7 Penyebab Perut Terasa Keras, Haruskah Waspada?

Beberapa penyebabnya perlu penanganan serius

Intinya Sih...

  • Perut yang keras dapat memiliki banyak penyebab yang berbeda.
  • Beberapa penyebab dapat diobati dengan mudah, tetapi sebagian lainnya merupakan tanda kondisi yang lebih serius.
  • Beberapa penyebab perut terasa keras meliputi sembelit, sindrom iritasi usus besar, panyakit radang usus, hingga kanker lambung.

Perut yang keras bisa terasa tidak nyaman dan menyakitkan. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi yang bermacam-macam. Namun, begitu kamu mengetahui penyebabnya, kamu dapat segera mengobatinya.

Sering kali, perut yang keras bukanlah masalah serius. Namun, terkadang ini menjadi tanda adanya kondisi yang memerlukan perhatian medis. Di sini, kita akan membahas apa saja penyebab paling umum dari perut yang terasa keras.

1. Sembelit

Sembelit adalah kondisi yang menyebabkan buang air besar terasa menyakitkan atau lebih sulit. Sembelit juga kerap disertai kembung. Hal ini dapat terjadi karena tinja yang keras dan kental memengaruhi motilitas usus dan meningkatkan fermentasi bakteri.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, gejala dari sembelit meliputi:

  • Buang air besar kurang dari tiga kali seminggu.
  • Tinja keras atau kering.
  • Kesulitan atau merasa sakit saat buang air besar.
  • Merasa tidak tuntas setelah buang air besar.

2. Sindrom iritasi usus besar

7 Penyebab Perut Terasa Keras, Haruskah Waspada?ilustrasi kram perut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Sindrom iritasi usus besar adalah masalah gastrointestinal yang sangat umum. Menurut National Library of Medicine, beberapa faktor yang berperan dalam pengembangan sindrom iritasi usus besar, seperti:

  • Motilitas.
  • Bagaimana tubuh berinteraksi dengan otak dan usus.
  • Stres.

Sindrom iritasi usus besar lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki, dan menjadi kurang umum seiring bertambahnya usia.

Gejala umum kondisi ini, meliputi:

  • Sakit atau rasa tidak nyaman di perut.
  • Sembelit, diare, atau keduanya.
  • Kembung dan pembesaran perut.
  • Rasa sakit yang dapat berubah lokasi.
  • Perubahan pola dan frekuensi tinja.

3. Kurang aktif bergerak

Pola makan dan gaya hidup juga berperan. Dijelaskan dalam laman Men's Health, gaya hidup yang kurang aktif dikaitkan dengan jumlah lemak viseral perut yang lebih tinggi. Perempuan lebih cenderung menyimpan lemak sebagai lemak subkutan daripada lemak viseral, dan mulai menyimpan lemak viseral ketika mencapai menopause.

Ada banyak cara untuk memulai gaya hidup yang lebih aktif, seperti:

  • Rutin berjalan kaki.
  • Melakukan peregangan di sela-sela aktivitas.
  • Membuat jadwal olahraga rutin.

Baca Juga: 13 Gejala Sakit Perut Anak yang Menandakan Sesuatu yang Serius

4. Gastritis

7 Penyebab Perut Terasa Keras, Haruskah Waspada?ilustrasi gastritis (pexels.com/cottonbro)

Gastritis ialah peradangan lambung yang umumnya disebabkan oleh tukak lambung atau infeksi bakteri H. pylori. Dilansir Healthline, gejala gastritis umumnya meliputi:

  • Rasa sakit.
  • Kembung.
  • Perut keras.

Pada gastritis akut, iritasi muncul dengan cepat di lapisan perut. Sementara itu, gastritis kronis berkembang secara bertahap dan umumnya lebih sulit dihilangkan.

5. Penyakit radang usus

Penyakit radang usus terjadi saat saluran pencernaan mengalami peradangan akibat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap mikroflora di usus. Dua kondisi yang mungkin dimiliki orang dengan penyakit radang usus adalah kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.

Kolitis ulseratif adalah peradangan pada lapisan dalam usus besar dan rektum, sedangkan penyakit Crohn adalah munculnya borok di usus gastrointestinal. 

Gejala kolitis ulseratif dan penyakit Crohn sangat mirip sehingga mungkin membuat dokter sulit mendiagnosis kondisi ini.

Menurut Crohn’s & Colitis Foundation, gejala kolitis ulseratif meliputi:

  • Hilangnya selera makan.
  • Penurunan berat badan.
  • Mual dan demam.
  • Kelelahan.
  • Anemia.
  • Diare.
  • Tinja berdarah.
  • Kram dan nyeri di perut.

Orang dengan penyakit Crohn mungkin mengalami beberapa atau semua beberapa gejala di atas, bersama dengan:

  • Dehidrasi.
  • Abses.
  • Fistula.

6. Kanker lambung

7 Penyebab Perut Terasa Keras, Haruskah Waspada?ilustrasi sakit perut (pexels.com/Sora Shimazaki)

Menurut National Cancer Institute, kanker lambung merupakan bentuk kanker yang memengaruhi lapisan perut. Jenis kanker ini mulai berkembang di lapisan mukosa lambung, kemudian menyebar melalui lapisan yang berbeda seiring pertumbuhannya.

Tanda-tanda awal kanker lambung meliputi:

  • Gangguan pencernaan.
  • Kembung dan rasa tidak nyaman di perut.
  • Mual dan kehilangan nafsu makan.
  • Mag.

Untuk mendiagnosis kanker lambung, dokter memerlukan berbagai tes, yang meliputi pemeriksaan fisik, tes darah, rontgen, dan pemindaian. Begitu terdiagnosis, dokter juga akan mencari tahu stadiumnya dan apakah kanker telah menyebar.

7. Hamil

Ibu hamil dapat mengalami perut yang keras disebabkan oleh kontraksi Braxton-Hicks. Menurut Medical News Today, kontraksi ini tidak teratur dan kadang dikenal sebagai nyeri persalinan palsu.

Kontraksi ini terjadi ketika serat otot di rahim mengencang dan kemudian rileks. Kontraksi ini dapat terjadi mulai minggu ke-6 kehamilan, tetapi kebanyakan ibu hamil baru merasakannya pada trimester kedua atau ketiga.

Perut yang keras dapat memiliki banyak penyebab yang berbeda. Beberapa penyebab dapat diobati dengan mudah, tetapi sebagian lainnya merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Yang terbaik adalah mencari nasihat medis jika gejalanya menjadi lebih serius.

Baca Juga: 12 Penyebab Kram Perut setelah Menstruasi, Harus ke Dokter?

Topik:

  • Nurulia R F

Berita Terkini Lainnya