Mengenal Savior Complex, Suka Menolong hingga Merugikan Diri Sendiri

Selalu membantu orang lain tidak selalu baik

Secara umum, orang menganggap suka menolong sebagai sifat yang positif sehingga kamu mungkin tidak melihat ada yang salah dengan mencoba membantu orang lain. Namun, ini tidak akan baik jika keinginan untuk membantu orang lain berkembang jadi rasa keharusan.

Savior complex dapat didefinisikan sebagai sebuah konstruksi psikologis yang membuat individu merasa perlu untuk menyelamatkan orang lain. Orang dengan kepribadian ini memiliki kecenderungan kuat untuk mencari orang yang sangat membutuhkan bantuan dan membantu mereka, bahkan seringkali dengan mengorbankan kebutuhan mereka sendiri untuk membantu orang-orang lain.

Tentu saja hal ini berpotensi memberikan dampak negatif, baik bagi orang lain yang coba dibantu maupun bagi diri sendiri. Berikut ini telah dirangkum dari laman Healthline dan Psychology Today cara mengenali perilaku semacam ini dan mengapa hal itu bisa menimbulkan lebih banyak bahaya.

1. Tanda

Mengenal Savior Complex, Suka Menolong hingga Merugikan Diri Sendiriilustrasi menolong rekan kerja (pexels.com/Jopwell)

Ada beberapa tanda yang mengarah pada kecenderungan saviour complex:

  • Tertarik pada ketidakberdayaan orang lain

Kamu mungkin merasa sangat tertarik pada orang-orang yang sedang memiliki masalah dalam hidup atau tampak kasihan. Ini bisa terjadi karena kamu sendiri pernah mengalami hal yang sama.

  • Kamu mencoba mengubah orang

Kamu mungkin percaya bahwa kamu memiliki kekuatan total untuk memengaruhi orang lain. Kamu berpikir bahwa kamu tahu apa yang terbaik untuk orang lain yang sedang kamu coba bantu.

  • Kamu selalu merasa perlu menemukan solusi

Savior complex umumnya percaya bahwa mereka harus memperbaiki segalanya. Mereka sering lebih peduli untuk memperbaiki masalah daripada orang yang benar-benar sedang mengalami masalah tersebut.

  • Membuat pengorbanan pribadi yang berlebihan

Savior complex sering mengorbankan kebutuhan pribadi dan memaksakan diri untuk mengurus orang lain yang mungkin tidak benar-benar menginginkan bantuan.

2. Siapa yang berisiko menjadi savior complex?

Mengenal Savior Complex, Suka Menolong hingga Merugikan Diri Sendiriilustrasi psikiater dan pasien (pexels.com/cottonbro)

Banyak individu yang masuk ke dalam profesi yang dituntut untuk membantu orang lain, seperti perawat, psikolog, terapis, bahkan merawat orang-orang yang dicintai mungkin memiliki beberapa karakteristik savior complex. Mereka tertarik pada orang-orang yang tampak tidak berdaya karena berbagai alasan. Namun, upaya mereka untuk membantu orang lain mungkin bersifat ekstrem hingga menguras tenaga mereka sendiri.

Keyakinan yang mendasari kecenderungan ini adalah karena mereka percaya bahwa membantu adalah hal yang mulia untuk dilakukan. Savior complex juga sering menganggap mereka lebih baik daripada orang lain karena mereka membantu orang lain sepanjang waktu tanpa mendapatkan imbalan.

Baca Juga: 5 Cara Simple Membahagiakan Pasangan tanpa Mengorbankan Diri Sendiri

3. Akibat dari savior complex

Mengenal Savior Complex, Suka Menolong hingga Merugikan Diri Sendiriilustrasi seseorang merasa sedih (pexels.com/Liza Summer)

Mencoba menyelamatkan orang lain dari masalah sering tidak membuahkan hasil yang diinginkan. Akibatnya, ini mungkin berdampak secara negatif pada savior complex, terutama jika mereka merasa gagal dalam usahanya dalam membantu. Ini beberapa akibat yang mungkin dirasakan:

  • Burnout

Menggunakan seluruh waktu dan energi untuk membantu orang lain membuat kamu hanya memiliki sedikit energi untuk diri sendiri.

  • Hubungan yang terganggu

Jika kamu menganggap pasangan atau orang lain di sekitarmu sebagai proyek perbaikan, ini dapat memengaruhi hubunganmu dengan mereka secara negatif.

  • Perasaan gagal

Realitanya, sekeras apa pun kamu mencoba, kamu tidak bisa menyelamatkan semua orang. Setiap kegagalan yang kamu alami memberi kamu peluang kekecewaan yang konsisten yang pada akhirnya menyebabkan perasaan ketidakmampuan, rasa bersalah, dan frustrasi.

  • Suasana hati buruk

Perasaan gagal dapat menyebabkan banyak pengalaman emosional yang tidak menyenangkan, seperti kesedihan, kebencian, kemarahan, hingga depresi.

4. Bagaimana mengatasinya

Mengenal Savior Complex, Suka Menolong hingga Merugikan Diri Sendiriilustrasi berkonsultasi dengan psikolog (pexels.com/SHVETS Production)

Jika kamu khawatir memiliki kecenderungan savior complex, ada banyak hal yang dapat kamu lakukan untuk mengatasinya:

  • Dengarkan, bukan bertindak

Kamu mungkin berpikir orang lain menceritakan masalahnya karena mereka menginginkan bantuanmu. Padahal, sering kali mereka hanya ingin mengungkapkan uneg-uneg. Dengan melatih keterampilan mendengarkan secara aktif, kamu dapat menahan keinginan untuk membantu.

  • Tawarkan bantuan dengan cara bertekanan rendah

Sebaiknya, hindari bertindak sampai orang tersebut meminta bantuan. Cobalah menenangkan orang tersebut dengan kalimat seperti "Beri tahu aku kalau kamu perlu bantuan," atau "Aku di sini jika kamu membutuhkanku."

  • Bicaralah dengan terapis

Berbicara dengan terapis adalah ide yang bagus untuk mendapatkan penanganan yang baik guna mengatasi apa yang mendorong suatu perilaku.

5. Bagaimana menghadapi orang yang selalu ingin membantu

Mengenal Savior Complex, Suka Menolong hingga Merugikan Diri Sendiriilustrasi membantu orang lain (pexels.com/Christina Morillo)

Jika kamu mengamati orang terdekatmu selalu membantu orang lain atau kamu khawatir mereka memiliki kecenderungan savior complex, kamu mungkin juga merasa bahwa mereka terkesan selalu ikut campur sehingga tidak nyaman dengannya. Ada beberapa tips yang dapat membantu kamu menanggapi upaya mereka:

  • Tunjukkan mengapa perilaku mereka tidak membantu

Savior complex mungkin bermaksud baik, tetapi bukan berarti kamu harus menyambut upaya mereka untuk menyelamatkanmu. Misalnya dengan mengatakan, “Aku paham kamu peduli dan bermaksud membantuku, tapi aku lebih suka mencoba mengatasi ini sendiri supaya aku bisa belajar dari apa yang terjadi.”

  • Dorong mereka untuk mendapatkan bantuan

Ketika kecenderungan seseorang membantu memengaruhi hubungan kalian, kamu dapat menyarankannya untuk mendapatkan terapi. Kamu bahkan dapat menawarkan mereka untuk berbicara dengan seorang konselor bersama-sama.

 

Jika selama ini kamu punya kecenderungan untuk membantu orang lain dan mulai lelah dengan sikapmu, kamu harus melakukan introspeksi diri. Kamu mungkin berpikir dapat membantu, tetapi ingatlah bahwa tidak semua orang suka dibantu, bahkan ini bisa menjadi bumerang untuk dirimu sendiri. Sebaliknya, seseorang yang benar-benar membutuhkan bantuan akan memintanya, jadi sebaiknya tunggulah sampai kamu diminta membantu.

Baca Juga: 5 Ciri Seseorang Memiliki God Complex, Tingkat Narsisnya Melewati Dewa

Eka Ami Photo Verified Writer Eka Ami

https://mycollection.shop/allaboutshopee0101

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Atqo

Berita Terkini Lainnya