ICHD) Society. Akan tetapi, sekarang ICHD telah menghapus MSG dari daftar ini berdasarkan bukti ilmiah terbaru.

Baca Juga: Jangan Salah, MSG Juga Punya 7 Manfaat Kesehatan Lho

3. Mitos: MSG menyebabkan obesitas

5 Mitos Seputar MSG dan Faktanya yang Perlu Kamu TahuUnsplash.com/i yunmai

Monosodium glutamat juga kadang dianggap menjadi penyebab obesitas. Padahal, penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa glutamat dapat diberikan dalam dosis yang besar kepada manusia dalam jangka panjang tanpa efek buruk. Konsumsi MSG, bahkan dalam jumlah yang besar tidak akan meningkatkan konsentrasi glutamat plasma. Ini karena sel-sel usus dan sel hati memetabolisme hampir semua glutamat makanan saat diserap, jadi glutamat tidak pernah berhasil masuk ke sirkulasi umum tubuh.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jiangsu Provincial Centre for Disease Control and Prevention dan telah dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition, dalam pengamatan selama 5 tahun, peneliti tidak menemukan adanya hubungan antara konsumsi MSG dan penambahan berat badan, bahkan pada orang dengan asupan MSG yang relatif tinggi.

4. Mitos: MSG menyebabkan dampak buruk bagi otak

5 Mitos Seputar MSG dan Faktanya yang Perlu Kamu Tahuunsplash.com/Robina Weermeijer

Kamu pasti sering mendengar bahwa MSG memiliki dampak yang buruk bagi otak, salah satunya MSG dianggap sebagai penyebab kebodohan. Nah, ternyata anggapan ini hanya mitos yang tidak terbukti kebenarannya.

Menurut laman International Glutamate Information Service, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak memiliki efek negatif pada sistem saraf pusat otak. Bahkan dalam satu penelitian di mana glutamat plasma dinaikkan 10 kali lipat di atas normal, tidak ada glutamat yang masuk ke otak. Hal ini menunjukkan keefektifan otak dalam mengeluarkan glutamat agar tidak memasuki otak.

5. Mitos: Kandungan natrium dalam MSG sangat tinggi

5 Mitos Seputar MSG dan Faktanya yang Perlu Kamu Tahuunsplash.com/Jason Tuinstra

Mungkin karena rasanya yang sangat gurih, banyak yang mengira MSG mengandung banyak natrium. Natrium sendiri telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, seperti hipertensi, penyakit jantung, hingga ginjal, jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Padahal, menurut NSW Food Authority, kandungan natrium dalam MSG tiga kali lebih kecil daripada natrium dalam garam meja.

MSG membantu meningkatkan rasa lezat pada makanan hanya dengan menambahkan sedikit MSG. Sehingga, penggunaan MSG mendukung konsumen untuk mengurangi asupan garam dengan membuat makanan tetap memiliki rasa yang lezat.

Ternyata MSG tidak seburuk yang kita kira selama ini bukan? Jadi, kamu tidak perlu terlalu menghindari MSG. Malahan, sifat penyedap rasa MSG bisa membantu kamu makan makanan yang lebih sehat. Misalnya, dengan menambahkan MSG ke dalam sayuran atau makanan sehat lainnya, ini akan menambah cita rasa makanan yang membuat kamu lebih tertarik makan makanan ini.

Baca Juga: 5 Bahan Alternatif Pengganti MSG untuk Makanan, Tetap Lezat dan Sehat!

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

yummy-banner

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya