Apa Itu Tren Hair Cracking untuk Meredakan Sakit Kepala?

Apakah ampuh untuk mengatasi sakit kepala atau malah bahaya?

Ada banyak sekali jenis konten media sosial. Mulai dari reviu, tips makeup, mukbang, cerita horor, hingga berbagai tips dan tren seputar kesehatan. Tren hair cracking sempat ramai di media sosial dan tidak sedikit orang yang penasaran untuk mencobanya.

Hair cracking atau scalp popping viral di TikTok dan ini membuat banyak orang tertarik, bingung, dan sedikit khawatir. Ini merupakan teknik yang disebut-sebut dapat meredakan sakit kepala dan ketegangan.

Lantas, apakah teknik ini seampuh klaimnya atau justru berisiko? Simak ulasannya di bawah ini.

1. Apa itu hair cracking?

Hair cracking melibatkan menggenggam beberapa helai rambut dekat kulit kepala. Selanjutnya, kamu membelitkan rambut di jemari dan menariknya dengan kencang menjauh dari kepala. Ini bisa dilakukan sendiri atau bantuan orang lain.

Apabila melakukannya dengan tekanan yang tepat, kamu mungkin akan mendengar suara seperti letupan (popping atau cracking).

Dilansir Style Craze, konsep hair cracking ini tidak sepenuhnya baru. Makalah penelitian dalam Medical Anthropology Quarterly tahun 2014 membahas mengenai "chucaque", sakit kepala spesifik yang lazim di Andes Peru.

Penduduk setempat percaya bahwa sakit kepala disebabkan oleh paparan langsung sinar matahari yang begitu terik atau stres akibat peristiwa traumatis. Menariknya, teknik pijat kepala untuk mengurangi rasa sakit juga disebut chucaque atau chukake, dan mengikuti langkah-langkah yang sama seperti tren hair cracking.

Teknik juga dipraktikkan di berbagai salon kecantikan Asia. Banyak orang yang mengklaim bahwa ini merupakan teknik pijat kepala Asia atau Turki yang dapat membantu meredakan migrain dan mengusir energi negatif.

2. Asal suara yang dihasilkan hair cracking

Apa Itu Tren Hair Cracking untuk Meredakan Sakit Kepala?ilustrasi hair cracking (pexels.com/David Garrison)

Dilansir You Probably Need a Haircut, para peneliti belum mengetahui pasti asal suara dari scalp popping. Ini karena teknik belum belum banyak dipelajari atau diteliti. Namun, kemungkinan ini ada hubungannya dengan pemisahan jaringan ikat di bawah kulit kepala, termasuk pembuluh darah, kapiler, dan lapisan fasia tipis yang memisahkan tengkorak dan kulit kepala.

Saat kulit kepala terangkat dengan menarik rambut, lapisan ini ditarik ke atas dan menjauhi tengkorak. Jika gerakannya cepat dan ditargetkan ke bagian kecil kulit kepala suara "pop" akan terdengar saat lapisan-lapisan tersebut terpisah dan terbentuklah "vakum isap", layaknya menarik cup isap plastik yang ditempelkan ke dinding kamar mandi.

Baca Juga: 10 Cara Mengatasi Sakit Kepala secara Alami Tanpa Harus Minum Obat

3. Apakah teknik ini aman untuk dicoba?

Keamanan dalam melakukan teknik ini tergantung pada siapa yang melakukannya. Hair cracking bukanlah praktik medis yang diakui, dan tidak ada penelitian ekstensif tentang keamanan dan kemanjurannya.

Terlepas dari itu, memang terdapat penggunaan yang luas di beberapa wilayah dan buaya. Mengutip Style Craze, tukang cukur di Turki dan India menawarkan hair cracking setelah potong rambut. Ini juga umum dilakukan di rumah tangga Peru dan Meksiko. Di tempat-tempat tersebut, hair cracking merupakan terapi alternatif untuk mengobati sakit kepala tipe tegang dan migrain. Jika dilakukan dengan benar, hair cracking mungkin memiliki beberapa efek positif.

Akan tetapi, seperti tren yang viral di media sosial, banyak orang yang mencoba teknik ini dan berakhir dengan kebotakan atau pitak. Ini dapat merusak dan merobek kulit dan jaringan ikat yang menghubungkan kulit kepala dan tengkorak. Kulit kepala juga mengandung pembuluh darah dan ujung saraf, yang mungkin rusak selama proses tersebut.

