6 Alasan untuk Konsumsi Makanan Alami yang Minim Pemrosesan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makanan atau masakan alami adalah makanan yang kondisinya sedekat mungkin dengan keadaan alaminya. Adapun beberapa cirinya adalah belum atau minim pemrosesan, bebas dari bahan kimia tambahan misalnya zat aditif, serta kandungan nutrisinya masih tinggi.
Sejak makanan olahan populer pada abad ke-20, makanan siap saji dan makanan yang telah diproses (processed food) digemari banyak kalangan karena rasanya yang memanjakan lidah. Namun, makanan atau masakan alami yang minim pemrosesan nyatanya lebih banyak memberi manfaat bagi kesehatan kita.
Nah, inilah beberapa alasan untuk memperbanyak mengonsumsi makanan alami yang minim pemrosesan atau pengolahan.
1. Meminimalkan risiko diabetes
Secara umum, makanan asli nan alami cenderung lebih rendah gula tambahannya daripada banyak makanan olahan.
Penelitian berjudul "A Palaeolithic diet improves glucose tolerance more than a Mediterranean-like diet in individuals with ischaemic heart disease" dalam jurnal Diabetologia tahun 2007 mengamati penderita diabetes dan pradiabetes selama 12 minggu.
Partisipan diikutkan program diet paleolitik yang mengonsumsi makanan alami seperti daging segar, ikan, buah-buahan, sayuran, telur, dan kacang-kacangan. Hasilnya, mereka mengalami penurunan kadar gula darah sebesar 26 persen.
2. Menjaga kesehatan kulit
Makanan minim pengolahan juga dapat mendukung kesehatan kulit sekaligus melindunginya.
Menurut penelitian berjudul "Skin wrinkling: can food make a difference?" dalam Journal of the American College of Nutrition tahun 2001, asupan tinggi sayuran, kacang-kacangan, dan minyak zaitun tampaknya memiliki dampak positif lebih melindungi terhadap kerusakan pada kulit.
Sebaliknya asupan tinggi daging, susu, dan mentega tampaknya merugikan kesehatan kulit.
Baca Juga: 10 Makanan dan Minuman Pereda Dispepsia atau Maag, Tanpa Obat!
3. Baik bagi kesehatan jantung
Editor’s picks
Berbeda dengan lemak trans dan lemak olahan yang ditemukan dalam minyak nabati dan beberapa olesan, sebagian besar lemak alami jauh lebih baik untuk dikonsumsi.
Dalam sebuah studi berjudul "Dietary omega-3 fatty acids aid in the modulation of inflammation and metabolic health" dalam jurnal California Agriculture tahun 2011, kandungan asam lemak omega-3 telah diteliti bermanfaat dalam gangguan autoimun, menurunkan risiko inflamasi, hingga penyakit jantung.
Asam lemak omega-3 dapat ditemukan dalam sumber makanan alami seperti kenari, biji rami, dan ikan berlemak.
4. Meningkatkan kesehatan pencernaan
Usus merupakan organ penting dalam sistem pencernaan yang perlu dijaga kesehatannya. Dilansir Healthline, konsumsi makanan utuh yang alami juga berpotensi bermanfaat untuk mikrobioma dalam usus. Mikrobioma usus mengacu pada mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan.
Memang, banyak makanan jenis ini yang berperan sebagai prebiotik. Sebagaimana telah diketahui, zat ini meningkatkan kesehatan usus dan meningkatkan manajemen gula darah. Sumber makanan nyata prebiotik termasuk bawang putih, asparagus, dan kakao.
5. Lebih banyak kandungan serat
Dilansir Harvard T.H. Chan School of Public Health, serat adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh. Meskipun sebagian besar karbohidrat dipecah menjadi molekul gula, serat tidak dapat dipecah menjadi molekul gula, dan justru tidak tercerna.
Serat sendiri mampu mengurangi risiko beberapa penyakit, termasuk penyakit jantung, diabetes, penyakit divertikular, sembelit, hingga kanker payudara. Sumber serat terbaik terdapat pada biji-bijian, buah-buahan dan sayuran segar, kacang-kacangan, dan polong-polongan.
6. Tidak menyebabkan kita makan berlebihan
Sebuah studi bertajuk "Compensation for energy intake from fast food among overweight and lean adolescents" dalam Journal of the American Medical Association tahun 2004 menyatakan bahwa asupan tinggi makanan olahan dan cepat saji telah dikaitkan dengan tingkat makan berlebihan atau overeating yang lebih tinggi, terutama pada mereka yang kelebihan berat badan dibanding mereka yang berat badannya normal.
Sebaliknya, makanan alami yang belum ditambah zat aditif tidak mengandung gula, sehingga tak ada efek dorongan ingin makan berlebih.
Sampai di sini, jadi bisa disimpulkan kalau sebaik-baiknya makanan, pilihlah yang alami dan minim pengolahan atau pemrosesan. Yuk, perbanyak konsumsi makanan utuh nan alami dalam pola makan sehat bergizi seimbang!
Baca Juga: 7 Antinutrisi yang Ada dalam Makanan, Ganggu Penyerapan Nutrisi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.