7 Rekomendasi Makanan dan Minuman bagi Pasien Gangguan Bipolar

Makanan dan minuman ini bisa bantu mood tetap stabil

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati. Orang dengan bipolar bisa merasa sangat bahagia kemudian menjadi sangat sedih. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2017, sekitar 45 juta orang di seluruh dunia memiliki gangguan bipolar.

Terdapat dua fase dalam gangguan bipolar, yaitu fase mania dan fase depresi. Pada periode mania, pengidap gangguan bipolar akan terlihat sangat bersemangat, sementara saat periode depresi, pengidapnya akan terlihat sedih dan lesu.

Menurut American Psychiatric Association, fase mania dan depresi dapat mengganggu hubungan pribadi dan profesional dan membatasi kegiatan sehari-hari. Tidak ada obat untuk gangguan bipolar. Namun, melalui terapi perilaku dan kombinasi tepat dari penstabil suasana hati serta obat-obatan lainnya, kebanyakan pasien bisa hidup normal, produktif, dan mampu mengendalikan penyakitnya.

Selain itu, perawatan juga bisa dimaksimalkan dengan asupan makanan dan minuman tertentu untuk membantu meringankan gejala. Inilah rekomendasi makanan dan minuman bagi pasien gangguan bipolar. Simak, ya!

1. Buah sitrus dan sayuran berdaun hijau

Dilansir Medical News Today, asam folat (vitamin B9) bertindak sebagai agen pendukung untuk perkembangan dan fungsi otak. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan kadar folat yang rendah lebih mungkin mengalami depresi. Mereka mungkin juga tidak merespons pengobatan antidepresan sebaik orang dengan kadar folat yang cukup.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), peningkatan asupan asam folat dapat mengurangi gejala depresi dan meningkatkan suasana hati serta kesejahteraan secara keseluruhan.

Beberapa makanan yang kaya akan asam folat antara lain:

  • Buah sitrus, seperti jeruk dan lemon.
  • Bayam.
  • Sawi hijau.
  • Kubis Brussel.
  • Asparagus.
  • Hati sapi.
  • Tepung jagung yang difortifikasi.
  • Tepung yang difortifikasi.
  • Sereal yang difortifikasi.
  • Roti, nasi, dan pasta yang difortifikasi.

2. Asam lemak omega-3

7 Rekomendasi Makanan dan Minuman bagi Pasien Gangguan Bipolarilustrasi ikan salmon (pixabay.com/picjumbo_com)

Asam lemak omega-3 asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA) memainkan peran penting dalam otak. Mereka adalah bagian penting dari sel saraf dan membantu memfasilitasi persinyalan di antara sel-sel tersebut.

Para peneliti terus mempelajari apakah omega-3 dapat membantu mengobati depresi, gangguan bipolar, dan kondisi kesehatan mental lainnya. 

Sejauh ini, hasil suplemen omega-3 untuk gangguan bipolar belum konklusif. Menambahkan omega-3 dalam pengobatan penstabil suasana hati tampaknya membantu gejala depresi, meskipun tidak banyak berpengaruh pada fase mania.

Karena omega-3 sehat untuk otak dan jantung secara umum, maka mereka layak dimasukkan ke dalam pola makan harian. Sumber makanan yang kaya akan omega-3 antara lain:

  • Ikan kembung.
  • Ikan salmon.
  • Ikan makerel.
  • Ikan tuna.
  • Biji rami dan minyaknya.
  • Telur.

3. Probiotik

Meskipun secara teknis bukan makanan, probiotik yang merupakan mikroorganisme hidup ini ditemukan dalam berbagai bahan dan dapat membantu mengurangi inflamasi atau peradangan, berdasarkan studi dalam jurnal Nutrients tahun 2017.

Selain itu, menurut sebuah penelitian dalam jurnal Bipolar Disorders tahun 2018, orang dengan gangguan bipolar yang menerima probiotik mengalami penurunan gejala mania dan tingkat rawat inap yang lebih rendah.

Beberapa sumber probiotik di antaranya yoghurt, kefir, miso, tempe, dan sauerkraut.

4. Daging ayam

7 Rekomendasi Makanan dan Minuman bagi Pasien Gangguan Bipolarilustrasi daging ayam (unsplash.com/Sam Moghadam Khamseh)

Dilansir Psych Central, daging ayam dikemas dengan dua senyawa yang diyakini dapat membantu gejala gangguan bipolar. Pertama adalah triptofan, asam amino yang memproduksi serotonin, zat kimia peningkat suasana hati yang kurang dimiliki oleh banyak orang dengan gangguan bipolar, berdasarkan penelitian dalam jurnal Scientific Reports tahun 2018.

