Jangan Salah, 10 Cara Self Healing Ini Bisa jadi Boomerang

2. Memikirkannya

ilustrasi seseorang yang tengah merenungkan sesuatu (Pexels.com/RonLach)

Pastinya kamu pernah memikirkan kesalahan atau momen buruk yang baru kamu alami. Kamu berusaha bertanya-tanya, kenapa begini? Seandainya begini. Atau sampai membayangkan punya kekuatan untuk membalikkan waktu.

Kebiasaan seperti ini akan mengarah pada kebiasaan sabotase yang oleh para psikolog disebut ruminating —atau secara kompulsif memikirkan sesuatu.

Semua perilaku ini dapat memperpanjang efek stres psikologis, menurut penelitian 2018 yang diterbitkan dalam Anxiety, Stress, and Coping. Jika kamu tidak dapat dengan mudah melepaskan diri dari stres secara mental atau mematikan pikiran yang merugikan diri sendiri di kepalamu, alihkan perhatianmu dengan latihan fisik atau musik yang ceria. Memanfaatkan gangguan dapat sangat membantu dalam jangka pendek, tetapi yang terbaik adalah jika terus menjadi masalah untuk mempertimbangkan terapi juga.

3. Mengabaikannya

ilustrasi seseorang tengah memberikan tanda "cemen" (Pexels.com/WoodysmMedia)

Beberapa orang mungkin beda dalam hal menangani sumber stres. Ada yang berusaha memikirkan solusi hingga ada yang malah mengabaikan. Padahal mengabaikan sepenuhnya apa pun yang membuat kamu stres juga bukan solusi terbaik.

Mencoba untuk menghilangkannya dari pikiranmu tidak akan membuat stres hilang. Sebaliknya, hanya akan memperburuk stres. Biarkan dirimu menghadapi masalah, tidak peduli betapa tidak nyamannya itu, dan kembangkan rencana tindakan untuk menemukan solusi. Jika itu masih tampak seperti masalah yang terlalu besar, mintalah bantuan seseorang yang kamu percayai.

4. Menceritakan ke teman yang salah

ilustrasi berdiskusi (Pexels.com/cottonbro)

Ketika kamu mendiskusikan masalah yang kamu alami, kamu dapat mengalami konsekuensi negatif, terutama jika percakapan menjadi gosip, mengarah pada persaingan, dan melibatkan pihak ketiga, menurut penelitian 2019 yang diterbitkan dalam Frontiers of Psychology .

Sebaliknya, para ahli merekomendasikan untuk membicarakan masalah sekali, lalu mengalihkan fokusmu ke solusi yang memungkinkan.

5. Selalu merasa sendiri

ilustrasi seseorang tengah mereka pesan suara (Pexels.com/TonySchnagl)

Baca Juga: Hati-Hati, 5 Sikap Ini Justru Bisa Jadi Boomerang Untuk Diri Sendiri Lho!

Meskipun kamu hanya ingin menghindari hubungan yang membuat stres, mengasingkan diri juga dapat memiliki konsekuensi negatif. Karena sederhananya kita manusia adalah makhluk sosial dan tetap terhubung dengan orang lain sangat penting.

Itulah mengapa sangat penting untuk menjangkau teman-teman atau keluarga atau orang-orang yang paling mendukung kamu dan kamu sayangi melalui telepon, SMS, Zoom, email, atau teknologi apa pun yang cocok untuk kamu, dapat menenangkan. Apalagi di masa pandemi ini.

6. Multitasking

ilustrasi seseorang kurang bersemangat (Pxels.com/AndreaPiacquadio)

Karena ingin segera menyelesaikan apa yang membuat kamu stres, ujungnya kamu melakukan yang namanya multitasking. Padahal mencoba melakukan terlalu banyak hal sekaligus dapat meningkatkan tingkat stres dan membuat otak kamu melambat. Padahal kebanyakan orang jauh lebih baik dalam melakukan satu hal pada satu waktu, menurut laporan tahun 2019 di jurnal medis Cerebrum.

Lebih baik dan lebih sedikit stres untuk fokus dan menyelesaikan pekerjaan dengan benar.

7. Tidur sepuasnya

ilustrasi tidur nyenyak (Pexels.com/JohnMarkSmith)

Sebagian besar dari kita memang dapat lebih tenang atau bahkan tidur adalah solusi untuk meminimalisir stres yang ada, tetapi menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat tidur dapat membuat kamu lesu dan memperlambat metabolisme, dan bahkan meningkatkan risiko demensia, menurut National Sleep Foundation.

Kebanyakan orang membutuhkan antara tujuh hingga sembilan jam semalam, tetapi kamu mungkin perlu lebih banyak atau lebih sedikit tidur untuk mengendalikan stres dan merasakan yang terbaik.

8. Makan makanan yang instan

ilustrasi makan dengan lahap (pexels.com/TimSamuel)

Mengkonsumsi burger atau makan keripik sepuasnya bukanlah cara yang sehat untuk memerangi stres, tetapi banyak dari kita terus melakukannya, bertujuan untuk meningkatkan mood atau energi.

Tetapi ketika kamu makan makanan seperti itu dengan kondisi hormon stres yang lagi mengamuk, bahan kimia ini sebenarnya dapat merusak pencernaan. Sayangnya, kalori yang kamu makan saat itu lebih cenderung disimpan sebagai lemak daripada digunakan untuk energi.

9. Minum alkohol

ilustrasi seseorang tengah mengkonsumsi alkohol (Pexels.com/AneteLusina)

Menurut National Institute on Alcohol Abuse and Alcoholism, pria dan wanita yang melaporkan tingkat stres yang tinggi cenderung minum lebih banyak, dan pria lebih cenderung beralih ke alkohol untuk menghilangkan stres daripada wanita.

Selain itu, minum berat seorang peminum berat kemungkinan akan mengalami lebih banyak kecemasan atas situasi stres daripada seseorang yang minum dalam jumlah sedang. Dan minum membuat pengobatan hal-hal seperti kecemasan dan depresi menjadi lebih sulit.

10. Menghabiskan waktu di sosial media

ilustrasi seseorang menerima pesan dari kejahatan digital (Pexels.com/Teona)

Penelitian di American Journal of Health Behavior menemukan bahwa hubungan antara penggunaan media sosial dan stres mungkin lebih bersifat pribadi; dengan kata lain, suasana hati dapat memengaruhi perasaan tentang apa yang kamu lihat daripada konten itu sendiri. Jadinya, saat ada konten kamu akan memberikan reaksi yang berbeda dari orang-orang yang juga melihat konten tersebut.

Jadi berhati-hatilah untuk tidak bersosialisasi saat kamu merasa sedih. Dan jika teman-teman online kamu cenderung berbagi berita yang menggembirakan dan menggembirakan, memeriksa feed juga dapat membantu meningkatkan suasana hati. Namun berbeda jika yang kamu dapati adalah mereka yang toksik. Lebih baik skip saja.

Baca Juga: Bukan Pecahin Barang, 10 Self Healing ala Warganet Ini Nyeleneh Pol