Kenapa Bayi Usia di Bawah 6 Bulan Tidak Boleh Minum Air Putih?

Air putih dapat menyebabkan masalah kesehatan pada bayi

Bukan hal yang asing bahwa para ibu sangat direkomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. ASI merupakan makanan yang ideal bagi tumbuh kembang bayi. Memberikan ASI pada rentang usia tersebut sudah memenuhi semua nutrisi yang diperlukannya.

Beberapa ibu mungkin merasa senang apabila bayi bisa makan atau minum air putih pada usia yang lebih dini. Padahal, memberikan bayi makanan padat, termasuk air putih, kepada bayi yang belum cukup umur tidak dianjurkan karena bisa membahayakan mereka.

Walaupun air putih dapat menghilangkan rasa haus, tetapi bayi belum memerlukannya. Kenapa bayi usia di bawah 6 bulan tidak boleh minum air putih? Khususnya buat para ibu baru, simak penjelasannya berikut ini!

1. Benarkah bayi tidak boleh minum air putih?

Kenapa Bayi Usia di Bawah 6 Bulan Tidak Boleh Minum Air Putih?ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/ RODNAE Productions)

Bagi orang dewasa, mengonsumsi air dapat menghidrasi tubuh. Selain menghilangkan haus, minum air juga membantu menyeimbangkan elektrolit.

Bayi boleh menyesap sedikit air putih ketika mereka sudah mulai makan makanan pendamping ASI (MPASI). Namun, apabila bayi belum cukup umur, maka bayi tidak boleh diberi air putih, mengutip laman What to Expect. Cukup berikan ASI untuk menghilangkan rasa haus bayi.

Menambahkan dari WebMD, anak-anak berusia di bawah satu tahun belum membutuhkan air putih layaknya orang dewasa. Bahkan, memberikan air putih justru dapat membahayakan kesehatan mereka.

2. Mengapa tidak boleh memberi air putih pada bayi usia kurang dari 6 bulan?

Kenapa Bayi Usia di Bawah 6 Bulan Tidak Boleh Minum Air Putih?ilustrasi bayi (pexels.com/Sarah Chai)

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberikan air putih kepada bayi dapat meningkatkan risiko diare. Air yang diminum belum tentu benar-benar bersih sehingga dapat memicu infeksi pada bayi.

Selain itu, memberikan air putih kepada bayi usia di bawah 6 bulan meningkatkan risiko malnutrisi. Ini karena memberikan air pada usia tersebut membuat bayi minum ASI lebih sedikit. Padahal, ASI merupakan sumber makanan dan nutrisi yang dibutuhkan bayi.

Dilansir Healthline, memberikan air putih kepada bayi usia kurang dari 6 bulan, meskipun dalam jumlah sedang dan jangka waktu singkat, juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Elektrolit yang tidak seimbang dalam kondisi yang parah dapat mengakibatkan pembengkakan otak dan berakibat fatal.

Tak hanya itu, memberikan air putih kepada bayi usia tersebut juga dapat mengakibatkan produksi ASI ibu menurun di kemudian hari.

Baca Juga: Bayi yang Sejak Lahir Diberi ASI Berpotensi Tumbuh Cerdas

3. Bayi tidak kehausan meskipun tidak diberikan air putih

Kenapa Bayi Usia di Bawah 6 Bulan Tidak Boleh Minum Air Putih?ilustrasi memberikan ASI (pixabay.com/badarsk)

WHO menerangkan bahwa bayi tidak membutuhkan air putih sebelum usia 6 bulan meskipun ketika cuaca panas. Lebih dari 80 persen kandungan ASI adalah air. Maka dari itu, apabila ibu menyusui merasa bayinya haus, maka dapat diberikan ASI. Pemberian ASI tersebut akan menghilangkan dahaga sekaligus melindungi bayi dari infeksi dan membantu tumbuh kembangnya.

Maka dari itu, bayi direkomendasikan untuk diberikan ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupannya. Bayi dikatakan mendapat ASI eksklusif apabila ia hanya mengonsumsi ASI, tanpa makanan dan minuman lainnya, termasuk air putih.

Ini tidak termasuk kondisi ketika bayi memang memerlukan larutan oralit, vitamin, dan mineral dalam bentuk sirop atau drop, serta obat-obatan. Memberikan ASI sudah memenuhi kebutuhan cairan yang diperlukan bayi.

4. Kapan bayi mulai minum air putih?

Kenapa Bayi Usia di Bawah 6 Bulan Tidak Boleh Minum Air Putih?ilustrasi bayi (pexels.com/Adrian Stancu)

WebMD menjelaskan bahwa bayi kurang dari 6 bulan hanya perlu minum ASI. ASI yang diberikan selain bernutrisi juga dapat menghidrasi mereka. Ketika bayi sudah diberikan MPASI pada usia sekitar 6 bulan, ASI masih lebih penting daripada air putih. Meskipun begitu, air putih sudah boleh dikenalkan pada usia tersebut dalam jumlah terbatas.

WHO juga menjelaskan, meskipun bayi sudah mendapatkan MPASI saat usianya sudah melewati 6 bulan, tetapi pemberian ASI tetap sangat direkomendasikan untuk diteruskan. Saat bayi berusia 6 hingga 12 bulan, pemberian ASI tetap dilanjutkan dan lebih diprioritaskan daripada air putih.

5. Memberikan air kepada bayi berusia lebih dari 6 bulan tidak boleh berlebihan

Kenapa Bayi Usia di Bawah 6 Bulan Tidak Boleh Minum Air Putih?ilustrasi anak-anak (pexels.com/Kampus Production)

Meskipun berusia lebih dari 6 bulan sudah boleh diberikan air putih, orang tua maupun pengasuh tetap harus membatasi jumlah air putih yang diberikan. Sebab, memberikan air putih yang terlalu banyak dapat menyebabkan keracunan air.

Memberikan air putih terlalu banyak pada usia yang terlalu muda sangat berbahaya bagi bayi karena menyebabkan ketidakseimbangan kadar elektrolit, seperti natrium. Hal ini mengakibatkan kondisi yang lebih serius, seperti kejang, kerusakan otak, koma, bahkan mortalitas pada bayi.

Mengutip Healthline, kondisi keracunan air pada bayi bisa disebabkan karena ukuran lambungnya yang masih kecil, serta ginjalnya yang masih belum berkembang sempurna layaknya ginjal orang dewasa.

Itulah penjelasan kenapa bayi usia di bawah 6 bulan tidak boleh minum air putih. Bayi pada usia tersebut sangat disarankan untuk mendapatkan ASI eksklusif. Jadi, hanya berikan bayi ASI tanpa makanan dan minuman lainnya, termasuk air putih.

Air putih tidak boleh diberikan pada usia tersebut karena bayi berisiko mengalami diare, malnutrisi, hingga ketidakseimbangan elektrolit. Setelah usianya lebih dari 6 bulan, bayi boleh dikenalkan dengan air putih, dengan catatan tetap mengutamakan pemberian ASI daripada air putih, serta pemberian air putih dalam jumlah terbatas.

Baca Juga: 7 Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat, Bahayakan Ibu dan Bayi

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

Health enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya