Studi: Kurang Tidur Bikin Kamu Enggan Menolong Sesama

Kurang tidur bisa bikin orang jadi jahat?

Berapakah jam tidur optimal setiap malam? Sementara tolok ukurnya berbeda mengikuti usia, orang dewasa umumnya disarankan untuk tidur tanpa gangguan selama 7 jam setiap malamnya. Sayangnya, banyak orang yang durasi tidurnya kurang dari itu entah karena menonton TV, kerja lembur, atau memiliki gangguan tidur tertentu.

Kurang tidur bisa bikin kamu bangun dalam kondisi yang tidak segar, bahkan gusar. Selain fisik, dampak kurang tidur pun nyata bagi kesehatan mental. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bagaimana kurang tidur dapat mengurangi empati seseorang terhadap sesama.

1. Kurang tidur membuat seseorang enggan menolong sesama

Studi: Kurang Tidur Bikin Kamu Enggan Menolong Sesamailustrasi susah tidur (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Dimuat dalam jurnal PLOS One pada 23 Agustus 2022, para peneliti dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, ingin mengetahui bagaimana kecukupan waktu tidur bisa memengaruhi motivasi seseorang untuk menolong orang lain. Penelitian ini terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu individu, kelompok, dan masyarakat.

Secara individu, para peneliti menggunakan kuesioner untuk menakar kerelaan partisipan menolong orang lain dalam kehidupan sehari-hari, seperti menunjukkan jalan atau membantu membawa barang bawaan. Perilaku ini dipantau selama dua hari, yang terbagi menjadi:

  • Satu hari tanpa tidur.
  • Satu hari cukup tidur.

Hasilnya pun cukup jelas. Partisipan tersebut menunjukkan penurunan motivasi menolong orang lain setelah tidak tidur seharian, dibanding kelompok yang cukup tidur. Hasil ini tetap meski telah disesuaikan dengan faktor lain seperti keawasan hingga suasana hati.

2. Teruji dalam level kelompok

Lalu, dalam percobaan kedua, para peneliti merekrut 171 partisipan berusia rata-rata 37 tahun secara online. Tujuannya pun sama, yaitu untuk melihat apakah variasi kecukupan tidur bisa memengaruhi motivasi seseorang untuk menolong sesama.

Para partisipan diminta membuat jurnal tidur selama 4 malam dan diminta mengisi kuesioner online setiap malam mengenai keinginan menolong. Hasilnya, penurunan kualitas tidur juga berkaitan dengan penurunan motivasi seseorang untuk menolong orang lain.

Menariknya, dari penelitian kelompok ini, motivasi menolong bukan datang dari jumlah durasi tidur. Jika penelitian individu memperlihatkan jam tidur penting untuk menjaga motivasi menolong, penelitian ini menunjukkan kualitas tidur lebih berdampak terhadap motivasi menolong dibanding durasi tidur.

Baca Juga: Bukan Cuma Kantuk, Ini 8 Penyakit akibat Kurang Tidur!

3. Menguji hubungan tidur dan motivasi menolong dari skala masyarakat luas

Studi: Kurang Tidur Bikin Kamu Enggan Menolong Sesamailustrasi donasi, sumbangan, dan amal (unsplash.com/Katt Yukawa)

Dalam eksperimen ketiga, para peneliti menggunakan data donasi yang dibuat oleh sebuah yayasan amal nasional online antara 2001 dan 2016. Dari data tersebut, para peneliti melihat apakah berkurangnya jam tidur saat waktu musim panas bisa memengaruhi jumlah donasi yang diberikan.

Bagi yang tidak tahu, waktu musim panas adalah praktik memajukan jarum jam 1 jam lebih cepat pada musim semi, dan memundurkan jarum jam 1 jam lebih lambat pada musim gugur. Jadi, menurut waktu musim panas, ada 23 jam sehari pada akhir musim dingin atau awal musim semi, dan 25 jam sehari pada musim gugur.

Dibanding minggu-minggu sebelum dan sesudah penyesuaian waktu musim panas, para peneliti menemukan berkurangnya jumlah donasi saat minggu-minggu transisi ke waktu musim panas. Hal ini tak terlihat dalam data negara-negara bagian yang tak mengikuti waktu musim panas, seperti Arizona dan Hawaii.

Kedua penelitian sebelumnya memantau bagaimana kurang tidur bisa menurunkan motivasi menolong orang lain. Akan tetapi, penelitian ketiga ini menunjukkan bagaimana waktu tidur yang berkurang 1 jam saja bisa menurunkan motivasi seseorang untuk jadi dermawan.

4. Penjelasan melalui pemindaian fMRI

Pada penelitian pertama, setelah pengisian kuesioner, para peneliti juga menggunakan pemindaian MRI fungsional (fMRI). Tujuannya adalah untuk melihat dampak kurang tidur terhadap daerah otak yang terlibat dalam perilaku prososial. 

Hasilnya pun mengejutkan. Para peneliti menemukan bahwa kurang tidur berdampak terhadap berkurangnya aktivitas otak yang terkait dengan kognisi sosial.

Para peneliti melihat bahwa berkurangnya motivasi perilaku menolong akibat kurang tidur terkait dengan berkurangnya aktivitas di daerah otak yang memicu kognisi sosial. Hasil penelitian tersebut makin membuktikan bahwa pengaruh kurang tidur terhadap perilaku menolong disebabkan oleh gangguan di daerah otak ini.

Studi: Kurang Tidur Bikin Kamu Enggan Menolong Sesamailustrasi tidur (pexels.com/cottonbro)

Para peneliti mencatat bahwa studi bertajuk "Sleep loss leads to the withdrawal of human helping across individuals, groups, and large-scale societies" ini adalah studi pertama yang mengaitkan tidur dan perilaku menolong. Oleh karena itu, studi selanjutnya perlu menjelaskan peran tidur dalam memicu perilaku prososial.

Salah satu peneliti dari studi tersebut, Dr. Eti Ben Simon, menekankan pentingnya studi ini terhadap analisis hubungan tidur dengan perilaku manusia. Menurutnya, dengan merawat diri sendiri (salah satunya dengan cukup tidur), maka manusia baru bisa berbuat baik terhadap sesamanya.

"Sudah saatnya masyarakat membuang pandangan bahwa tidur tidak penting atau buang-buang waktu. Jangan malu untuk meluangkan waktu tidur sesuai kebutuhan," ujar Dr. Eti seperti dilansir Medical News Today.

Baca Juga: 7 Fakta Menarik Jam Tidur, Tidurmu Sudah Cukup atau Belum?

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya