Mengenal Bach Flower Remedy, Ampuh untuk Kesehatan Emosi

Penggunaan terapi ini di Indonesia sedang naik daun

Di tengah pandemik COVID-19 dan kondisi yang tak menentu, salah satu sisi positifnya adalah naiknya kesadaran akan kesehatan mental dan emosional di seluruh dunia. Masyarakat Indonesia pun banyak yang makin sadar akan pentingnya kesehatan mental.

Meski begitu, tidak jarang orang yang melakukan self-diagnose, yang sebenarnya malah memperkeruh keadaan diri. Jadi, lebih baik berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Salah satu intervensi psikis yang bisa diberikan adalah Bach flower remedy. Belum pernah dengar? Yuk, mengenal terapi Bach flower remedy dan manfaatnya!

1. Sejarah singkat Bach flower remedy

Mengenal Bach Flower Remedy, Ampuh untuk Kesehatan Emosipionir Bach flower remedy dan dokter asal Inggris, Edward Bach (wikimedia.org)

Berbagi informasi mengenai Bach flower remedy, psikolog sekaligus praktisi Bach flower terdaftar (BFRP), Alva Paramitha, S.Psi, menceritakan sejarah singkat Bach flower remedy. Bukan hal baru, Bach flower remedy ditemukan pada 1930-an oleh Edward Bach, seorang dokter ortodoks serta ahli bakteriologi dan homeopati asal Inggris.

Dalam berbagai catatan penelitian, Edward menemukan bahwa setiap permasalahan fisik berakar dari pikiran yang terganggu. Menurut Alva, Edward menemukan bahwa setiap pasien memiliki permasalahan pikiran yang berbeda, sehingga perawatannya tidak bisa dipukul rata.

Setelah meneliti homeopati dari flora alami, pada awal era 1930-an, Edward membukukan sistem penyembuhan untuk keseimbangan emosi. Senjatanya adalah energi bunga yang diklaim bisa menyeimbangkan level emosi makhluk hidup, dari manusia hingga hewan.

“Selama kita memiliki emosi, ini bisa dibuat balance,” ujar Alva saat dihubungi IDN Times pada Selasa (30/8/2022).

2. Pembuatan Bach flower remedy

Bach flower remedy memiliki bentuk cairan sesuai dengan frekuensi energi bunga yang tersimpan dalam ingatan air (water memory). Sebagai praktisi dan psikolog, Alva mengatakan bahwa ia mendengarkan keluhan dan kebutuhan emosi pasien sebelum meracik Bach flower remedy sesuai kebutuhan pasien tersebut.

Menurut Alva, pembuatan Bach flower remedy umumnya dilakukan di markas utama praktisi Bach flower remedyThe Bach Centre di Wallingford, Inggris, sekaligus tempat ia menyelesaikan ujian BFRP level 3 pada tahun 2016 silam. Jadi, bagaimana proses pembuatan Bach flower remedy?

Mengenal Bach Flower Remedy, Ampuh untuk Kesehatan Emosiilustrasi pembuatan Bach flower remedy (pexels.com/Karolina Grabowska)

Di laboratorium Bach Centre, produsen Bach flower remedy memetik kelopak bunga dan dijatuhkan langsung ke rendaman air dalam mangkuk kristal. Mengapa mangkuk kristal? Alva menjelaskan bahwa mangkuk kristal memiliki wadah untuk menyimpan energi bunga dalam durasi panjang.

Setelah kelopak bunga jatuh dan terendam dalam air, energi bunga pun keluar. Selanjutnya, jika sedang musim dingin, proses ini akan melibatkan perebusan (boiling). Jika sedang musim panas, ramuan air kelopak bunga tersebut cukup diletakkan di paparan sinar matahari selama satu hari penuh.

Setelah itu, air kelopak bunga tersebut akan melalui proses penyulingan dan masuk ke botol mother tincture dalam laboratorium penyimpanan. Bach flower remedy pun siap dipasarkan.

