5 Mitos tentang HIV/AIDS yang Perlu Diketahui

Benarkah HIV dapat ditularkan lewat makanan?

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang merusak sel kekebalan tubuh sehingga melemahkan sistem pertahanan tubuh dalam melawan infeksi. Karena berpotensi menyebabkan kondisi yang parah, banyak orang yang takut dengan HIV.

Meskipun HIV bukan penyakit baru, tetapi masih banyak mitos dan kesalahpahaman yang beredar di masyarakat. Adanya berbagai mitos yang berkembang mengakibatkan sebagian orang yang HIV positif kerap dijauhi orang-orang di sekitarnya. Berikut penjelasan mitos mengenai HIV/AIDS yang banyak beredar.

1. Mitos: Dapat tertular HIV jika berinteraksi dengan orang yang positif HIV

5 Mitos tentang HIV/AIDS yang Perlu Diketahuiilustrasi berjabat tangan (pexels.com/fauxels)

Beberapa orang mungkin merasa khawatir tertular ketika memiliki teman atau kerabat yang positif HIV dan melakukan interaksi. Padahal, penularan HIV tidak begitu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan bahwa:

  • HIV tidak dapat hidup lama di luar tubuh manusia, misalnya di permukaan benda.
  • HIV tidak menular melalui sentuhan, air mata, keringat, atau urine.
  • HIV tidak menular ketika kamu menyentuh pegangan pintu, berjabat tangan, menggunakan peralatan makan yang sama, menggunakan toilet yang sama, atau melalui udara.

Penularan HIV adalah melalui cairan tubuh orang yang positif HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan ASI. Virus dapat masuk ke dalam tubuh ketika berkontak dengan membran mukosa seperti yang terdapat pada vagina dan penis, atau menyuntikkan jarum yang terkontaminasi.

2. Mitos: HIV menular melalui gigitan nyamuk

5 Mitos tentang HIV/AIDS yang Perlu Diketahuiilustrasi nyamuk (pixabay.com/FotoshopTofs)

Sebagian orang mengira bahwa HIV dapat menular melalui gigitan nyamuk. Nyamuk yang mengisap darah orang yang terinfeksi HIV dianggap dapat menularkan HIV apabila nyamuk kemudian  mengisap darah orang lain. Anggapan ini tidak benar!

CDC mengatakan bahwa gigitan nyamuk atau serangga lainnya tidak dapat menularkan HIV. Mengutip penjelasan WebMD, beberapa penelitian menunjukkan bahwa gigitan nyamuk tidak dapat menularkan HIV, meskipun di area tersebut banyak nyamuk dan kasus HIV.

Selain itu, menambahkan dari Medical News Today, virus HIV tidak dapat bertahan di tubuh nyamuk karena genetik yang berbeda dengan DNA manusia.

Baca Juga: HIV pada Anak dan Remaja: Penyebab, Gejala, Pengobatan 

3. Mitos: HIV dapat menular lewat makanan

5 Mitos tentang HIV/AIDS yang Perlu Diketahuiilustrasi makan bersama (pexels.com/fauxels)

Sebagian orang mungkin khawatir ketika berbagi makanan dengan orang yang positif HIV. Anggapan bahwa HIV dapat menular melalui makanan juga menyebabkan sebagian orang enggan makan bersama dengan pengidap HIV. Padahal, penularan tidak dapat terjadi melalui makanan.

Mengutip penjelasan pada laman Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, seseorang tidak dapat terinfeksi HIV meskipun mengonsumsi makanan yang terkontaminasi karena virus HIV akan langsung mati ketika berada di luar tubuh penderitanya. Medical News Today juga menjelaskan, HIV tidak dapat bertahan di luar tubuh manusia, begitu pula di makanan maupun air.

Virus tidak dapat bertahan terhadap paparan udara atau panas saat memasak makanan. Selain itu, jika seseorang tidak sengaja menelan makanan yang terkontaminasi virus, asam lambung dapat menghancurkan virus tersebut.

4. Mitos: Seseorang yang terinfeksi HIV pasti mengalami AIDS

5 Mitos tentang HIV/AIDS yang Perlu Diketahuiilustrasi sakit (pexels.com/Anna Shvets)

Seseorang yang terinfeksi HIV sering dianggap pasti mengalami AIDS. Meskipun HIV dan AIDS saling berkaitan, tetapi keduanya merupakan hal yang berbeda.

Infeksi HIV dapat menyebabkan AIDS apabila infeksi berlangsung selama bertahun-tahun dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Namun, tidak semua orang yang terinfeksi HIV selalu akan mengembangkan menjadi AIDS.

Dirangkum dari Healthline, AIDS dapat dicegah dengan pengobatan infeksi HIV sedini mungkin. Dengan pengobatan, infeksi HIV dapat dikendalikan sehingga menurunkan risiko kondisi yang lebih parah.

5. Mitos: Orang dengan HIV tidak akan berumur panjang

5 Mitos tentang HIV/AIDS yang Perlu Diketahuiilustrasi obat (pexels.com/Etatics Inc.)

Sebagian orang mungkin masih menganggap bahwa orang dengan HIV akan sakit-sakitan dan usianya tidak akan panjang. Padahal, kemajuan dalam pengobatan mampu membuat orang dengan HIV bisa bertahan hidup lebih lama, membuat mereka bisa hidup sehat dan berkualitas.

Pengobatan HIV menggunakan antiretroviral therapy (ARV) yang diperoleh melalui penyedia layanan kesehatan. Terapi ARV digunakan oleh seseorang yang terinfeksi HIV, tetapi ini tidak dapat menyembuhkan HIV. Akan tetapi, walaupun tidak dapat menyembuhkan, tetapi terapi ARV mampu mengurangi jumlah virus di dalam tubuh. Dengan pengobatan sedini mungkin dan digunakan dengan tepat, orang dengan HIV tetap dapat beraktivitas dengan normal dan hidup lebih lama.

Walau HIV termasuk penyakit yang serius, tetapi penularannya tidak dapat terjadi melalui gigitan nyamuk, makanan, atau berinteraksi dengan orang yang terinfeksi HIV. Dengan pengobatan yang tersedia, orang yang positif HIV juga dapat menjalani aktivitas dengan normal dan memiliki hidup yang berkualitas.

Baca Juga: 1 Desember Hari AIDS Sedunia: Makna Tema dan Sejarahnya

Dewi Purwati Photo Verified Writer Dewi Purwati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia R F
  • Delvia Y Oktaviani

Berita Terkini Lainnya