7 Mitos Kesehatan Ngawur soal Kedelai, Bikin Takut Aja!

Gak usah dipercaya lagi, ya.

Siapa yang tidak tahu kedelai? Umumnya diolah menjadi susu, tempe, tahu, oncom, hingga miso, kedelai memiliki manfaat kesehatan yang sudah teruji oleh waktu dan studi, dari menjaga kesehatan jantung hingga menurunkan kadar kolesterol.

Meski menyehatkan, manusia tidak pernah berhenti berspekulasi. Hasilnya, kedelai pun diterpa oleh berbagai isu tak enak. Inilah beberapa mitos tentang kedelai yang ngawur banget! Sudah pernah dengar?

Mitos 1: Kedelai menyebabkan kemandulan?

7 Mitos Kesehatan Ngawur soal Kedelai, Bikin Takut Aja!ilustrasi test pack yang hasilnya negatif (momlovesbest.com)

Berbicara mengenai kesuburan, kedelai memiliki kandungan estrogen nabati yang disebut fitoestrogen. Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2010 menyebutkan bahwa konsumsi kedelai tinggi bisa mengganggu fungsi rahim (lebih dari 100 miligram isoflavon kedelai per hari).

Meski begitu, sebuah studi terbaru di Eropa pada tahun 2022 membantah hubungan kemandulan dengan kedelai. Dalam studi tersebut, kedelai malah ditemukan berguna untuk kehamilan, dan lebih baik dikonsumsi sebanyak 6–40 gram per hari.

Selain itu, berbagai ahli tak mendukung klaim bahwa kedelai bisa berbahaya untuk reproduksi perempuan. Jadi, jangan jauhi kacang kedelai, ya!

Mitos 2: Protein kedelai tidak berkualitas?

Protein nabati sering kali diremehkan dibanding protein hewani. Tidak jarang, protein kedelai dituduh tak memiliki protein berkualitas tinggi, yang mengandung sembilan asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk memperbaiki jaringan sampai menyerap dan mengedarkan nutrisi dalam tubuh.

Memang, protein tempe tidak setinggi protein daging. Namun, ini bukan berarti protein kedelai bisa dianggap remeh. Malah, menurut Everyday Health, protein kedelai adalah salah satu dari sedikit protein nabati yang mengandung sembilan asam amino esensial, lo!

Mitos 3: Kedelai sebabkan kanker payudara?

7 Mitos Kesehatan Ngawur soal Kedelai, Bikin Takut Aja!ilustrasi kanker payudara (pexels.com/Anna Tarazevich)

Ungkapan "apa pun yang berlebihan tidak baik" ditempelkan ke kedelai. Akibatnya, banyak orang yang menyangka memakan banyak kedelai bisa memicu kanker payudara. Ini karena kedelai diduga memiliki senyawa yang bersifat mirip estrogen sehingga bisa memicu kanker payudara.

Padahal, berbagai studi mematahkan dugaan tersebut. Justru, kedelai menekan risiko kanker payudara. Salah satu studi di China pada tahun 2020 yang melibatkan lebih dari 300.000 perempuan menemukan bahwa tiap konsumsi 10 gram kedelai per hari, risiko kanker payudara berkurang 3 persen.

Baca Juga: 6 Kandungan Makanan Ini Bikin Cepat Hamil, Rata-rata dalam 1 Bulan

Mitos 4: Kedelai sebabkan demensia?

Mitos selanjutnya adalah konsumsi kedelai bisa menyebabkan demensia, istilah payung untuk kondisi yang memengaruhi kognitif seseorang. Dalam sebuah studi di Australia yang dimuat dalam jurnal Medical Hypotheses pada tahun 2014, kedelai dituduh meningkatkan risiko penurunan kognitif

Di satu sisi, sebuah studi gabungan AS dan Jepang yang dimuat dalam Translational Research & Clinical Interventions mencatat bahwa konsumsi kedelai malah mengurangi risiko demensia. Satu kesimpulan yang bisa diambil: tidak ada hubungan antara kedelai dengan kesehatan kognitif, dan perlu dicari tahu lebih lanjut.

Mitos 5: Kedelai bikin laki-laki jadi perempuan?

7 Mitos Kesehatan Ngawur soal Kedelai, Bikin Takut Aja!ilustrasi khawatir (unsplash.com/Simeon Jacobson)

Dalam bahasa Inggris, ada istilah ledekan "soy boy". Masih berkisar di fitoestrogen, masyarakat Barat menyangka kalau konsumsi kedelai bisa mengganggu keseimbangan hormon maskulin, sehingga laki-laki bisa memiliki payudara, mengalami penurunan massa otot, hingga disfungsi ereksi.

Padahal, ternyata tidak seperti itu. Dalam sebuah studi analisis pada 2010 yang melibatkan sembilan studi, konsumsi kedelai ternyata tak memengaruhi kadar testosteron atau produksi sperma laki-laki.

Selain studi tersebut, sebuah studi analisis melibatkan 38 studi di AS dan Inggris lainnya yang dimuat dalam jurnal Reproductive Toxicology pada 2021 menemukan bahwa baik kedelai dan kandungannya tak memengaruhi hormon laki-laki. Lagian, tak ada bukti kalau kedelai bisa mengubah penampilan fisik atau sifat maskulin laki-laki.

Mitos 6: Kedelai berbahaya untuk bayi?

Kandungan dalam susu formula kedelai membuat ibu-ibu kelabakan karena diduga bisa menghambat tumbuh kembang buah hati. Satu studi di AS pada 2018 mencatat bahwa kedelai bisa mengubah sel di organ reproduksi bayi. Lalu, studi di AS pada tahun 2019 memperingatkan isoflavon kedelai bisa menyebabkan gangguan pada kemudian hari.

Padahal, kenyataannya, susu formula kedelai tetap aman untuk bayi dan tak ada bukti pasti bahwa kedelai bisa berdampak negatif untuk si kecil. Malah, menurut sebuah studi di Italia yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Nutrition pada 2018, kedelai tidak ada hubungannya dengan gangguan tumbuh kembang seseorang.

Selain itu, pada Desember 2009, para pakar yang tergabung dalam National Toxicology Program menimbang bahaya dan keamanan susu formula kedelai untuk bayi. Keputusannya adalah karena minimnya bukti pada penelitian hewan dan manusia, susu formula kedelai ternyata tak berbahaya untuk bayi.

Bagi orang tua yang ingin susu nabati untuk bayinya, American Academy of Pediatrics  menyarankan susu formula kedelai. Susu formula kedelai juga cocok untuk bayi yang memiliki berbagai kondisi sehingga tak bisa mencerna susu konvensional, seperti galaktosemia (gangguan metabolisme galaktosa) atau defisiensi laktase turunan.

Mitos 7: Kedelai bikin tubuh gak menyerap nutrisi?

7 Mitos Kesehatan Ngawur soal Kedelai, Bikin Takut Aja!ilustrasi kedelai (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Kedelai sempat menjadi sasaran dugaan "antinutrisi". Menurut khalayak ramai, kedelai memiliki antinutrisi yang justru mencegah tubuh menyerap vitamin dan mineral. Memang, kandungan phytate, oksalat, dan lektin di kedelai bisa mengurangi absorpsi zat besi, kalsium, dan zink dalam tubuh. Meski begitu, tidak fatal, kok!

Hal ini menjadi pembahasan sebuah studi di AS yang dimuat dalam jurnal Nutrients pada 2020. Ternyata, seberapa banyak konsumsi kedelai yang bisa menghambat absorpsi nutrisi tidaklah jelas.

Selain itu, studi tersebut mencatat bahwa jika dimasak dalam suhu tinggi, oksalat dan lektin dalam kedelai bisa berkurang. Meski memang kedelai memiliki kandungan yang bisa mengganggu penyerapan mineral dan senyawa lainnya, manfaatnya lebih besar dan ada cara untuk mengakalinya.

Itulah beberapa mitos tentang kedelai dan penjelasannya. Jangan lagi tertipu dan yuk, makan kedelai yang bernutrisi!

Baca Juga: Mau Badan Berisi? Ini 19 Makanan dan Minuman yang Harus Kamu Lahap

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya