5 Kesalahan Membuat Roti yang Sering Dilakukan Pemula, Hati-hati!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat menonton acara memasak di televisi atau YouTube, membuat kue sendiri terlihat sangat mudah. Namun, beda lagi saat eksekusi sendiri, gak jarang malah gagal dan bikin roti jadi gak layak makan.
Kalau kamu mengalaminya, apalagi kamu masih seorang pemula dalam hal membuat roti sendiri, semua pasti butuh belajar. Yuk, pahami lima kesalahan membuat roti yang sering dilakukan pemula, biar kemampuanmu membuat roti naik level!
1. Ragi yang gagal akting berbuih
Kamu sering mengeluh roti buatannya selalu gagal mengembang? Ada banyak alasan mengapa roti jadi gak mengembang, salah satunya adalah karena ragi gak sengaja "mati." Padahal, mengaktifkan atau menghidupkan ragi adalah hal penting dalam membuat roti.
Susah-susah gampang dalam menambahkan ragi kering. Jika airnya terlalu panas, ragi akan mati. Namun, saat airnya dingin, ragi gak akan aktif. Untuk itu, baiknya menggunakan air hangat untuk mencampur ragi. Suhu air terbaik untuk mencampur ragi adalah 70-90 derajat Fahrenheit.
2. Kurang memperhatikan tepung yang digunakan
Tahukah kamu kalau setiap tepung memiliki tekstur akhir yang berbeda saat digunakan untuk membuat roti? Yang membedakan tiap tepung adalah kandungan protein dan seberapa halus saat digiling.
Perlu kamu tahu, gak semua tepung serbaguna cocok untuk membuat roti. Di sini sangat penting untuk memperhatikan resep, apakah menggunakan tepung rendah protein atau tinggi protein.
Selain itu, jika kamu ingin mendapatkan tekstur kue yang lembut, sebaiknya saring tepung sebelum digunakan untuk mendapatkan yang terhalus. Selain itu, jika ingin kue yang lebih kenyal dan tekstur yang sempurna, gunakan tepung khusus roti alih-alih tepung serbaguna.
3. Kurang lama saat menguleni
Hal yang sering membuat roti jadi gagal adalah kurangnya waktu saat menguleni. Menguleni gak hanya berperan untuk mencampur semua adonan jadi rata, tapi supaya tekstur roti jadi lebih sempurna saat dinikmati.
Editor’s picks
Menguleni membuat protein gluten jadi lebih kuat. Biasanya, jika menggunakan stand mixer memang gak menimbulkan banyak masalah. Namun, jika kamu hanya menguleni dengan tangan, setidaknya lakukan selama 15-20 menit.
Jangan lupa juga untuk memberi sedikit taburan tepung saat menguleninya. Alih-alih menggunakan timer yang menjemukan, kamu bisa sambil mendengarkan lagu yang di-setting selama 20 menit sambil menguleni.
Baca Juga: 5 Tips Membuat Kue Putri Mandi Taro, Kue Tradisional Rasa Kekinian
4. Kurang lama atau malah terlalu lama saat mengistirahatkan adonan
Sering gak disadari, kesalahan saat membuat roti dan dilakukan oleh pemula adalah menjadi gak sabaran. Mungkin untuk membuat kue seperti donat hanya membutuhkan waktu antara 30 menit, tapi berbeda lagi untuk kue jenis lain.
Makanya, jika kamu gak sabar dengan mempersingkat waktu pengembangan, fermentasi yang buruk dan under-proofing bisa membuat rotinya jadi bantat. Semakin lama adonan roti didiamkan, tentu makin banyak juga adonan roti bisa mengembang.
Cukup diamkan adonan selama 1 jam. Sebab, jika terlalu lama, adonan jadi kempis sendiri dan otomatis, ragi juga mati. Gagal lagi roti buatanmu, deh!
5. Memotong roti saat dalam keadaan masih panas
Saat roti berhasil dibuat, aromanya yang lezat menguar ke seluruh ruangan, rasanya jadi ingin buru-buru menyantapnya. Sayangnya, mengiris roti yang masih dalam keadaan hangat justru mempengaruhi rasa dan tekstur, lho.
Selain itu, roti yang juga bisa gampang basi saat kamu gak sabar mengiris roti yang masih hangat. Baiknya, biarkan rotimu benar-benar dingin sebelum dipotong. Meski membutuhkan waktu lama, tapi akan membuat rasanya lebih enak dan lebih tahan lama.
Bikin jengkel memang saat sudah capek-capek membuat adonan dan memanggang, tapi ternyata gagal. Namun, gak ada salahnya untuk belajar dari kesalahan membuat kue dan terus mencoba.
Baca Juga: 5 Kreasi Roti Sisir Empuk, Sajian Legendaris yang Bikin Nostalgia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.