Panduan bagi Orangtua untuk Lindungi Anak saat Gunung Meletus, Ingat!

Anak termasuk kelompok rentan yang butuh perhatian ekstra

Gunung Semeru meletus pada Sabtu, 4 Desember 2021, yang memicu guguran lava dan awan panas. Setelah meletus, Gunung Semeru kembali erupsi beberapa kali sehingga warga sekitar yang terdampak harus tetap waspada.

Pada situasi seperti ini, orangtua harus memberikan perhatian khusus pada anak karena mereka masuk dalam kelompok rentan. Saat ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan panduan bagi orangtua untuk melindungi anak saat terjadi bencana gunung meletus.

Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan orangtua untuk melidungi anak dari letusan gunung berapi yang dikutip dari panduan IDAI dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

1. Pantau kondisi dan patuhi arahan pihak berwenang

Panduan bagi Orangtua untuk Lindungi Anak saat Gunung Meletus, Ingat!ilustrasi memantau berita lewat TV (pexels.com/JESHOOTS.com)

Orangtua harus rajin memantau kondisi dengan mendengarkan stasiun lokal di radio atau televisi untuk mendapatkan informasi dan instruksi darurat terbaru. Pihak berwenang akan memberikan saran yang paling tepat untuk setiap situasi.

Ikuti setiap arahan dan perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pihak berwenang, dan terapkan rencana darurat . Meskipun kamu merasa aman bagi keluargamu untuk tetap tinggal di rumah, kamu tetap harus bersiap-siap jika diharuskan untuk mengungsi.

Jadi, persiapkan semua perlengkapan, seperti obat-obatan, selimut, makanan, perlengkapan bayi, baju, alat kebersihan, dan sebagainya. Juga, bekali setiap anggota keluarga dengan kacamata pelindung dan masker.

2. Perhatikan kualitas udara

Panduan bagi Orangtua untuk Lindungi Anak saat Gunung Meletus, Ingat!ilustrasi udara sekitar gunung (pexels.com/Pixabay)

Ada baiknya orangtua terus memantau kualitas udara di lingkungannya. Sebab, abu vulkanik dapat memperburuk kualitas udara, dan udara yang buruk dapat memperburuk gejala pernapasan, seperti asma.

Anak dan orang dewasa yang memiliki asma atau masalah pernapasan lainnya harus berhati-hati di daerah dengan kualitas udara yang buruk. Untuk anak-anak, sebaiknya orangtua tidak membiarkan mereka membantu upaya pembersihan.

3. Jaga anak agar tetap berada di ruangan tertutup

Panduan bagi Orangtua untuk Lindungi Anak saat Gunung Meletus, Ingat!ilustrasi anak bermain di dalam rumah (pexels.com/mentatdgt)

Jika kamu diperintahkan untuk tetap berada di dalam ruangan, pastikan rumah dalam keadaan tertutup rapat. Tutup setiap jendela dan pintu supaya abu vulkanik tidak masuk.

Taruh semua mesin di dalam rumah agar tidak terkena abu vulkanik. Juga, matikan semua kipas dan AC agar tidak ada abu yang terbawa dan beterbangan di dalam rumah.

Agar anak tidak bosan, ajak anak bermain atau melakukan aktivitas lain yang menyenangkan. Jelaskan juga tentang gunung meletus dan mengapa mereka harus tetap berada di dalam.

Bicara tentang gunung berapi bersama keluarga akan membuat anak-anak tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi letusan gunung berapi. Ini juga akan membantu mengurangi rasa takut pada anak-anak yang masih kecil.

Baca Juga: Cara Mengatasi Trauma pada Anak Sesuai Usia, Orangtua Harus Tahu!

4. Jika anggota keluarga harus keluar rumah

Panduan bagi Orangtua untuk Lindungi Anak saat Gunung Meletus, Ingat!ilustrasi mengenakan masker di luar ruangan (pexels.com/EVG Culture)

Jika anggota keluarga harus keluar rumah, pastikan semuanya mengenakan masker yang dirancang untuk melindungi pernapasan dari iritasi akibat partikel kecil. Jika perlu, gunakan dua masker, yaitu masker medis di bagian dalam dan masker kain di bagian luar.

Lindungi mata dengan memakai kacamata. Pakailah kacamata pelindung, bukan lensa kontak. Juga, untuk menghindari iritasi pada kulit, jaga agar kulit tetap tertutup dengan mengenakan pakaian panjang.

5. Rutin bersihkan ruangan

Panduan bagi Orangtua untuk Lindungi Anak saat Gunung Meletus, Ingat!ilustrasi mengepel rumah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Agar rumah tetap aman dan nyaman ditinggali, orangtua harus sering-sering membersihkan rumah. Saat membersihkan rumah, kenakan pakaian pelindung, masker, dan penutup wajah bila perlu. Sebisa mungkin, jaga jarak fisik setidaknya dua meter saat bekerja dengan orang lain.

Perlu diingat, jangan naik ke atap untuk membersihkan abu kecuali kamu memiliki panduan atau sudah terlatih. Jika perlu menghilangkan abu, berhati-hatilah karena abu membuat permukaan licin sehingga kamu bisa terpeleset jika tidak berhati-hati.

6. Mengungsi jika ada anjuran

Panduan bagi Orangtua untuk Lindungi Anak saat Gunung Meletus, Ingat!ilustrasi tempat pengungsian (pexels.com/Ahmed akacha)

Jika terdapat peringatan untuk meninggalkan tempat kamu berada atau mengungsi, segera tinggalkan area tersebut dan mengungsilah. Pastikan kamu tahu area yang dirancang oleh pihak berwenang sebagai tempat pengungsian. Jangan lupa bawa semua perlengkapan darurat yang sudah kamu persiapkan, seperti obat, makanan, keperluan anggota keluarga, dan sebagainya.

Jika situasinya memungkinkan untuk menaiki kendaraan, bawalah keluargamu menggunakan kendaraan alih-alih jalan kaki. Jika menggunakan mobil, tutup pintu dan jendela rapat-rapat. Jika menggunakan motor, pastikan anak-anak sudah menggunakan helm dalam keadaan tertutup, pakaian panjang, masker, dan kacamata pelindung.

7. Terapkan protokol kesehatan selama di tempat pengungsian

Panduan bagi Orangtua untuk Lindungi Anak saat Gunung Meletus, Ingat!ilustrasi menggunakan masker dan hand sanitizer (pexels.com/Gustavo Fring)

Jika keluargamu harus tinggal di tempat pengungsian atau fasilitas umum lainnya, lakukan langkah-langkah untuk menjaga diri dan orang lain agar tetap aman dari COVID-19. Ajari anak-anak untuk sering-sering mencuci tangan dan menjaga jarak fisik setidaknya 2 meter dengan orang lain.

Jika memungkinkan, kenakan masker, dan ajarkan anak-anak untuk juga menggunakan masker. Ajarkan anak-anak untuk tidak menyentuh permukaan, mata, hidung, dan mulut.

Itulah panduan bagi orangtua untuk melindungi anak saat terjadi bencana gunung meletus. Selain mempraktikkan dengan benar apa yang ada di dalam panduan umum, jangan lupa berdoa agar kondisi tetap terkendali dan situasi bisa segera membaik.

Baca Juga: 5 Dampak Jangka Panjang Trauma yang Tidak Diatasi, Bisa Berbahaya

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya