Begini Caranya Kamu Mengukur Tubuhmu Sudah Ideal atau Belum, Mudah kok
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam masalah penampilan, orang-orang selalu meributkan berat badan. Terlalu kurus lah, terlalu berat lah. Padahal takaran berat badan tersebut berbeda-beda untuk tiap orangnya dan sangat berhubungan dengan kesehatan. Jika dipaksakan untuk dibentuk dan disesuaikan dengan bayangan ideal, malah dapat membuat sakit orang tersebut.
Dalam jurnal berjudul “Body Mass Index” atau BMI yang dikeluarkan ncbi.nlm.nih.gov dikatakan jika masalah berat ini sangat berhubungan erat dengan isu pyschosocial manusia, terlebih untuk kalangan millennial dan wanita. Untuk mengatasi masalah tersebut dan mengimbanginya dengan masalah kesehatan, dibuatlah body mass index. Apa itu body mass index dan bagaimana cara mengukurnya? Berikut ini penjelasannya.
1. Body mass index adalah perkiraan takaran lemak di tubuh
Masih dalam jurnal yang sama, BMI diartikan metrik yang digunakan untuk melihat karakteristik tubuh seseorang dan menggolongkannya ke beberapa grup. Secara mudahnya BMI adalah representasi dari lemak yang dimiliki individu. BMI sering digunakan sebagai penimbang risiko kesehatan seseorang.
2. BMI menakar perbandingan berat dan tinggi seseorang
Penulis jurnal tersebut, Frank Q. Nuttall, menyebut jika BMI memang tidak bisa dijadikan tolak ukur massa lemak atau persentasenya dalam tubuh dikarenakan tidak akurat. Namun minimal BMI bisa memberitahukanmu seberapa idealnya kondisi tubuhmu yang sekarang. Caranya adalah dengan mengukur tinggi dan beratmu.
3. Ada rumus pengukuran BMI
Untuk mendapatkan BMI, yang harus kamu ketahui adalah rumusnya. Rumus ini dipublikasikan oleh Metropolitan Life Insurance pada 1972:
BMI = berat badan [kilogram] : ((tinggi badan) x (tinggi badan)) [meter]
Hasil angka BMI yang kamu dapatkan akan digolongkan kembali. Ada beberapa penggolongan, namun yang umum digunakan adalah yang dirilis oleh WHO.
Baca Juga: 7 Tanda Berat Badanmu Ideal, Tidak Perlu Khawatir soal Pandangan Orang
4. BMI perlu dipertanyakan kembali karena adanya faktor luar yang perlu diperhatikan
Editor’s picks
Nuttall mengkritisi jika BMI perlu terus dikaji ulang karena tidak mengikutkannya faktor-faktor lain. Seperti gender, umur, suku, bahkan hingga panjang kaki. Padahal itu termasuk unsur yang penting untuk mencatat kondisi persentase lemak dalam tubuh seseorang. Faktanya terdapat sebuah studi yang menunjukkan jika data penderita diabetes dengan data BMI non-penderita memiliki berat sama, namun BMI-nya berbeda.
5. Karena itu penting untuk mengukur tubuh dari hal lainnya
Penumpukan lemak bisa terjadi di area perut. Melakukan pengukuran lingkar pinggang mampu menjadi tambahan data selain BMI untuk menentukan apakah tubuhmu sudah ideal atau belum. Adapun rumus pengukurannya adalah sebagai berikut:
Rasio pinggul pinggang = Lingkar pinggang terlebar : lingkar pinggul terlebar
Setelah itu, kamu bisa melakukan pengecekan data sebagai berikut:
6. BMI dan rasio pinggul pinggang tidak mengindikasikan kamu memiliki “bentuk” tubuh yang ideal
Permasalahan standardisasi berat badan seseorang sedikit diulas dalam jurnal “Body Mass Index” ini. Menurut jurnal tersebut setiap orang memiliki persepsinya sendiri-sendiri dalam menilai seberapa gemuknya mereka. Umumnya persepsi tersebut dibentuk oleh industri fashion dan iklan komersial, menjadikan masyarakat menilai seseorang dari tampak luar dan membuat isu ini menjadi beban untuk masing-masing individu.
BMI dan rasio pinggul pinggang tidak menentukan apakah kamu memiliki tubuh yang bagus atau tidak. Melainkan kedua data tersebut lebih untuk menentukan apakah kamu sudah memiliki kondisi tubuh yang fit atau tidak. Hasil kedua data tersebut bisa digunakan untuk menunjukkan tubuhmu sudah fit apa belum, namun tidak bisa memberikan cerminan dari tubuh idealmu. Kamu masih bisa terlihat terlalu gemuk ataupun kurus di depan cermin walaupun sudah sesuai dengan data di atas.
7. Diperlukan pengertian jika mencari bentuk tubuh ideal memiliki hubungan yang dekat dengan gangguan mental
Ada gangguan kejiwaan yang bernama body dysmorphic disorder atau gangguan kejiwaan yang membuat seseorang selalu menilai negatif bentuk tubuhnya walaupun bagi orang-orang bentuk tubuhnya sudah baik. Hal ini bisa berujung kepada stres emosional hingga depresi. Perlu untuk mengetahui hal ini karena umumnya mereka yang berambisi mendapatkan body goal berakhir pada masalah mental ini.
Dunia kesehatan sangat menyarankanmu untuk mencintai dirimu apa adanya. Itu karena kesehatan mental sangat mempengaruhi kesehatan fisik. Walaupun di mata masyarakat kamu memiliki tubuh yang kelebihan berat, bisa jadi sebenarnya tubuhmu jauh lebih sehat ketimbang mereka. Ketimbang memikirkan bentuk tubuh yang ideal, lebih baik memikirkan bagaimana tubuhmu bisa fit atau tidak.
Baca Juga: Olahraga Tidak Bermanfaat Jika Terlalu Berat, Ini 8 Alasan Medisnya