5 Mitos Osteoporosis yang Tidak Sesuai Fakta, Jangan Asal Percaya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Osteoporosis adalah suatu kondisi yang menyebabkan tulang menjadi tipis, rapuh, lemah, dan mudah patah. Dilansir Healthline, tulang yang paling sering terkena yaitu tulang rusuk, pinggul, tulang pergelangan tangan dan tulang belakang. Penderita osteoporosis berisiko tinggi mengalami patah tulang saat melakukan aktivitas harian seperti berdiri dan berjalan.
Nah, karena risiko patah tulang yang tinggi, tentu kondisi kesehatan ini tidak bisa dianggap remeh, karena bisa menyebabkan kualitas hidup menjadi menurun. Namun karena bermunculan mitos-mitos seputar osteoporosis di masyarakat yang belum tentu kebenarannya, maka membuat timbulnya kesalahpahaman seputar penyakit ini, sehingga tidak sedikit orang yang kurang mewaspadai dan mengabaikan penyakit ini.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut lima mitos seputar osteoporosis yang tidak sesuai dengan fakta, yang perlu kamu ketahui.
1. Osteoporosis hanya menyerang wanita
Meski osteoporosis sering menyerang wanita, namun pria juga bisa mengalami kondisi ini. Pria juga bisa mengalami pengeroposan tulang dan patah tulang. Menurut keterangan dari International Osteoporosis Foundation, sekitar 20 hingga 25 persen patah tulang pinggul terjadi pada pria.
Dilansir Healthline, meski wanita kehilangan tulang lebih cepat daripada pria, karena mengalami menopause, namun saat mencapai usia 65 hingga 70 tahun, pria dan wanita biasanya kehilangan tulang dengan kecepatan yang sama.
2. Osteoporosis merupakan bagian alami dari penuaan
Adanya mitos yang mengatakan bahwa osteoporosis merupakan bagian alami dari penuaan adalah salah satu kesalahpahaman yang paling sering terjadi di masyarakat seputar penyakit tulang ini. Meski osteoporosis sering terjadi pada lansia, namun bukan berarti semua lansia akan mengalaminya.
Bahkan orang yang lebih muda pun juga bisa terkena osteoporosis. Itu semua tergantung pada gaya hidupnya. Jika saat muda, rajin berolahraga dan mengonsumsi makanan yang sehat dan mengandung banyak kalsium, maka tentu ia bisa terhindar dari osteoporosis di masa tua.
Baca Juga: Jadi Salah Satu Penyakit Mematikan, Ini 5 Cara Mencegah Penyakit TBC
Editor’s picks
3. Banyak minum susu bisa mencegah osteoporosis
Minum susu merupakan salah satu cara untuk mencegah osteoporosis. Namun bukan berarti dengan minum susu dalam jumlah yang banyak, bisa terhindar dari osteoporosis, lo. Karena minum susu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian yang diperlukan, yaitu 1200 mg (untuk individu berusia >50 tahun).
Selain kalsium, juga ada nutrisi-nutrisi lain yang juga penting untuk kesehatan tulang seperti vitamin D, vitamin K, potasium, dan magnesium. Dengan mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi-nutrisi tersebut, maka risiko untuk mengalami osteoporosis juga akan menurun.
4. Osteoporosis tidak ada obatnya
Mitos yang mengatakan bahwa osteoporosis tidak ada obatnya tentu salah total. Faktanya, terdapat berbagai macam obat untuk memperlambat perkembangan osteoporosis, dan menurunkan risiko patah tulang. Dengan mengonsumsi obat-obatan tersebut, maka kepadatan tulang bisa meningkat beberapa persen per tahun selama tiga hingga empat tahun.
Dilansir Healthline, obat yang paling umum digunakan untuk mengobati osteoporosis yaitu bifosfonat. Obat ini digunakan untuk mencegah hilangnya massa tulang. Bifosfonat bisa diberikan melalui suntikan atau oral.
5. Penderita osteoporosis bisa merasakan bahwa tulangnya semakin lemah
Osteoporosis disebut dengan "silent disease" atau penyakit diam, karena penderitanya tidak bisa merasakan sakit atau kehilangan kekuatan yang kentara ketika kehilangan kepadatan tulang. Selain itu, kemungkinan penderita osteoporosis mengetahui jika menderita penyakit ini, setelah punggung bagian atas mereka mulai melengkung ke depan. Dilansir Healthline, seringkali tanda pertama osteoporosis adalah patah tulang.
Jangan mudah mempercayai sesuatu sebelum bukti kebenarannya terungkap, apalagi jika berhubungan dengan dunia medis, karena bisa berpotensi berbahaya di kemudian hari jika informasi yang beredar tidak sesuai dengan fakta yang ada.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.