Merasakan Sensasi Semut Merayap di Permukaan Kulit? Waspada Formikasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah pernah merasakan semut berjalan di tubuhmu? Akan tetapi, setelah dicek, ternyata tidak ada apa-apa? Sungguh aneh, bukan? Gejala semacam ini disebut dengan formikasi.
Sensasi seperti ini sungguh tidak nyaman bagi para pengidapnya. Bukan tidak mungkin kondisi ini akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Apa itu formikasi dan bagaimana cara mengatasinya? Simak paparan lengkapnya di bawah ini, yuk!
1. Apa itu formikasi?
Fenomena mersakan sensasi seakan semut sedang berjalan disebut dengan formikasi. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, yaitu formica yang berarti 'semut'. Merasakan sensasi pada kulit tanpa adanya rangsangan fisik semacam ini merupakan salah satu jenis halusinasi taktil atau rabaan.
Sensasi semacam ini adalah jenis paresthesia. Paresthesia bisa berupa kesemutan, rasa terbakar, gatal, dan juga mati rasa. Kondisi paresthesia bisa terjadi dalam jangka waktu singkat maupun panjang.
2. Gejala utama formikasi
Gejala utama yang bisa kita rasakan ialah sensasi semut yang merayap di permukaan kulit. Sensasi semut berjalan ini menyebabkan rasa gatal. Dengan begitu, secara otomatis kita akan menggaruknya. Umumnya, formikasi terjadi pada malam hari.
Menggaruk secara terus-menerus untuk menghilangkan rasa gatal akan berdampak pada kulit. Luka terbuka akan dialami kulit. Tidak menutup kemungkinan luka terbuka itu akan terinfeksi dan menimbulkan penyakit lain.
Baca Juga: Memahami Metamorfosis Semut: Tahap dan Pembagian Kastanya
3. Gejala lain dari formikasi
Editor’s picks
Formikasi tidak hanya berupa sensasi semut merayap saja. Gejala utama ini bisa dibarengi dengan gejala lain. Hal ini terjadi bergantung dari penyebabnya.
Beberapa gejala lain tersebut ialah sakit di sekujur tubuh, merasa kelelahan, gemetar di tangan atau jari, pergerakan mulai melambat, dan badan terasa kaku. Selain itu, bisa kita rasakan pula gejala lain yang berupa merasa gelisah, depresi, marah, dan sulit kesulitan untuk berkonsentrasi atau brain fog.
4. Faktor penyebab formikasi
Faktor penyebab dari formikasi sangat bervariasi. Setiap pengidapnya bisa memiliki penyebab yang berbeda-beda. Beberapa penyebab dari formikasi ialah kondisi medis, gangguan kesehatan mental tertentu, hingga efek pengobatan tertentu.
Kondisi medis yang bisa menyebabkan formikasi ialah anemia, fibromialgia, stroke, HIV, herpes zoster, demensia, penyakit parkinson, perimenopause, neuripati diabetik, dan kanker kulit. Kemudian, gangguan kecemasan, dermatillomania, depresi, dan skizofrenia merupakan gangguan kesehatan mental yang bisa menyebabkan formikasi. Beberapa jenis obat yang dapat memicu kemunculan formikasi ialah obat antibiotik, obat antijamur, obat antikejang, obat antidepresan, obat antinyeri, dan obat yang memengaruhi hormon.
5. Cara mengatasi kemunculan formikasi
Untuk mengatasi formikasi tentu saja tergantung dari penyebabnya. Namun demikian, untuk mengurangi rasa gatal, krim topikal bisa dijadikan pilihan. Selain itu, gunakan krim pelembab agar kulit selalu terhidrasi.
Oleh sebab itu, jika formikasi muncul dengan frekuensi yang terlalu tinggi, kamu perlu berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memeriksa pemicu formikasi dan memberikan obat yang sesuai. Perawatan jangka panjang akan dilakukan jika penyebabnya ialah kondisi medis yang berupa herpes zoster, parkinson, dan fibromialgia.
Sensasi semut merayap di permukaan kulit memang membikin kulit terasa gatal. Jika muncul rasa gatal, kamu tidak perlu menggaruknya secara intens. Hal ini untuk menghindari munculnya luka terbuka dan kondisi komplikasi.
Baca Juga: 9 Fakta Menarik Anteater, si Pemakan Semut yang Hemat Energi
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.