Itulah sebabnya ahli kiropraktik dan terapis pijat sangat menyarankan bahwa perawatan harus diserahkan sepenuhnya kepada ahli yang terlatih. Jika ingin meredakan ketegangan dan sakit kepala, yang terbaik adalah mencoba pijat kepala di rumah daripada mencoba hair cracking.

Kesalahan dalam melakukan teknik ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan kulit kepala dan kerontokan rambut. Jadi, itu harus dilakukan oleh para profesional terlatih. Namun, banyak ahli yang tidak merekomendasikan hair cracking. Mereka lebih menyarankan untuk memijat kulit kepala dengan gerakan melingkar atau pergi ke tempat terapis pijat profesional untuk meredakan sakit kepala.

Selain itu, sakit kepala juga bisa diatasi dengan mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas seperti ibuprofen dan asetaminofen. Jika sakit kepala tak kunjung hilang atau parah, sebaiknya temui dokter.

4. Potensi bahaya dari hair cracking

Apa Itu Tren Hair Cracking untuk Meredakan Sakit Kepala?ilustrasi nyeri leher (pexels.com/Kindel Media)

Selain tidak terbukti efektif secara ilmiah, hair cracking bisa menimbulkan efek samping yang tidak nyaman, bahkan bisa berbahaya. Dirangkum dari Healthline dan You Probably Need a Haircut, potensi efek sampingnya antara lain:

  • Rambut patah, kerusakan rambut, atau rambut rontok.
  • Peradangan atau kemerahan pada kulit kepala.
  • Robekan kulit yang dapat menyebabkan infeksi.
  • Folikulitis.
  • Robekan pada jaringan ikat di kulit kepala.
  • Bisa menyebabkan ketegangan pada leher.
  • Dapat menyebabkan hematoma subgaleal, yaitu genangan darah yang terbentuk di bawah kulit kepala.

5. Cara mengatasi sakit kepala yang lebih aman

Daripada mencoba hair cracking, lebih baik atasi sakit kepala dengan cara yang lebih aman. Ini meliputi:

  • Menggunakan minyak esensial peppermint. Studi dalam jurnal American Family Physician tahun 2007, penggunaan minyak peppermint secara topikal mungkin efektif dalam meredakan sakit kepala tipe tegang. Campurkan dengan beberapa tetes minyak carrier seperti minyak kelapa, lalu aplikasikan campuran tersebut dengan mengoleskannya ke bagian samping kepala.
  • Olahraga. Gerak tubuh aktif dapat membuatmu merasa lebih baik. Tak perlu olahraga berat, kamu bisa melakukan kardio ringan seperti jalan kaki. Untuk meredakan ketegangan otot dan melancarkan aliran darah, coba yoga.
  • Kafein. Ya, kafein, seperti yang terkandung dalam kopi, teh, dan cokelat dan membantu meredakan sakit kepala. Rasa sakit akibat sakit kepala disebabkan oleh pelebaran, atau pembesaran, pembuluh darah. Kafein dapat membantu meredakan rasa sakit karena sifat vasokonstriksinya, yang berarti menyebabkan pembuluh darah menyempit. Faktanya, kafein adalah bahan aktif utama dalam dalam beberapa obat migrain. Meski demikian, tetapi batasi asupannya, ya.
  • Tidur sejenak. Tidur nyenyak yang cukup adalah salah satu kunci gaya hidup sehat, dan tidur siang dapat membantu memerangi sakit kepala yang mengganggu. Cobalah tidur siang maksimal 20 menit. 
  • Mengaplikasikan kompres dingin atau panas. Kompres panas, seperti koyo atau mandi air hangat dapat membantu meredakan ketegangan otot. Kompres dingin, seperti ice pack atau es batu dibungkus kain bersih, dapat memiliki efek mati rasa. Kamu bisa mencoba keduanya selama 10 menit hingga merasa lebih baik.

Teknik hair cracking tidak direkomendasikan untuk meredakan sakit kepala dan tidak ada bukti ilmiah yang dapat membuktikan efektivitasnya. Malah, bila melakukannya dengan salah, teknik ini dapat mendatangkan efek samping yang berpotensi bahaya.

Apabila mengalami sakit kepala, kamu bisa mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas atau melakukan tips di atas. Namun, jika sakit kepala berlangsung terus-menerus, makin parah, atau disertai gejala tak biasa lainnya, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Baca Juga: Sakit Kepala Setelah Berhubungan Seks, Normalkah Ini?

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya