10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!

Lebih baik jangan paksakan diri kalau sudah lelah...

Sesuai namanya, multitasking adalah kemampuan untuk mengerjakan lebih dari satu aktivitas pada waktu bersamaan. Sebenarnya, yang kerap dilakukan adalah mengerjakan banyak pekerjaan namun berpindah-pindah, yang disebut task-switching. Namun, istilah tersebut langsung disamakan dengan multitasking.

Dengan teknologi yang selalu berada di genggaman tangan, kita bisa melakukan berbagai aktivitas seperti membalas pesan, main gim, hingga menonton video sambil melakukan hal lain seperti berinteraksi dengan lain atau sambil makan.

Pada zaman yang serba cepat ini, keahlian multitasking amat dibutuhkan. Malah, kemampuan ini dianggap sebagai salah satu nilai plus. Tak hanya produktif, kebanyakan orang menganggap kalau multitasking adalah tanda kejeniusan.

Berita buruknya, riset justru berkata lain. Multitasking bisa berbahaya untuk jiwa dan ragamu, lo! Apa saja bahayanya? Buat para multitasker, simak baik-baik dan pertimbangkan ulang untuk terus melanjutkan kebiasaan ini.

1. Multitasking bisa mengaburkan emosi dan daya pikirmu

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi multitasking (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut penelitian gabungan dari Singapura dan Britania Raya tahun 2014 berjudul "Higher Media Multi-Tasking Activity Is Associated with Smaller Gray-Matter Density in the Anterior Cingulate Cortex" dalam jurnal PLOS One tahun 2014, disebutkan kalau para multitasker memiliki kepadatan materi abu-abu yang lebih kecil di anterior cingulate cortex (ACC), bagian otak yang mengatur emosi dan fungsi kognitif.

Riset tersebut menyebut bahwa individu yang terlibat dalam lebih banyak aktivitas multitasking media memiliki volume materi abu-abu yang lebih kecil pada bagian ACC. Hal ini juga mungkin bisa menjelaskan kinerja kontrol kognitif yang buruk dan mengakibatkan sosio-emosional negatif.

2. Ada ancaman cepat pikun dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi pelupa (freepik.com/user18526052)

Pada tahun 2016, para peneliti Amerika Serikat (AS) dari Stanford University menyatakan dalam riset bahwa para multitasker dapat kehilangan daya ingat mereka secara pesat. Ini karena manusia dikatakan memiliki dua jenis memori:

  • Memori kerja atau working memory: Kemampuan untuk mengingat hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan.
  • Memori jangka panjang atau long-term memory: Kemampuan untuk menyimpan dan mengingat informasi dalam jangka waktu panjang.

Para peneliti mencatat bahwa multitasker dengan ruang lingkup perhatian yang lebih luas menunjukkan kinerja memori kerja yang lemah, berbanding lurus dengan lemahnya kinerja memori jangka panjang.

3. Multitasking terus, perhatian sering teralihkan

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi multitasking (pexels.com/Ono Kosuki)

Setelah menguji kinerja multitasking selama seminggu, penelitian gabungan tahun 2016 oleh peneliti Finlandia, AS, dan Swedia yang diterbitkan dalam jurnal NeuroImage tahun 2016 menyatakan bahwa makin sering multitasking, makin mudah seseorang teralihkan perhatiannya.

Saat dites dengan adanya rangsangan pengalihan perhatian saat mengerjakan tugas, multitasker lebih sering teralihkan perhatiannya. Dengan kata lain, hasil menunjukkan bahwa para multitasker tidak dapat membedakan mana interupsi yang penting dan mana yang tidak, sehingga dapat mengganggu produktivitas.

4. Multitasking dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi multitasking saat mengemudi (pexels.com/D'Vaughn Bell)

Kamu sering main HP sambil jalan? Jangan lagi, ya! Meskipun ada hal yang harus kamu tangani di HP (entah urusan pekerjaan atau pribadi), kamu bisa berhenti sebentar atau tunggu sampai kamu sampai tempat tujuan. Kenapa?

Situs Health mewawancarai 1.400 pejalan kaki di New York, AS, yang pernah tertabrak mobil. Hasilnya, satu dari lima remaja (20 persen) mengaku tertabrak karena berjalan sambil bermain HP dan tidak memperhatikan lampu pejalan kaki.

Lebih parah lagi, mengemudi sambil bermain HP lebih berbahaya dari menyetir dalam keadaan mabuk! Kalau main HP sambil jalan saja bisa terbentur tembok, apalagi sambil mengemudikan mobil? Bisa membahayakan dirimu dan orang lain!

5. Para mahasiswa, multitasking malah membuat IPK turun

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi IPK jeblok (scholarlyoa.com)

Pernah menonton film, lalu di sebelahmu ada yang asyik mengetik di HP-nya? Pastinya, kamu terganggu, kan? Itu membuktikan kalau makin kamu multitasking, maka ini makin memengaruhi ruang lingkup perhatianmu. Prinsip yang sama ternyata berlaku di kelas.

Sebuah studi terhadap para mahasiswa di Kanada dalam jurnal Computers & Education tahun 2013 menyatakan bahwa mahasiswa yang menggunakan laptop di kelas malah mendapatkan nilai yang lebih rendah. Lebih parahnya lagi, teman-teman yang di sekitarnya pun ikut terkena dampaknya!

Baca Juga: Sehat atau Tidak, 5 Fakta dan Dampak Kesehatan Minum Diet Soda

6. Orang yang multitasking lebih mudah tersandung dan patah tulang

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi berjalan sambil main HP (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Peneliti Swedia menguji cara berjalan 1.390 partisipan laki-laki dan perempuan usia 70 tahun dengan kecepatan normal, tinggi, dan saat diberi satu tugas saat berjalan. Hasilnya, 148 peserta (88 perempuan, 60 laki-laki) terjungkal karena gaya berjalannya berubah saat melakukan satu tugas sambil berjalan.

