7 Makanan Ini Kerap Ada saat Isra Mikraj di Indonesia

Isra Mikraj merupakan rangkaian perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram, Makkah, menuju Masjidil Aqsa, Yerusalem. Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha.
Peristiwa tersebut diperingati umat Islam pada 27 Rajab menurut kalender hijriyah. Umat Islam di Indonesia juga merayakan Isra Mikraj tiap tahun. Perayaan tersebut beragam, bahkan telah menjadi tradisi di berbagai daerah.
Meski nama dan cara merayakannya berbeda, makan bersama atau berbagi makanan dengan orang sekitar kerap menjadi salah satu rangkaian acaranya. Makanan yang disajikan sesuai dengan selera daerah masing-masing. Umumnya makanan tradisional setempat.
Makanan ini kerap ada saat Isra Mikraj di Indonesia.
1. Nasi bogana
Nasi bogana selalu ada dalam tradisi Rajaban yang digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon. Biasanya diawali dengan acara pengajian umum. Kemudian, pihak keraton akan membagikan nasi bogana kepada warga keraton, kaum masjid, abdi dalem, dan masyarakat setempat.
Nasi bogana memang kerap ada saat perayaan maupun acara yang melibatkan banyak orang. Hidangan satu ini terkenal di Cirebon dan Tegal, tampilannya mirip nasi lengko dan nasi megono. Biasanya disajikan dengan berbagai lauk dan sayur pendamping.
Beberapa lauk pendamping yang disajikan dengan nasi bogana bisa berupa orek tempe, ayam suwir, telur, serundeng, oseng kacang panjang, dan sambal goreng. Ada juga yang menggunakan nasi gurih dalam penyajiannya. Saking banyak yang suka, nasi bogana bisa kamu beli atau buat sendiri tanpa menunggu acara besar.
2. Kue apam
Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan kue apam. Kue ini menjadi hidangan khas perayaan Khanduri Apam atau Toet Apam di Aceh.
Apam ini sering dibuat secara khusus saat bulan Rajab, begitu peringatan Isra Mikraj tiba. Biasanya dibuat bersama masyarakat setempat maupun dibuat sendiri di rumah.
Kue apam yang menyerupai serabi atau apem selong ini terbuat dari campiran tepung beras, santan, dan air kelapa. Rasanya manis dan gurih karena dibumbui dengan garam dan gula pasir. Garam juga berfungsi supaya apam tidak lengket saat dibuat dengan cetakan dari tanah.
Apam dapat disajikan begitu saja maupun dengan kuah tuhe. Kuah tuhe merupakan santan yang dimasak dengan tambahan nangka atau pisang, kemudian ditambah dengan gula pasir. Mirip kolak, tetapi lebih kental. Menggunakan gula pasir dan kuahnya sedikit.
3. Lemang
Masih di Aceh, masyarakat Gayo Lues menjadikan lemang sebagai salah satu hidangan dalam perayaan hari besar keagamaan, termasuk Isra Mikraj. Memasak lemang merupakan salah satu kepuasan tersendiri bagi masyarakat setempat. Pasalnya, pembuatan lemang tidak dilakukan tiap hari.
Lemang terbuat dari beras ketan dan santan, kemudian dimasak menggunakan bambu dengan cara dibakar. Lemang juga bisa dibuat dari ketan hitam dan campuran ubi, sehingga rasanya beragam. Lemang dipotong-potong dan disajikan bersama selai srikaya.
Baca Juga: 10 Makanan dan Minuman yang Kerap Disajikan dalam Pernikahan Adat Jawa
Editor’s picks
4. Nasi ambeng
Sebagian masyarakat Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, merayakan Isra Mikraj dengan makan bersama disebut ambengan. Ambeng merupakan wadah berukuran tanggung yang digunakan untuk meletakkan nasi dan lauk. Ia kemudian dibawa ke musala atau masjid untuk disantap bersama setelah kiai setempat memimpin doa.
Makanan yang disantap untuk merayakan ambengan kerap disebut nasi ambeng. Biasanya disajikan dalam porsi besar dengan berbagai lauk pendamping, mirip nasi bogana. Namun, tidak ada pakem mengenai lauk pelengkap nasi ambeng sehingga kamu bebas berkreasi.
Nasi ambeng—yang juga terkenal di Malaysia dan Singapura ini—dimaknai sebagai pembawa kerukunan dan kebahagiaan. Hal tersebut mengacu pada cara menyajikan dan menyantapnya. Ia disajikan dalam porsi besar dan disantap banyak orang secara bersama-sama.
5. Lempah kuning
Masyarakat Bangka Belitung juga memiliki tadisi makan bersama yang disebut Nganggung. Mereka biasanya membawa wadah berisi makanan, kemudian dibawa dengan penutup berupa tudung saji tadisional yang disebut dulang. Makanan yang mereka bawa dikumpulkan dan disantap bersama.
Meski menu makannya beragam, lempah kuning tidak boleh ketinggalan. Lempah kuning merupakan olahan ikan atau ayam yang kaya rasa, yang dimasak dengan campuran nanas. Warna kuningnya berasal dari kunyit, sedangkan rasa asamnya berasal dari nanas dan asam jawa.
6. Wajik pangan
Wajik pangan disebut pula raja jaje (raja kudapan) oleh masyarakat Dusun Jerneng Mekar, Desa Terong Tawah, Labuapi, Kabupaten Lombok. Hal ini berdasarkan proses pembuatannya yang lama dibanding jajanan lainnya. Kamu juga bisa melihat proses pembuatannya beberapa hari menjelang puncak peringatan Isra Mikraj.
Wajik pangan menjadi salah satu jajanan yang ada dalam tradisi dulang pesajiiq pada masyarakat Lombok. Dulang pesajiq berupa nampan kayu yang berisi aneka jajanan lokal. Tiap kepala keluarga membawanya ke masjid untuk dihidangkan kepada para tamu undangan saat Isra Mikraj.
7. Nasi kuning
Satu lagi, nih, makanan yang kerap ada saat perayaan Isra Mikraj: nasi kuning. Seperti yang kamu tahu, nasi kuning kerap disajikan dalam bentuk tumpeng dalam acara besar. Demikian pula saat perayaan Isra Mikraj di Jawa Timur.
Selain nasi ambeng, nasi kuning kerap menjadi pilihan dalam perayaan Nyadran atau Rajaban. Nyadaran ini bisanya diawali dengan berdoa bersama, terutama untuk para leluhur maupun keluarga pendahulu masyarakat setempat. Acara diakhiri dengan makan bersama yang telah di bawa dari rumah.
Nasi kuning biasanya disajikan dengan ayam, sambal goreng, mi, dan telur. Namun, ada pula yang menambahkan lauknya dengan perkedel dan serundeng.
Makanan yang kerap ada saat perayaan Isra Mikraj di Indonesia tidak hanya berupa nasi dengan beragam lauk. Namun, ada pula kudapan seperti kue apam dan talam yang sama-sama bikin kenyang.
Baca Juga: 5 Kue Tradisional Bali untuk Keperluan Upacara
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