3. Jenis-jenis Bach flower remedy

Mengenal Bach Flower Remedy, Ampuh untuk Kesehatan EmosiPsikolog dan salah satu praktisi Bach flower remedy bersertifikasi (BFPR), Alva Paramitha, S.Psi, dengan mother tincture Bach flower remedy. (Dok. Pribadi)

Alva meluruskan bahwa Bach flower remedy bukanlah terdiri dari satu jenis bunga saja. Sebelum wafat pada 1936, Edward berhasil membukukan 38 macam bunga yang masuk dalam sistem Bach flower remedy dan tiap bunga memiliki khasiat tertentu.

Dilansir Medical News Today, bunga-bunga tersebut sekaligus fungsinya untuk mental adalah:

  1. Agrimony: Gangguan mental di balik wajah yang ceria.
  2. Aspen: Ketakutan berlebih akan hal yang tak diketahui.
  3. Beech: Sifat perfeksionis dan/atau intoleransi.
  4. Centazry: Tidak mampu berkata tidak.
  5. Cerato: Kurang percaya diri.
  6. Cherry plum: Takut tidak bisa mengendalikan diri sendiri.
  7. Chestnut bud: Ketidakmampuan belajar dari kesalahan dulu.
  8. Chicory: Terlalu posesif dan egois.
  9. Clematis: Kelinglungan.
  10. Crab apple: Citra tubuh yang buruk.
  11. Elm: Kebingungan.
  12. Gentian: Pesimisme.
  13. Gorse: Kesedihan dan keputusasaan.
  14. Heather: Mau menang sendiri.
  15. Holly: Rasa iri dan cemburu.
  16. Honeysuckle: Terjebak dalam masa lalu.
  17. Hornbeam: Keletihan dan kebiasaan menunda.
  18. Impatiens: Tidak sabar.
  19. Larch: Takut gagal.
  20. Mimulus: Malu atau gugup.
  21. Mustard: Kesedihan mendalam.
  22. Oak: Kelelahan ekstrem.
  23. Olive: Kelelahan secara fisik atau mental.
  24. Pine: Menyalahkan diri sendiri
  25. Red chestnut: Khawatir berlebihan terhadap orang yang dicintai.
  26. Rock rose: Mimpi buruk.
  27. Rock water: Diri yang tertekan.
  28. Scleranthus: Tidak mampu membuat keputusan.
  29. Star-of-Bethlehem: Kehilangan, trauma, atau syok akibat kehilangan sesuatu atau seseorang yang tercinta.
  30. Sweet chestnut: Penderitaan mental ekstrem.
  31. Vervain: Sifat perfeksionis atau antusiasme berlebihan.
  32. Vine: Sifat kaku dan terlalu dominan.
  33. Walnut: Tidak bisa menerima perubahan.
  34. Water violet: Acuh tak acuh dan sombong.
  35. White chestnut: Tak bisa berkonsentrasi.
  36. Wild oat: Tidak yakin akan jalan hidupnya sendiri.
  37. Wild rose: Kebencian atau apati.
  38. Willow: Kebencian dan mengasihani diri sendiri.

Baca Juga: 8 Manfaat Berdiam Diri untuk Kesehatan Fisik dan Mental

4. Cara mengonsumsi Bach flower remedy

Mengenal Bach Flower Remedy, Ampuh untuk Kesehatan Emosiilustrasi meneteskan Bach flower remedy ke minuman (claratherapies.com)

Menceritakan pengalamannya, Alva mengatakan bahwa pada tahun 2014, ia mengalami kejenuhan akan pekerjaannya. Saat itulah, ia mengenal Bach flower remedy yang masuk ke Tanah Air melalui komunitas self-healing dan meditasi.

"Karena untuk jadi praktisi butuh menyelesaikan tiga level, pada 2016, saya langsung berangkat ke Bach Centre di Wallingford, UK, untuk menyelesaikan ujian level 3 saya," ungkap Alva.

Jadi, bagaimana cara menggunakan Bach flower remedy? Bukan dengan wewangian, Bach flower remedy yang cair ini harus diminum. Alva mengatakan bahwa setelah sesi, pasien umumnya membawa botol berisi 30m cairan yang sudah diracik sesuai kebutuhan untuk dikonsumsi selama 3 minggu.