Diterbitkan dalam Journal of the American Medical Directors Association tahun 2016, peningkatan risiko jatuh ini dikaitkan dengan peningkatan variasi pola berjalan selama melakukan tugas ganda, dan dapat berkontribusi pada risiko patah tulang yang lebih besar pada perempuan dibanding laki-laki.

Sekitar 90 persen kerusakan tulang pada usia tua disebabkan karena terjatuh, dan penyebabnya adalah pola berjalan yang berantakan ketika perhatianmu teralihkan saat berjalan. Kalau sedang berjalan, cukup perhatikan jalan baik-baik agar tidak jatuh dan melukai diri sendiri.

7. Putus cinta menunggu para multitasker

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi masalah dalam hubungan (thenest.com)

Saat makan malam dengan si pasangan, tiba-tiba ada telepon atau pesan di HP? Kamu punya pilihan, angkat atau biarkan. Terlambat, pasangan terlanjur kesal! Terlalu sering melibatkan HP saat waktu berdua dengan pasangan berpotensi menjadi "orang ketiga" dalam keretakan hubungan.

Menurut riset dari Brigham Young University, AS, terhadap 143 pasangan, melibatkan teknologi saat kamu sedang bersama pasangan dapat membuat hubungan renggang dan mengikis fondasi kepercayaan yang selama ini telah dibangun. Hasilnya, lebih banyak konflik dan kepuasan antarpasangan pun menurun.

Dengan mengizinkan teknologi menginterupsi waktu berduaan dengan pasangan, walaupun tidak sengaja atau sebentar saja, individu tersebut dianggap mengutamakan teknologi daripada pasangan, sehingga mengarah pada konflik dan hasil negatif dalam kehidupan pribadi dan hubungan, papar riset yang diterbitkan dalam jurnal Psycnet American Psychological Association tahun 2016 tersebut.

8. Multitasking bikin pikiran mumet

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi pikiran mumet (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Saat mahasiswa dikejar skripsi, tidak jarang mereka terpaksa mengaktifkan mode multitasking tahap berat, sampai dua kali lebih berarti dibandingkan karyawan biasa! Meskipun mendongkrak produktivitas mereka, di satu sisi, multitasking memberikan beban ekstra pada psikologi mereka.

Hal tersebut dipaparkan peneliti dari University of California, AS, pada tahun 2014, setelah memonitor kegiatan 48 mahasiswa dengan gawai mereka selama seminggu. Ternyata, makin banyak waktu yang dihabiskan dengan gawai, makin besar stres yang dipikul.

Jika itu adalah kamu, baiknya istirahat sejenak. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa aktivitas komputer berpengaruh pada tingkat stres. Sesekali tak apa melihat video lucu atau berselancar di media sosial untuk melepas penat. Namun, kalau bisa, beristirahatlah dari segala kesibukanmu.

9. Multitasker lebih dekat dengan depresi

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!Ilustrasi orang yang depresi (unsplash.com/Adrian Swancar)

Menurut peneliti di Michigan State University, AS, tahun 2013, multitasking dapat membuat seseorang terperosok dalam jurang depresi. Terlepas dari medianya, multitasking yang dilakukan terus-menerus, meskipun sudah dibatasi sekalipun, dapat membuat seseorang mengembangkan gejala depresi hingga kegelisahan sosial.

Dimuat dalam jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, dikatakan kalau terdapat hubungan unik antara multitasking media dan disfungsi psiko-sosial yang menunjukkan bahwa tren multitasking yang berkembang dapat mewakili faktor risiko unik untuk masalah kesehatan mental yang terkait dengan suasana hati dan kecemasan.

10. Bukannya produktif, multitasking bikin produktivitas jalan di tempat

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi stres bekerja (pexels.com/energepic.com)

Dari tadi, multitasking dikaitkan dengan produktivitas yang menanjak. Apakah betul begitu? Stoney Brooks, peneliti dari Middle Tennessee State University, AS, pada tahun 2015 berkata lain, yaitu "tergantung dari multitasking-nya dengan kegiatan apa". Kalau sambil main media sosial? Ya, tidak bisa.

Saat diberikan tugas dan diukur pemakaian media sosialnya, Brooks menemukan bahwa selain produktivitas yang menurun dan pemakaian media sosial yang meninggi, para multitasker malah peningkatan tingkat stres dan penurunan tingkat kebahagiaan.

10 Dampak Multitasking pada Tubuh dan Pikiran, Gak Disarankan!ilustrasi multitasking (theconversation.com)

Pada dasarnya, perilaku multitasking ditunjukkan oleh sistem teknologi yang bisa mengerjakan beberapa perintah sekaligus. Kalau gawai diforsir saja bisa overheating hingga rusak, bagaimana dengan manusia? Kalaupun akibatnya tidak terlihat sekarang, jika terus ditumpuk, maka bisa berpengaruh besar pada kesehatan.

Itulah konsekuensi yang menunggu tubuh dan jiwa orang-orang yang sering mempraktikkan multitasking. Sebaiknya atur jadwal aktivitas mana yang kamu harus prioritaskan. Mengerjakan semuanya sekaligus hanya akan bikin repot. Fokus kerjakan satu hal lalu pindah ke hal lainnya setelah selesai.

Ingat, sepenting-pentingnya aktivitas tersebut, kesehatan tubuh dan jiwamu jauh lebih penting. Kalau kesehatan tidak dijaga, kamu juga yang repot. Jadi, jangan terlalu sering multitasking lagi, ya!

Baca Juga: 8 Dampak Serius Kebiasaan Menggigit Kuku, Jangan Dibiasakan

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya