5 Hal yang Tampak Sepele Ini Jadi Faktor Pemicu Depresi

Yuk, lebih peduli lagi dengan kesehatan mental

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada sekitar 280 juta orang atau 3,8 persen dari seluruh populasi dunia yang terserang depresi pada 2021. Bahkan, angka tersebut juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Hal terburuk dari dampak depresi adalah kasus 700 ribu kematian akibat bunuh diri setiap tahunnya.

Nah, di balik kasus depresi yang menyerang berbagai usia, ada beberapa faktor pemicu yang wajib kamu ketahui. Sebagian di antaranya malah dianggap sebagai hal yang tampak sepele. Well, jangan remehkan faktor pemicu depresi meskipun ia tampak sepele seperti di bawah ini!

1. Rasa bersalah

5 Hal yang Tampak Sepele Ini Jadi Faktor Pemicu Depresiilustrasi menanggung rasa bersalah (unsplash.com/Soragrit Wongsa)

Memaafkan atau mengampuni orang lain mungkin masih dirasa lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri. Faktanya, perasaan bersalah yang sangat intens dari waktu ke waktu bisa menjadi pemicu utama depresi, seperti dilansir LifeStance Health.

Rasa bersalah akan sesuatu di masa lalu dapat menimbulkan perasaan dan kondisi mental yang cenderung negatif. Jika tidak dapat diatasi dengan benar, tak menutup kemungkinan hal ini bisa menyebabkan seseorang terserang depresi. Biasanya akan muncul rasa sedih dan penderita tidak tahu kenapa ia menangis secara tiba-tiba.

2. Riwayat keluarga

5 Hal yang Tampak Sepele Ini Jadi Faktor Pemicu Depresiilustrasi saling menguatkan di dalam komunitas (unsplash.com/Rosie Sun)

Riwayat keluarga yang memiliki sejarah depresi barangkali juga kerap dianggap sepele oleh kebanyakan orang. Padahal, depresi sangat erat kaitannya dengan genetik yang diturunkan dalam riwayat keluarga. Dilansir Stanford Medicine, dari sekian banyak kasus depresi, 50 persen penyebabnya adalah genetik.

Itu sebabnya, kepedulian terhadap keluarga dekat yang tengah mengalami stres atau depresi sangat penting untuk dilakukan. Depresi dapat disembuhkan dan salah satunya melalui dukungan dari orang-orang terdekat. Jika memiliki riwayat keluarga yang erat kaitannya dengan depresi dan bunuh diri, kamu wajib menjaga kesehatan mentalmu lebih ekstra dibanding orang lain.

Baca Juga: 5 Hal Pemicu Salah Paham dalam Hubungan Persahabatan. Hindari, ya!

3. Lingkungan dan pergaulan

5 Hal yang Tampak Sepele Ini Jadi Faktor Pemicu Depresiilustrasi saling mendukung satu sama lain (unsplash.com/Hannah Busing)

Lingkungan dan pergaulan yang positif akan membawa orang-orang di dalamnya juga berisiko rendah terhadap depresi. Bandingkan dengan lingkungan yang penuh dengan perundungan, caci maki, dan kekerasan, tentunya hal buruk akan meningkatkan risiko depresi.

Apakah depresi dapat menular? Dilansir Healthline, jawabannya ya dan tidak. Depresi tidak menular layaknya flu atau bakteri, tapi bisa membuat perasaan dan mental orang lain menjadi negatif. Artinya, suasana negatif yang diakibatkan dari depresi, seperti kesedihan, penderitaan, dan perasaan tak berharga, bisa menular ke orang lain.

4. Trauma

5 Hal yang Tampak Sepele Ini Jadi Faktor Pemicu Depresiilustrasi menghadapi beban trauma (unsplash.com/Kristina Tripkovic)

Tanpa disadari, trauma yang tampak kecil pun bisa menjadi pemicu utama dari depresi. Dilansir Depression, pengalaman traumatis bisa menyebabkan efek negatif jangka panjang. Nah, jika tidak diatasi dengan baik, bukan tak mungkin pengalaman traumatis itu dapat memicu serangan depresi.

Hal semacam ini dapat mengubah perilaku seseorang menjadi tertekan, cepat marah, cemas berlebihan, ketegangan, dan ketidaktertarikan terhadap sesuatu. Konseling pada ahlinya, memiliki, dan mengolah pola pikir yang positif akan membantu kita untuk mengatasi trauma yang pernah terjadi meskipun tidak mudah.

5. Berita negatif di media

5 Hal yang Tampak Sepele Ini Jadi Faktor Pemicu Depresiilustrasi membaca media cetak (unsplash.com/Myznik Egor)

Menurut laporan dari Canadian Medical Association Journal yang dirilis pada 2021 lalu, didapatkan fakta bahwa berita buruk dan negatif dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Hal ini makin meningkat sejak mewabahnya COVID-19 di seluruh dunia. Secara umum, manusia memang selalu penasaran dengan berbagai berita buruk di luar sana.

Sayangnya, hal tersebut dapat memicu depresi tanpa disadari. Otak akan merespons semua berita buruk itu ke alam bawah sadar manusia dan itu akan memicu gelombang stres lebih tinggi ketika seseorang mendapatkan tekanan yang lebih dari biasanya. Bijak dalam menyaring dan merespons berita adalah salah satu cara untuk membentengi mental kita dari serangan berita negatif.

Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Itu sebabnya, mengelola stres dan memiliki pola pikir positif bisa menjadi cara mudah untuk menjaga kesehatan mental kita. Yuk, lebih peduli lagi terhadap kesehatan mental.

Baca Juga: Faktor-Faktor yang Memengaruhi Tekanan, Sudah Tahu?

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya