Bagaimana Pengaruh Puasa untuk Ibu Menyusui?

Ibu menyusui yang sehat tetap boleh berpuasa

Selama bulan Ramadan, umat Islam wajib menjalankan ibadah puasa, yaitu tidak makan atau minum sejak matahari terbit sampai terbenam. Durasi puasa bervariasi antara satu tempat dengan yang lainnya. Di Indonesia sendiri, lama puasa berkisar antara 13–14 jam.

Mengingat jam puasa yang cukup panjang, banyak ibu menyusui bertanya-tanya bagaimana puasa akan memengaruhi dirinya. Apakah puasa akan memberikan pengaruh negatif pada dirinya dan bayi? Ataukah tidak akan berpengaruh secara negatif?

Untuk menjawab rasa penasaranmu, di sini kita akan membahasnya bersama-sama.

1. Bagaimana puasa memengaruhi ASI

Tidak makan sejak matahari terbit hingga tenggelam akan mengurangi asupan kalori. Kabar baiknya, ini tidak akan berpengaruh pada jumlah susu yang dihasilkan atau hanya sedikit berpengaruh. Hanya saja, komposisi ASI mungkin mengalami sedikit perubahan.

Menurut laman Baby Centre, ibu menyusui yang puasa Ramadan mengalami penurunan kadar zink, magnesium, dan kalsium dalam ASI-nya.

Namun, biasanya, simpanan nutrisi dan energi tubuh akan dipakai sebelum ASI terpengaruh. Misalnya, tubuh akan menggunakan cadangan lemak untuk memperkuat komposisi ASI.

2. Bagaimana pengaruh puasa bagi ibu menyusui?

Bagaimana Pengaruh Puasa untuk Ibu Menyusui?ilustrasi ibu menyusui (pexels.com/Wendy Wei)

Kabar baiknya, tubuh ibu menyusui cenderung dapat beradaptasi dengan baik selama puasa.

Namun, jika ibu menyusui berpuasa dalam jangka waktu lama, maka ada risiko mengalami gula darah rendah. Selanjutnya, ibu menyusui akan mulai merasakan efek puasa secara fisik, seperti lemas dan mudah lelah.

Selain itu, jika tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup saat sahur dan berbuka, ibu menyusui berisiko mengalami dehidrasi. Dehidrasi dapat membuat ibu menyusui merasa tidak sehat. Berikut adalah beberapa tanda ibu menyusui mengalami dehidrasi:

  • Merasa haus.
  • Kencing kuning dan berbau kuat.
  • Pusing.
  • Lelah.

Baca Juga: 6 Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui

3. Bagaimana pengaruhnya terhadap bayi?

Bayi tidak akan dirugikan meskipun ibunya berpuasa, karena tubuh ibu akan tetap memproduksi ASI seperti biasanya.

Bayi akan terbiasa dengan susu yang berubah sedikit. Bayi akan terus tumbuh dengan baik selama dirinya terus disusui.

Selain itu, tubuh akan menggunakan cadangan nutrisinya untuk memproduksi ASI jika pola makan ibu tidak cukup.

Misalnya, saat ibu tidak cukup makan, tubuh akan membakar kalori dari simpanan gula darah terlebih dahulu, lalu mengubah simpanan lemak menjadi gula darah.

4. Kapan ibu menyusui tidak boleh puasa?

Bagaimana Pengaruh Puasa untuk Ibu Menyusui?ilustrasi ibu menyusui yang tidak berpuasa (pexels.com/cottonbro)

Dalam situasi tertentu, ibu menyusui berisiko mengalami dehidrasi saat berpuasa, menurut Breastfeeding Support. Jika dehidrasi cukup parah, ibu menyusui harus membatalkan puasa dan mendapatkan perawatan medis segera.

Waspadai juga jika bayi menunjukkan perubahan, seperti terus menangis, frekuensi buang air kecil berkurang, buang air besar berwarna hijau, atau berat badannya turun. Sebab, ini bisa jadi tanda bahwa si kecil tidak mendapatkan ASI yang cukup.

5. Tips berpuasa saat sedang menyusui

Berikut ini tips dari The Australian Breastfeeding Association untuk ibu yang ingin berpuasa sambil menyusui:

  • Biarkan bayi lebih sering menyusu pada malam hari.
  • Minum lebih banyak cairan selama dua hari sebelum puasa sehingga ibu dapat memulai puasa dengan tubuh yang terhidrasi dengan baik.
  • Kurangi aktivitas dan hindari aktivitas di bawah sinar matahari sebisa mungkin.
  • Pastikan bayi tetap terhidrasi dengan baik dengan terus menyusui seperti biasa dan memeriksa produksi popoknya.

Selama ibu dalam kondisi sehat dan makan dengan cukup saat sahur dan berbuka, maka puasa tidak akan memberikan pengaruh negatif pada kesehatan ibu, bayi, maupun produksi ASI. 

Baca Juga: Bolehkah Ibu Menyusui Ikut Menjalani Puasa?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya