7 Jenis Cabai Paling Populer di Pasaran, Mana yang Paling Kamu Suka?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ciri khas makanan Indonesia adalah punya cita rasa yang kuat. Salah satu unsur utamanya adalah cabai. Kurang puas rasanya kalau makan belum berkeringat, ya gak?
Namun, gak semua cabai memberikan level pedas yang sama. Berikut beberapa jenis cabai yang bisa kamu temukan di dunia.
1. Cabai hijau
Kamu pasti sudah gak asing lagi dengan cabai hijau, kan? Cabai hijau ini merupakan fase muda dari cabai merah. Biasanya digunakan untuk menyedapkan masakan, terutama tumisan.
Cabai hijau terbagi dua jenis, yakni besar dan keriting. Cabai hijau besar cocok dijadikan bahan untuk menumis.
Sedangkan, cabai hijau keriting merupakan fase muda dari cabai merah keriting. Rasanya tidak sepedas cabai merah keriting.
2. Cabai rawit
Cabai berukuran kecil ini punya rasa pedas yang cukup tajam. Jenisnya ada tiga, yakni cabai domba atau putih, cabai jemprit atau kecil, dan celepik. Masing-masing punya keunikan tersendiri.
Cabai domba punya ukuran gemuk, bontot, dan ujungnya tumpul. Cabai ini punya beberapa campuran warna, yakni merah, oranye, dan hijau muda. Inilah cabai yang biasa digunakan untuk membuat sambal pedas.
Selanjutnya cabai kecil yang berukuran lebih pendek dengan ujung runcing. Di antara jenis cabai rawit lainnya, rasa pedasnya terbilang paling kuat.
Terakhir, ada cabai rawit celepik yang punya ukuran lebih besar dari cabai jemprit, tapi lebih kecil dari cabai domba. Rasanya juga tidak sepedas cabai jemprit. Pas lah untuk makan gorengan.
3. Cabai merah
Seperti yang disinggung di atas, cabai merah merupakan fase matang dari cabai hijau. Cabai merah besar punya warna menyala dengan bentuk besar, gemuk, panjang, dan lancip. Selain jadi bahan sambal, cabai merah besar juga sering dijadikan garnish.
Cabai merah kering punya warna terang dengan ukuran panjang dan lancip. Kandungan air pada cabai keriting tidak terlalu banyak. Rasanya tidak terlalu pedas, sehingga cocok untuk bahan tumisan.
4. Cabai gendot
Editor’s picks
Cabai gendot atau habenero dikenal sangat pedas. Ukurannya kecil, tapi bentuknya cukup lebar atau bengkak. Kamu bisa mudah membelinya di Dieng, Bandung, atau Wonosobo.
Cabai gendot cukup jarang digunakan karena bentuknya. Biasanya hanya dijadikan pelengkap untuk acar atau sayuran.
Baca Juga: 5 Tips Menyimpan Cabai Agar Tahan Lama di Dalam Kulkas
5. Paprika
Bagi yang belum tahu, paprika ini tergolong anggota capsicum annuum yang masih satu keluarga dengan cabai. Rasanya tidak terlalu pedas, bahkan ada sedikit manisnya. Teksturnya renyah, sehingga nikmat dipadukan dengan salad, aneka tumisan, koloke, dan pizza.
Ada tiga warna paprika yang familiar, yakni merah, kuning, dan oranye. Tiap warna punya tujuan tertentu dalam sebuah masakan.
Paprika hijau cenderung punya rasa getir atau pahit, sehingga nutrisinya sedikit. Kalau kuning dan oranye, cenderung manis dengan kandungan vitamin lebih banyak. Sedangkan, paprika merah (matang sempurna) menyajikan kualitas terbaik dari paprika.
6. Cabai jalapeno
Bagi kamu yang pengin menantang lidahmu, cobalah cabai jalapeno. Cabai berwarna hijau tua ini punya tingkat kepedasan 2.500 hingga 8.000 dalam skala Scoville. Cabai asal Meksiko ini punya banyak manfaat untuk tubuh.
Dibandingkan jenis cabai lainnya, jalapeno menyumbang vitamin C dan A yang tinggi. Efeknya bisa sebagai antioksidan melawan radikal bebas. Tak kalah penting, cabai ini juga bisa menjaga kesehatan mata serta perkembangan sel baru dalam tubuh.
7. Cabai cayenne
Mungkin kita masih asing mendengar namanya. Padahal sebenarnya, kita sudah sering menggunakannya dalam bentuk bubuk.
Cabai cayenne atau tanduk sapi ini menjadi salah satu bahan utama dalam pembuatan lada merah. Selain untuk keperluan dapur, cabai cayenne juga digunakan sebagai obat herbal.
Dari tujuh jenis cabai di atas, mana yang paling kamu suka?
Baca Juga: Resep Membuat Daging Masak Pedas ala Yummy, Cocok buat Iduladha