Fakta tentang Berlari menurut Penelitian, Bisa Kurangi Stres!

Cukup olahraga berlari 20 menit, stres akan mulai mereda

Stres pada dasarnya didefinisikan sebagai reaksi normal yang dimiliki tubuh ketika terjadi perubahan, menghasilkan respons fisik, emosional, dan intelektual. Memang benar bahwa stres bersifat universal, siapa pun yang pernah mengalami akan memberi tahu tubuh bahwa kondisi ini bukanlah hal normal.

Ada banyak solusi mengatasi stres yang banyak diajarkan. Mulai dari mendengarkan musik, traveling atau tidur. Tentunya setiap orang punya self healing khusus untuk mengatasi stres. 

Perlu kamu ketahui ada satu cara yang sangat cepat dan tentunya menyehatkan secara fisik dan juga mental, yaitu adalah lari. Mengapa demikian? Ini jawabannya.

1. Lari adalah alternatif terbaik

Fakta tentang Berlari menurut Penelitian, Bisa Kurangi Stres!ilustrasi olahraga (pexels.com/PolinaTankilevitch)

Stres mendatangkan malapetaka pada pikiran kita, seperti halnya pada tubuh. Pikirkan kembali kapan terakhir kali kamu merasa sangat cemas atau stres. Saat kita stres, pikiran kita sangat terfokus pada apa pun yang mengganggu kita. 

Untungnya, penelitian yang diterbitkan dalam Neurobiology of Learning and Memory menunjukkan ada sesuatu yang dapat kamu lakukan untuk membantu mengurangi efek stres pada otak.

Salah satu cara terbaiknya adalah dengan lari. Begitu juga yang ditemukan oleh Journal of Sport & Exercise Psychology yang membandingkan jogging, respon relaksasi, dan interaksi kelompok untuk pengurangan stres. Hasilnya, jogging mengurangi stres jangka pendek secara signifikan lebih banyak daripada dukungan kelompok.

2. Lari bisa mengurangi stres

Fakta tentang Berlari menurut Penelitian, Bisa Kurangi Stres!ilustrasi seseorang menikmati musik (pexels.com/AndreaPiacquadio)

Lari merupakan salah satu aktivitas yang disukai oleh sebagian orang, namun ada juga yang tidak menyukainya. Tetapi penelitian ini membuktikan bahwa tidak ada yang menenangkan pikiran stres seperti lari berkualitas. Olahraga adalah cara sederhana dan hemat biaya untuk menghilangkan dampak negatif pada memori stres kronis.

Penulis studi menyimpulkan, bahwa berlari secara aktif mengurangi efek negatif dari stres kronis pada hipokampus, yang merupakan bagian otak yang bertanggung jawab atas pembelajaran dan memori.

3. Apa yang terjadi dengan otak saat kita berlari?

Fakta tentang Berlari menurut Penelitian, Bisa Kurangi Stres!ilustrasi dua orang sedang berlari (pexels.com/KetutSubiyanto)

Hipokampus membantu manusia memproses dan mengambil dua jenis memori yakni memori deklaratif dan hubungan spasial sinapsis (koneksi) antar-saraf agar pikiran terus bekerja untuk memperkuat, baik pembentukan memori maupun ingatan. Hippokampus merupakan bagian dari sistem limbik, yaitu pusat kendali reaksi emosional.

Proses penguatan sinaptik yang berkelanjutan ini disebut potensiasi jangka panjang. Saat kamu stres kronis atau berkepanjangan akan memberikan efek yang melemahkan sinapsis. Sebab sinapsis ini berfungsi untuk menghantarkan rangsangan ke sel saraf lainnya.  Hal ini menyebabkan efek domino: LPT (Lateral Pontine Tegmentum) terhambat yang pada akhirnya menyebabkan gangguan fungsi memori.

Jika dihubungkan dengan kondisi di atas dengan temuan ini menunjukkan bahwa berlari sekitar 20 menit pada waktu yang sama saat stres dapat menghentikan hal ini. Tentunya reaksi emosional yang diberikan pun akan meningkat sehingga semakin mood.

Baca Juga: 7 Tips Lari di Treadmill, Beda dengan Lari Outdoor

4. Hasilnya telah teruji

Fakta tentang Berlari menurut Penelitian, Bisa Kurangi Stres!ilustrasi tikus percobaan (pexels.com/Pixabay)

Tim dalam penelitian ini mencapai kesimpulan ini melalui percobaan yang melibatkan tikus laboratorium. Mengapa tikus? Tikus dan manusia sebenarnya memiliki banyak kesamaan DNA, dan struktur otak mereka sangat mirip dengan manusia. Dengan cara ini, hewan pengerat dan tikus menjadi 'pengganti' ilmiah yang berguna bagi manusia.

Satu kelompok tikus diuji menggunakan roda berjalan setiap hari selama empat minggu, rata-rata jarak tempuhnya sekitar tiga mil per hari. Kelompok tikus lain tidak memiliki akses ke roda berjalan. Setiap hari setengah dari tikus di kedua kelompok tersebut kemudian dihadapkan pada situasi stres yang disimulasikan seperti berenang di air dingin atau berjalan di atas platform yang ditinggikan. Satu jam setelah peristiwa yang membuat stres berlalu, para peneliti melakukan pemindaian otak pada tikus untuk mengukur fungsi LPT.

Benar saja, tikus yang berlari menunjukkan LPT yang jauh lebih kuat setelah stres daripada tikus yang tidak banyak bergerak. Selain itu, tikus yang berolahraga mendapat skor setinggi tikus yang tidak stres pada penilaian memori yang berjalan di labirin. Tikus yang berolahraga juga membuat kesalahan memori yang jauh lebih sedikit saat menavigasi labirin daripada tikus yang tidak banyak bergerak.

5. Berlari juga meningkatkan memori dan daya kognitif

Fakta tentang Berlari menurut Penelitian, Bisa Kurangi Stres!ilustrasi lari (pexels.com/NathanCowley)

Situasi ideal untuk meningkatkan daya kognitif dan memori adalah tidak mengalami stres dan berolahraga. Padahal, manusia tidak selalu dapat mengendalikan stres dalam hidupnya, tetapi dapat mengontrol seberapa banyak berolahraga.

Dengan mengetahui bahwa memerangi dampak negatif stres pada otak rupanya bisa menggunakan metode olahraga berlari, tentunya ini kabar yang baik, kan. Apalagi penelitian ini membuktikan hanya butuh 20 menit saja.

Jadi, jika stres, kamu perlu lari dan gerakkan tubuhmu. Bukan hanya siginifikan efeknya, tetapi juga meningkatkan kesehatan fisik dan mentalmu. Semangat selalu, ya!

Baca Juga: 7 Gerakan Olahraga Ringan yang bisa Mengurangi Stres

Basri W Pakpahan Photo Verified Writer Basri W Pakpahan

Menulis untuk Memperbaiki Diri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya