Konsep Mindfulness, Cuma Hype atau Memang Bermanfaat?

Apakah mindfulness bisa memengaruhi otak?

Konsep mindfulness sering digaungkan dalam banyak aspek. Berbagai riset memang mengatakan bahwa mindfulness bisa mengurangi risiko kecemasan, depresi, dan stres, sehingga kita jadi lebih fokus, tidur jadi lebih nyenyak, dan bisa mengendalikan diri secara lebih baik.

Bahkan, ada riset yang mengatakan bahwa menerapkan mindfulness selama hidup bisa mengubah bentuk otak menjadi lebih sempurna. Benarkah begitu? Faktanya, riset terbaru mengatakan sebaliknya.

1. Riset klaim mindfulness mengubah bentuk otak

Konsep Mindfulness, Cuma Hype atau Memang Bermanfaat?ilustrasi mindfulness (pixabay.com/Alfonso Cerezo)

Sesuai namanya, Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) adalah program yang mengutamakan konsep mindfulness untuk mengurangi stres. Diciptakan pada tahun 1979, konon, menerapkan MBSR bisa mengubah struktur otak ke arah yang lebih baik.

Salah satu studi gabungan yang dipimpin oleh Harvard Medical School 2012 menguji keampuhan MBSR terhadap struktur otak. Penelitian ini kemudian menemukan bahwa MBSR meningkatkan kepadatan hipokampus (meningkatkan daya belajar dan memori), serta mengurangi ukuran amigdala (berhubungan dengan rasa takut dan stres).

Sementara hasil studi ini menjanjikan, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Pertama, studi ini melibatkan partisipan yang minim, yaitu hanya 16 orang. Selain itu, tidak jelas pembagian antara partisipan yang menjalani MBSR dan yang tidak.

2. Temuan terbaru: MBSR tidak memengaruhi struktur otak

Berbekal hasil penelitian tersebut, para peneliti Amerika Serikat (AS) dari University of Wisconsin-Madison (UWM) juga meneliti bagaimana MBSR bisa mengubah struktur otak. Dimuat dalam jurnal Science Advances pada Mei 2022, penelitian selama 8 minggu ini merekrut 218 partisipan sehat yang tak terlatih meditasi dan terbagi menjadi:

  • Sebanyak 70 orang: Tidak menjalani program apa pun.
  • Sebanyak 75 orang: Menjalani program MBSR.
  • Sebanyak 73 orang: Menjalani program Health Enhancement Program (HEP) dari UWM yang mencakup program olahraga, terapi musik, dan program gizi.

Diteliti menggunakan MRI, penelitian bertajuk "Absence of structural brain changes from mindfulness-based stress reduction" ini menemukan bahwa dari ketiga kelompok partisipan tersebut, tidak terlihat adanya perbedaan otak yang signifikan. Meski begitu, para partisipan MBSR dan HEP mengaku merasa lebih mindful.

"Partisipan MBSR dan HEP melaporkan peningkatan mindfulness dibanding kelompok kontrol, bukti bahwa peningkatan mindfulness memiliki manfaat pada kesejahteraan diri, bukan hanya meditasi," tulis para peneliti UMW.

Baca Juga: Tetap Mindful, Intip 8 Cara Menjaga Kesejahteraan Diri Setiap Hari

3. Berapa waktu MBSR yang dibutuhkan?

Konsep Mindfulness, Cuma Hype atau Memang Bermanfaat?ilustrasi meditasi mindfulness (pexels.com/Kelvin Valerio)

Jadi, apakah konsep mindfulness hanyalah hype belaka? Banyak bukti bahwa mindfulness memiliki peran dalam meningkatkan kesehatan mental. Namun, perlu dicatat bahwa intensitas dan durasi mindfulness juga memengaruhi manfaatnya. Perlu dicatat, MBSR umumnya mengambil waktu 45 jam, selama 8 minggu.

Sebuah penelitian di Australia pada Januari 2022 silam mencari tahu tentang "dosis" meditasi terhadap kesejahteraan diri pada hampir 1.700 partisipan. Hasilnya, meditasi memang berkaitan dengan kesejahteraan diri. Akan tetapi, hubungan antara meditasi dan kesejahteraan diri terlihat lebih nyata pada sekitar 500 jam pertama.

"Sayangnya, kami tak tahu secara pasti frekuensi dan rutinitas praktik mindfulness seperti apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat," ujar salah satu peneliti dari University of Melbourne, Dr. Nicholas Van Dam.

4. Efek pada setiap orang bisa berbeda, bahkan negatif?

Jika memang ada efek pada diri, hal ini tidak bisa dipukul rata pada semua orang, dan efeknya tidak melulu positif. Sebelum menjalani program mindfulness, Dr. Nicholas menyarankan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater, terutama bila memiliki kondisi mental tertentu.

Hal ini kemudian dibuktikan dalam sebuah penelitian terbaru pada tahun 2022 yang dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology. Menenangkan emosi negatif, penelitian tersebut menemukan hal ini justru membuat seseorang tidak merasa bersalah dan tak akan meminta maaf bila salah.

5. Mindfulness diklaim bisa mengubah otak, apakah ini praktik marketing terselubung?

Konsep Mindfulness, Cuma Hype atau Memang Bermanfaat?ilustrasi otak manusia (pixabay.com/TheDigitalArtist)

Klaim mindfulness bisa membuat perubahan pada otak memang terkesan lebai, tetapi praktik ini memang membawa manfaat untuk orang-orang yang melakukannya. Salah satu penelitian pada tahun 2021 di UMW menemukan bahwa praktik mindfulness membantu meringankan kecemasan, depresi, hingga rasa sakit kronis.

"Klaim perubahan otak sering digunakan untuk pemasaran, tetapi banyak orang ingin perubahan perilaku, seperti berkurangnya stres, kontrol emosi yang lebih baik, atau berkurangnya tekanan psikologis," ujar Dr. Nicholas dilansir Sydney Morning Herald.

Jadi bagaimana dengan perubahan otak? Kemungkinan besar, banyak orang tidak memikirkan hal tersebut saat melakukan praktik mindfulness. Yang terpenting adalah bagaimana perasaanmu setelah melakukannya. Jika merasa lebih baik dalam jangka panjang, kenapa tidak?

Baca Juga: 8 Manfaat Berdiam Diri untuk Kesehatan Fisik dan Mental

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya