5 Fakta seputar Microsleep, Bahaya Jika Terjadi saat Mengemudi! 

Terkesan sepele, namun bisa membahayakan nyawa 

Kecelakaan yang sering terjadi, terutama di jalan tol yang lancar dan cuaca cerah, tentu membuat orang bertanya-tanya. Kok bisa? Biasanya orang langsung mengarah pada sang supir yang mengemudikan mobil. Asumsi kita mengatakan, ini pasti sedang mengantuk.

Inilah yang terjadi jika pengemudi sampai tertidur, meskipun hanya beberapa detik saja. Istilah tidur singkat ini dikenal dengan nama microsleep. Dilansir dari Healthline, berikut penjelasan mengenai microsleep yang harus kamu ketahui. Silakan disimak!

1. Apa itu microsleep 

5 Fakta seputar Microsleep, Bahaya Jika Terjadi saat Mengemudi! ilustrasi tertidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Microsleep adalah kondisi hilangnya kesadaran seseorang akibat rasa kantuk yang tidak bisa ditahan, sehingga kamu tertidur secara tiba-tiba, yang berlangsung dalam hitungan singkat saja. Orang yang mengalami microsleep tertidur tanpa menyadarinya. Fisiknya masih di tempat, tapi kesadarannya sudah hilang alias tertidur.

Microsleep bisa terjadi dimana saja, seperti di tempat kerja, di sekolah, atau saat menonton TV. Kondisi tidur singkat ini bisa terjadi kapan saja, di saat kamu kurang tidur. Bahkan juga bisa terjadi saat tengah melakukan aktivitas penting, seperti ketika sedang mengemudi atau mengoperasikan mesin, inilah yang dapat berakibat fatal.

2. Penyebab microsleep 

5 Fakta seputar Microsleep, Bahaya Jika Terjadi saat Mengemudi! ilustrasi mengantuk (unsplash.com/sammywilliams)

Pemicu utama terjadinya microsleep sudah pasti dikarenakan kurang tidur. Entah itu mengalami insomnia, bekerja shift malam, atau gangguan tidur lainnya. Kurangnya kualitas tidur mempunyai dampak yang signifikan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Dalam ilmu pengetahuan, penyebab microsleep dikarenakan otak yang tidak dapat bertahan, di antara rasa lelah dan kondisi terjaga. Dalam hal ini, tidak semua bagian otak tertidur. Jadi, masih bisa terjaga beberapa detik atau menit kemudian.

Baca Juga: 5 Tips Belajar Mengemudi Mobil biar Langsung Mahir

3. Gejala microsleep dan kapan harus waspada  

5 Fakta seputar Microsleep, Bahaya Jika Terjadi saat Mengemudi! ilustrasi mengemudi (pexels.com/Hassan OUAJBIR)

Kamu harus mulai mewaspadai jika sudah terlihat gejala seperti ini, tatapan mata kosong, berkedip lambat, menguap berlebihan, kelopak mata berat, mata berair, dan tubuh tersentak tiba-tiba. Apalagi kalau kepala sudah bersandar. Itu sudah harus aware.

Waspadai juga jika mobil sudah keluar dari jalur, atau kamu melewati pintu keluar tol, bahkan tidak tahu sudah sampai mana. Microsleep bisa juga terjadi saat mata dalam keadaan terbuka, ketika tengah berkendara. Mata memang terbuka, tetapi kesadaran sudah hilang, ini tentu sangat berbahaya.

4. Microsleep berbahaya saat berkendara 

5 Fakta seputar Microsleep, Bahaya Jika Terjadi saat Mengemudi! ilustrasi mengemudi (pexels.com/Tim Samuel)

Bagi kamu yang sering bepergian dengan mengendarai mobil, hal ini perlu mendapat perhatian. Pasalnya, para pengendara mobil sangatlah rentan mengalami kondisi microsleep. Ketika kualitas tidur berkurang, maka secara otomatis kemampuan berkendara pun menjadi turun.

Jika kemampuan konsentrasi, tingkat kewaspadaan, dan respon sudah menurun, dikhawatirkan saat berkendara bisa menjadi sangat berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hal sepele yang beresiko menyebabkan nyawa melayang, bukan hanya nyawa sendiri saja, namun juga keselamatan orang lain. Sangat disayangkan, bukan?

5. Cara mencegah microsleep 

5 Fakta seputar Microsleep, Bahaya Jika Terjadi saat Mengemudi! ilustrasi tertidur (unsplash.com/Elvis Bekmanis)

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya microsleep, salah satunya dengan menepikan kendaraan ketika sudah merasa lelah dan mengantuk. Beristirahatlah sejenak atau tidur sekitar 15 atau 30 menit. Atau bisa berhenti dulu untuk stretching, baru kemudian lanjutkan perjalanan. Bisa juga dibuat waktu periodik istirahat, misalnya setiap perjalanan dua jam sekali berhenti untuk beristirahat.

Tidurlah yang cukup sekitar tujuh sampai sembilan jam setiap malam, seminggu sebelum akan berkendara jauh. Hindari berkendara jarak jauh pada malam hari, jika kamu terbiasa tidur pada malam hari. Sebaiknya ada pendamping yang membantu mengingatkan pengemudi, jika melihat gejala pengemudi mulai mengantuk. Ajaklah komunikasi atau menyetel musik dengan irama cepat supaya pengemudi tetap fokus mengemudi.

Keselamatan tentu menjadi prioritas setiap orang dalam berkendara. Untuk itu, jangan abaikan rasa lelah atau rasa kantuk ketika berkendara. Lebih baik beristirahat barang sejenak, daripada beristirahat untuk selamanya. Jika kamu ingin selamat di perjalanan, terapkan hal ini, ya! Semoga sampai di tempat tujuan dengan selamat.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Usir Midday Slump, Gejala Mengantuk setelah Makan Siang

Malika Nabilla Larasati Photo Verified Writer Malika Nabilla Larasati

Senang dengan berita unik dan menarik? Jadilah penulis!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agsa Tian

Berita Terkini Lainnya