Menurut penelitian dalam jurnal Journal of Clinical Psychopharmacology tahun 2018, daging ayam juga merupakan sumber baik CoQ10, antioksidan alami yang tidak hanya membantu melindungi dari kerusakan akibat radikal bebas, tetapi juga membantu mengurangi depresi terkait gangguan bipolar.

Baca Juga: Pengaruh Gangguan Bipolar terhadap Kehidupan Seks

5. Dark chocolate

Penelitian menunjukkan bahwa dark chocolate bertindak sebagai pengatur suasana hati, meningkatkan kesehatan mental seseorang dan mengurangi gejala depresi, mengutip Medical News Today.

Studi tahun 2019 terhadap 13.626 orang dewasa menemukan bahwa orang yang makan dark chocolate dalam dua periode 24 jam memiliki peluang lebih rendah untuk melaporkan gejala depresi yang relevan secara klinis daripada mereka yang tidak memakannya.

Ini karena adanya kandungan psikoaktif dalam cokelat yang menghasilkan perasaan euforia. Dark chocolate juga mengandung neuromodulator yang dapat mengatur suasana hati.

Studi dalam jurnal Frontiers in Nutrition tahun 2017 menyebut bahwa dark chocolate mengandung senyawa flavanol. Ini adalah zat nabati dengan sifat antiinflamasi dan antioksidan, yang membantu meningkatkan dan melestarikan fungsi otak.

Sementara cokelat mungkin tidak banyak membantu mania dan depresi, tetapi cokelat dapat membantu meringankan gejala saat dikonsumsi bersama makanan pengatur suasana hati lainnya.

6. Teh herbal

7 Rekomendasi Makanan dan Minuman bagi Pasien Gangguan Bipolarilustrasi teh herbal (pexels.com/Mareefe)

Dilansir Healthline, kamomil telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk sakit perut, kecemasan, dan insomnia. Penelitian awal dalam jurnal Alternative Therapies in Health and Medicine tahun 2013 menemukan bahwa ekstrak kamomil juga dapat membantu meredakan depresi dan kecemasan.

Walaupun belum terbukti, tetapi bila kamu merasa menyesap sesuatu yang hangat dapat menenangkan pikiran, tidak ada salahnya untuk menyeduh teh kamomil.

7. Kacang-kacangan

Almon, kacang mete, dan kacang tanah mengandung magnesium yang tinggi. Selain penelitian yang menunjukkan efek positifnya pada fase mania, magnesium membantu menenangkan sistem saraf yang terlalu aktif dan berperan dalam mengatur respons stres tubuh dengan menjaga kadar kortisol tetap terkendali.

Kekurangan magnesium dalam tubuh dapat memengaruhi tingkat stres seseorang. Rekomendasi asupannya adalah 400–420 miligram (mg) untuk laki-laki dewasa dan 310–320 mg untuk perempuan dewasa.

Makanan dan minuman yang perlu dihindari

7 Rekomendasi Makanan dan Minuman bagi Pasien Gangguan Bipolarilustrasi makanan manis (unsplash.com/Denny Müller)

Beberapa makanan mengandung nutrisi atau senyawa yang dapat menyebabkan episode mania atau memperburuk gejala depresi. Makanan ini juga dapat memperburuk masalah kesehatan lainnya, seperti insomnia dan kecemasan.

Orang dengan mania atau depresi harus mengurangi atau menghindari konsumsi:

  • Alkohol, yang merupakan zat depresan dan dehidrasi.
  • Karbohidrat olahan dan gula, karena menyebabkan lonjakan kadar gula darah, yang dapat meningkatkan kecemasan.
  • Kafein, yang merupakan stimulan yang dapat menyebabkan episode mania.

Banyak dari makanan ini meningkatkan berat badan, dan menurut penelitian, obesitas membuat pengobatan untuk mania dan depresi kurang efektif.

Makanan dan minuman tertentu mungkin membantu meredakan gejala fase mania dan depresi pada pasien dengan gangguan bipolar, tetapi ini tidak dapat menggantikan rencana perawatan yang dari dokter.

Jangan membuat perubahan apa pun pada terapi reguler tanpa berbicara dengan dokter terlebih dahulu. Sebagai gantinya, pertimbangkan untuk menambahkan makanan penstabil suasana hati ke dalam pola makan sehari-hari untuk melengkapi strategi perawatan. Konsultasikan kepada dokter tentang makanan apa pun yang harus dihindari yang dapat berinteraksi dengan obat-obatan yang dikonsumsi.

Baca Juga: Mengenal Euthymia, Episode Mood Stabil pada Pengidap Gangguan Bipolar

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya