Benarkah Millennial di Indonesia Rawan Idap Hipertensi?

34,1 persen kaum millennial Indonesia terkena hipertensi

Jakarta, IDN Times - Banyak yang beranggapan bahwa hipertensi hanya dialami orang tua. Namun, beberapa tahun terakhir hipertensi sudah mulai menyerang anak muda. President InaSH, Tunggul D. Situmorang, SpPD-KGH, mengungkapkan bahwa secara menyeluruh tren prevalensi hipertensi terus meningkat.

Menurut data Riskesdas 2018, sebanyak 34,1 persen masyarakat dewasa di atas 18 tahun terkena hipertensi, di mana angka ini meningkat 7,6 persen dibanding hasil Riskesdas di 2013 yakni 26,3 persen.

"Penderita penyakit hipertensi pada generasi millennial yaitu rentang usia 18 sampai 24 tahun sebesar 14 persen dan usia 25 sampai 34 tahun ada 20,1 persen," paparnya dalam acara Peluncuran Konsensus Penatalaksaan Hipertensi 2019, Jumat (22/02).

1. Hipertensi dimulai pada usia 25 tahun

Benarkah Millennial di Indonesia Rawan Idap Hipertensi?IDN Times/ Dini suciatiningrum

Sementara itu, Prof. Dr. dr Suhardjono, SpPD-KGH, K.Ger, mengungkapkan dari data WHO tahun 2018, prevalensi hipertensi di dunia rata-rata di mulai usia 25  tahun yang menyumbang 40 persen, sedangkan di Indonesia usia 25 tahun tersebut menyumbang 34,1 persen.

Suhardjono mengatakan hipertensi merupakan biang kerok yang bisa memicu penyakit lain mulai gagal jantung, stroke, penyempitan pembuluh darah, yang bisa dialami anak muda atau generasi millennial.

"Ini memang bukan penyakit menular tetapi jadi masalah di negara berkembang seperti Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Hipertensi Menjadi Penyebab Kematian Terbesar Lho!

2. Perubahan tren gaya hidup berisiko sebabkan hipertensi

Benarkah Millennial di Indonesia Rawan Idap Hipertensi?foodnetwork.com

Suhardjono mengakui perubahan tren gaya hidup memengaruhi risiko. Menurutnya, dahulu malnutrisi atau gizi menjadi masalah, namun saat ini penyakit yang timbul banyak dipicu dari perubahan gaya hidup.

"Kaum muda saat ini banyak dimanjakan dengan berbagai makanan instan, hamburger, kentucky, semua bertebaran di mana-mana dan pola makan ini yang membuat mereka rentan berbagai penyakit," jelasnya.

Selain itu, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang mulai maju juga mengubah pola pikir serta meningkatkan taraf hidup akibatnya mudah terkena obesitas. "Anak muda yang obesitas dengan orang tua yang berat badan normal, bila dibandingkan, faktor risikonya lebih banyak terjadi pada anak muda yang gemuk," jelasnya.

3. Hipertensi pada kaum millennial disebabkan makanan serba instan

Benarkah Millennial di Indonesia Rawan Idap Hipertensi?IDN Times/ Dini suciatiningrum

Senada dengan rekannya, dr. Paskariatne Probo Dewi Yamin, SpJP menambahkan bahwa kaum millennial sekarang ini memang rentan terkena hipertensi. "Gaya hidup yang tidak tepat membuat anak muda mudah terkena, apalagi saat ini semua serba instan," imbuhnya.

Menurut Paskariatne, gaya hidup anak muda sekarang ini cenderung berkurangnya aktivitas fisik yang diiiringi berkembang teknologi seperti memilih pesan makanan melakui gawai dibanding jalan kaki atau naik lift daripada jalan dengan tangga.

"Kebiasaan merokok, memakan makanan instan, makanan kaleng, meningkatkan faktor risiko hipertensi. Begitu juga stres yang mudah dialami anak muda," imbuhnya.

4. Hipertensi merupakan penyakit silent killer

Benarkah Millennial di Indonesia Rawan Idap Hipertensi?economictimes.com

Lebih lanjut wanita berhijab ini mengingatkan bahwa penyakit hipertensi adalah penyakit silent killer atau tidak menimbulkan tanda-tanda khusus atau khas. "Kebanyakan kaum millennial tidak sadar bahwa hipertensi bisa menimbulkan penyakit berat seperti stroke, jantung, atau ginjal. Mereka tidak aware untuk melakukan deteksi dini. Cek tensi saja jika ada program dari kantor," katanya.

Baca Juga: Terapkan Gaya Hidup Sehat, Millenial Bisa Bebas dari Hipertensi

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya