Hari Kanker Sedunia, Pentingnya Deteksi Dini Kanker sebelum Terlambat

Sekitar 30–50 persen kematian akibat kanker bisa dicegah

Hari Kanker Sedunia atau World Cancer Day diperingati setiap tanggal 4 Februari. Tema yang diusung tahun ini adalah Close The Care Gap, yang artinya meminimalkan kesenjangan perawatan pada pasien kanker. 

Hingga kini, kanker masih menjadi masalah kesehatan yang perlu perhatian. Oleh sebab itu, kanker menjadi program prioritas transformasi kesehatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dengan melakukan penguatan pada pelayanan promotif dan preventif. Salah satu upaya preventif yang dilakukan yaitu imunisasi HPV pada anak perempuan.

1. Sekitar 30 sampai 50 persen kematian akibat kanker bisa dicegah

Hari Kanker Sedunia, Pentingnya Deteksi Dini Kanker sebelum Terlambatilustrasi sakit (pexels.com/RODNAE Productions)

Kanker masih merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS menyampaikan, hampir 70 persen kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Hal ini disayangkan karena menurut penelitian, sebanyak 30 sampai 50 persen kematian akibat kanker dapat dicegah. Ini dapat dilakukan dengan cara menghindari faktor risiko dan melakukan deteksi dini secara berkala.

2. Kanker di Indonesia

Hari Kanker Sedunia, Pentingnya Deteksi Dini Kanker sebelum Terlambatilustrasi simbol kanker payudara (freepik.com/jcomp)

Di Indonesia, kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan dua kanker terbanyak menurut data tahun 2020. Selain kasusnya yang tinggi, kanker juga menjadi penyakit katastropik dengan pembiayaan terbesar kedua, sekitar 3,5 triliun rupiah. 

Dokter Maxi menjelaskan dalam rangka Peringatan Hari Kanker Sedunia 2023 yang disiarkan Kementerian Kesehatan secara daring, bahwa kanker anak juga menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Diestimasi sebanyak 400 ribu anak mengalami kanker di dunia setiap tahunnya. Sementara di Indonesia, sekitar 11 ribu lebih kasus baru kanker pada anak, dengan kasus terbanyak yaitu leukemia.

Dalam penanggulangan kanker anak, penemuan merupakan kunci utama untuk mencegah perkembangan kanker ke stadium lanjut. Oleh sebab itu, orang tua berperan penting untuk mengenali gejala yang mengarah ke kanker anak, sehingga diagnosis lebih cepat dan penanganan lebih awal. Harapannya tingkat penyembuhan menjadi lebih besar.

Baca Juga: 10 Juta Kematian akibat Kanker, Kemenkes Akan Terapkan Metode HPV DNA

3. Deteksi dini kanker leher rahim

Hari Kanker Sedunia, Pentingnya Deteksi Dini Kanker sebelum Terlambatilustrasi kanker serviks (pexels.com/Anna Tarazevich)

Deteksi dini kanker leher rahim dapat dilakukan dengan metode IVA atau Inspeksi Visual Asam Asetat, khususnya bagi perempuan usia 30 sampai 50 tahun yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan tersebut dilakukan setiap 3 tahun untuk melihat tanda adanya prakanker pada leher rahim.

Dalam rangka mempercepat deteksi dini kanker leher rahim, Kementerian Kesehatan mengenalkan metode HPV DNA dengan memanfaatkan tes PCR yang sudah dimiliki. Metode tersebut diklaim dapat menemukan stadium kanker lebih dini dibandingkan dengan metode IVA. Tahap awal program deteksi dengan metode HPV DNA rencananya akan mulai di DKI Jakarta.

4. Pemeriksaan SADARI dan SADANIS

Hari Kanker Sedunia, Pentingnya Deteksi Dini Kanker sebelum Terlambatilustrasi payudara (pexels.com/cottonbro studio)

Sementara itu, untuk kanker payudara dapat dilakukan pengecekan secara mandiri dengan metode SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri. Pemeriksaan SADARI dapat dilakukan setiap bulan.

Selain pemeriksaan secara mandiri, ada pula metode SADANIS atau pemeriksaan payudara secara klinis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan menggunakan alat USG setiap 3 tahun. Penemuan kanker payudara secara dini diikuti dengan penanganan yang tepat dapat meningkatkan angka kesembuhan.

5. Pentingnya deteksi dini kanker

Hari Kanker Sedunia, Pentingnya Deteksi Dini Kanker sebelum Terlambatilustrasi penyintas kanker (pexels.com/Ivan Samkov)

Insiden kanker di Indonesia tahun 2020 adalah 65 ribu kasus baru per tahun. Tantangannya bagaimana pasien datang ke fasilitas kesehatan pada saat masih stadium awal.

Mengutip penjelasan laman Kemenkes, berdasarkan data Rumah Sakit Kanker Dharmais, sebanyak 72,3 persen kanker payudara yang menjalani pengobatan di RS Dharmais merupakan kasus stadium lanjut atau stadium 3 ke atas.

Menurut dokter spesialis bedah konsultan onkologi RS Kanker Dharmais, dr. Rian Fabian Sofyan, SpB(K)Onk, makin tinggi stadium kanker, maka angka kesintasan atau bertahan hidup makin menurun. Pada stadium 3 ke atas, angka kesintasan hidup lebih dari 10 tahun kurang dari 50 persen.

Sebagian kematian akibat kanker dapat dicegah dengan menghindari faktor risiko dan deteksi dini secara berkala. Deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA, sementara deteksi dini kanker payudara dapat dilakukan dengan SADARI dan SADANIS. Dengan deteksi dini, maka penanganan kanker dapat segera dilakukan sehingga menurunkan risiko kondisi yang lebih berat. 

Baca Juga: Bulan Kesadaran Kanker Serviks, Waspada Virus HPV

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya