5 Fakta Ginisang Ampalaya, Tumis Peria Favorit di Filipina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pare atau peria kadung dikenal dengan cita rasanya yang pahit. Hal ini pula yang menyebabkan bahan ini kerap dihindari dalam masakan.
Akan tetapi di Filipina, olahan berbahan baku peria, tepatnya yang bernama ginisang ampalaya, merupakan salah satu menu favorit. Daripada penasaran, yuk, langsung saja disimak ulasannya di bawah ini!
1. Ginisang ampalaya, sesuai namanya, memang berbahan baku berupa peria dan santan
Secara etimologi dalam bahasa Filipina, pare atau peria disebut sebagai ampalaya. Selain itu, ginisang (atau ginataan) merujuk pada sajian Filipina yang dimasak menggunakan gatâ (coconut milk atau santan). Oleh sebab itu, sesuai namanya, ginisang ampalaya memang berbahan baku berupa peria dan santan. Proses memasaknya adalah dengan ditumis.
2. Ginisang ampalaya terdiri dari ragam bahan nabati, hewani, peria, dan santan
Kendati bahan baku utamanya adalah peria dan santan, namun tentunya bahan-bahan lain juga turut berperan. Cukup disesuaikan dengan selera. Ada bahan nabati lain seperti tomat, daun kelor, hingga terung.
Ada pula bahan hewani seperti tinapa (ikan asap), bagoong alamang (pasta udang), daging babi, dan telur. Untuk bumbunya, ginisang ampalaya menggunakan bahan yang umum yakni bawang putih, bawang merah, lada, hingga garam.
3. Ginisang ampalaya menekan cita rasa pahit peria dan memadukannya dengan bahan lain
Editor’s picks
Usut punya usut, peria memang dikenal dengan cita rasa yang pahit. Cara tradisional untuk memasak ginisang ampalaya yakni merendam peria dalam air garam dan membiarkannya selama semalaman. Kemudian, peria ditiriskan lalu dicuci bersih dengan air biasa.
Sebelum direndam, peria tersebut telah dipotong terlebih dahulu dan mengeluarkan bagian putihnya. Trik lainnya adalah dengan memilih peria yang berusia paling muda dan berwarna paling hijau sebab intensitas pahitnya lebih rendah.
Baca Juga: 10 Kuliner Lokal yang Dulu Masuk dalam Daftar Hidangan Rijsttafel
4. Ginisang ampalaya memiliki paduan cita rasa yang kaya karena bahan-bahannya
Cita rasa pahit pada peria memang tak sepenuhnya hilang. Pasalnya, itulah yang menjadi salah satu ciri khas dari ginisang ampalaya. Rasa agak pahit tersebut berpadu dengan cita rasa dari bahan-bahan hewani dan nabati lainnya. Alhasil, cita rasa akhir dari sauteed bitter melon alias tumis peria ini pun jadi kaya.
5. Ginisang ampalaya termasuk menu utama dan biasanya disantap bersama nasi hangat
Ginisang ampalaya sedap dinikmati selagi hangat. Cita rasa dan aromanya lebih pekat. Sajian ini termasuk dalam kategori menu utama (main course). Hal ini tak mengherankan mengapa ginisang ampalaya disajikan saat sarapan, makan siang, hingga makan malam. Sebagai pendampingnya yang umum, sepiring nasi hangat turut pula dihidangkan.
Terkhusus bagi kamu yang menggemari sensasi rasa pahit, ginisang ampalaya agaknya dapat dijadikan pilihan. Paduan bahan-bahannya pun mengusung gizi yang bagus. Mau coba bikin tumis peria ala kamu gak, nih?
Baca Juga: 5 Fakta Mi Biang-biang Khas Tiongkok, Ternyata Makanan Buruh
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.