Dengan penetes, cairan Bach flower remedy diteteskan ke air minum. Menariknya, Bach flower remedy ini tidak terbatas di air putih saja, dan bisa diteteskan ke minuman apa pun, dari teh atau kopi hingga minuman bersoda. Bahkan, Alva mengatakan bahwa Bach flower remedy bisa diteteskan ke makanan cair, seperti sup.

“Jadi, seperti minum suplemen. Dan, airnya boleh apa saja, dari air putih sampai teh atau kopi,” imbuh Alva.

5. Baik untuk pasien dengan kondisi mental apa saja?

"Sedari lahir, manusia sudah menunjukkan emosi," kata Alva.

Bach flower remedy bisa dikonsumsi dari segi lapisan usia mana pun, dari bayi hingga lansia yang memiliki kasus emosi. Alva memaparkan beragam kesulitan kasus emosi, dari ringan (stres harian hingga anxiety) hingga gangguan kepribadian berat (bipolar hingga mood disorder).

"Sebagai psikolog dan praktisi kesehatan mental, saya juga mengombinasikan perawatan dan metode lain. Tidak masalah jika Bach flower remedy jadi terapi alternatif pendamping," imbuh Alva.

Menurutnya, Bach flower remedy tidak merepotkan pasien dan tinggal diminum saja tanpa harus bolak-balik dalam sesi konseling panjang, membuatnya disukai.

6. Apakah ada efek sampingnya?

Selain simpel karena berbentuk cairan, Bach flower remedy juga bersifat non-kimiawi. Dengan kata lain, Bach flower remedy ni aman dan menimbulkan interaksi kontra dengan pasien yang menjalani terapi obat lain.

Mengenai kandungan brendi yang ada dalam Bach flower remedy, Alva menjelaskan bahwa brendi digunakan sebagai pengawet alami. Di Inggris, Bach flower remedy tersedia dalam dua varian pengawet: brendi dan gliserol. Kandungan brendi dalam Bach flower remedy juga cukup minim, yaitu 0,007 persen dalam 1 botol 30 ml.

“Ini sangat tipis kandungan alkoholnya, apalagi saat dicampurkan ke minuman. Bisa dibilang hampir tak ada. Bahkan, mungkin lebih besar kandungan alkohol di buang pisang yang didiamkan selama tiga hari,” ujar Alva.

Selain itu, Bach flower remedy juga dijamin aman untuk ibu hamil dan menyusui. Dengan kondisi emosi yang sering kali tak stabil, Bach flower remedy bisa menenangkan ibu hamil dan ibu dengan sindrom pascapersalinan (seperti baby blues) karena bisa menyeimbangkan emosi.

7. Masih minim di Indonesia

Mengenal Bach Flower Remedy, Ampuh untuk Kesehatan Emosiilustrasi depresi dan stres mental (pexels.com/Pixabay)

Berkah di balik musibah, Alva mengatakan pandemik COVID-19 membuat masyarakat Indonesia mulai sadar akan kesehatan mental serta emosional. Hasilnya, mereka mulai mencari alternatif kesehatan mental yang ringan dan minim efek samping.

"Namun, masih minim informasi mengenai kesehatan mental, sehingga tidak jarang warga self-diagnose. Ini sangat tidak disarankan," Alva memperingatkan.

Salah satu opsi alternatif ringan nan minim efek samping tersebut adalah Bach flower remedy. Bercerita mengenai kiprah terapi di Indonesia, Alva mengatakan bahwa saat ini, terdapat 12 praktisi Bach flower remedy yang tersertifikasi. Mereka tersebar di Jakarta, Tangerang, dan Bali.

Sayangnya, di Indonesia, Bach flower remedy belum tersedia secara luas. Meski dipasarkan di toko herbal, Bach flower remedy harus di-pre order (PO) sehingga tak bisa tersedia secara langsung, kecuali atas permintaan praktisi berlisensi BFPR.

"Besar harapannya bahwa Bach flower remedy bisa diterima oleh masyarakat Indonesia," ujar Alva.

Baca Juga: Kesehatan Mental Itu Penting, 7 Pekerjaan Ini Rentan terhadap Depresi

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya