5 Mikronutrien Ini Sangat Baik untuk Fungsi Kognitif Lansia 

Nutrisi penting agar tidak cepat pikun

Penuaan adalah proses alami yang pasti terjadi. Layaknya mesin yang mengalami penurunan performa, lama-lama tubuh mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh seiring menuanya usia, termasuk fungsi kognitif. Ternyata, ada mikronutrien yang sangat dibutuhkan, khususnya oleh lansia, untuk menunjang fungsi kognitif. Apa saja?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, perlu diketahui bahwa fungsi kognitif yang baik pada lansia adalah salah satu hal yang memengaruhi kualitas hidupnya. Suplai zat gizi yang cukup adalah salah satu faktor penting dalam meningkatkan kesehatan lansia dan menurunkan berbagai risiko terkait dengan proses penuaan dan penurunan fungsi kognitif.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa asupan mikronutrien (zat gizi mikro) yang cukup akan membantu memelihara kemampuan fungsi kognitif pada lansia. Apa saja mikronutrien yang dimaksud? Yuk, simak ulasannya berikut ini.

1. Vitamin B6 

5 Mikronutrien Ini Sangat Baik untuk Fungsi Kognitif Lansia pixabay.com/JillWellington

Menurut sebuah laporan dalam Jurnal Gizi Klinik Indonesia tahun 2012, status vitamin B6 berpengaruh pada fungsi kognitif lansia. Kekurangan vitamin ini dapat memengaruhi fungsi memori, sehingga berdampak pada gangguan fungsi kognitif.

Kekurangan atau defisiensi vitamin B6 dapat mengganggu konsentrasi homosistein. Peningkatan konsentrasi homosistein yang beredar dalam pembuluh darah menjadi faktor risiko aterosklerosis (penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam dan di dinding arteri) dan berpengaruh secara langsung pada neuron dalam sistem saraf pusat.

Kebutuhan vitamin B6 bisa didapat dari bahan makanan seperti daging, hati, kuning telur, kedelai, kacang hijau, pisang, jagung, dan sebagainya.

2. Vitamin C 

5 Mikronutrien Ini Sangat Baik untuk Fungsi Kognitif Lansia pixabay.com/silviarita

Vitamin C bertugas melindungi jaringan dari radikal bebas, yang merupakan penyebab gangguan fungsi kognitif pada lansia. Bersumber dari Jurnal Gizi Klinik Indonesia tahun 2012, antioksidan dari vitamin C kemudian mengubah radikal bebas menjadi radikal askorbil, lalu menjadi askorbat dan dehidroaskorbat. Asam askorbat berperan sebagai reduktor untuk radikal bebas yang secara langsung menangkap radikal bebas oksigen.

Vitamin C juga dibutuhkan dalam reaksi hidrolisis yaitu sintesis amina biogenik dalam sistem saraf pusat dan medula adrenal.

Sumber vitamin C mudah ditemukan karena tersebar luas dalam buah-buahan, seperti jambu biji, pepaya, stroberi, lemon, jeruk, brokoli, cabai, paprika, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 8 Kesalahan Besar dalam Program Diet Menurut Ahli Gizi

3. Vitamin E 

5 Mikronutrien Ini Sangat Baik untuk Fungsi Kognitif Lansia pixabay.com/RitaE

Dalam Jurnal Gizi Klinik Indonesia tahun 2012 disebutkan, asupan vitamin E tinggi dari makanan diketahui berpengaruh dalam memperlambat penurunan fungsi kognitif, dilihat pada skor fungsi kognitif yang telah diamati selama 6 tahun.

Lansia dengan asupan vitamin E lebih besar atau mencapai 100 persen angka kecukupan gizi (AKG) menunjukkan kemampuan kognitif yang lebih baik.

Vitamin E merupakan antioksidan yang kuat untuk membantu mencegah penurunan kognitif, dengan menyediakan perlindungan terhadap kerusakan jaringan saraf.

Hubungan vitamin E dengan penurunan fungsi kognitif dapat juga dikaitkan dengan sistem vaskular, yang mana vitamin E mampu menurunkan risiko penyakit ateroskelerosis dengan cara melindungi low-density lipoprotein (LDL atau kolesterol jahat) dari oksidasi.

Sumber pangan seperti minyak biji-bijian, kedelai, kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, kangkung, brokoli, tomat, dan telur mengandung vitamin E yang baik untuk dikonsumsi sehari-hari.

4. Vitamin B12 

5 Mikronutrien Ini Sangat Baik untuk Fungsi Kognitif Lansia pixabay.com/Couleur

Vitamin B12 juga berperan dalam fungsi kognitif. Defisiensi vitamin ini bersama dengan asam folat dan vitamin B6 dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah otak dan menyebabkan gangguan fungsi kognitif.

Vitamin B12 diperlukan untuk mengubah asam folat dalam bentuk aktif. Salah satu gejala kekurangan vitamin B12 adalah anemia akibat kekurangan asam folat.

Dalam Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan tahun 2019, disebutkan bahwa lansia yang kekurangan asupan vitamin B12 mempunyai peluang 5 kali mengalami gangguan fungsi kognitif dibandingkan dengan lansia yang asupan vitamin B12-nya cukup.

Kamu bisa memenuhi kebutuhan vitamin B12 dari makanan hewani seperti daging, telur, susu, ikan, maupun sumber nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

5. Zat besi

5 Mikronutrien Ini Sangat Baik untuk Fungsi Kognitif Lansia pixabay.com/gentinabdanurendra

Dijelaskan dalam Journal of Nutrition College tahun 2020, zat besi merupakan salah satu mikronutrien yang berperan dalam perkembangan otak, terutama dalam sistem penghantar saraf. Zat besi juga dibutuhkan untuk oksigenasi dan produksi energi pada parenkim serebral serta sintesis neurotransmiter.

Zat besi berperan penting dalam transpor dan penyimpanan oksigen. Defisiensi zat besi secara kronis dapat menyebabkan hipoksia pada serebral, penurunan kognitif, serta anemia kekurangan zat besi.

Sumber zat besi yang bisa didapat di pasaran adalah daging merah, hati, telur, tempe, kacang merah, kacang hijau, dan sayuran hijau.

Itulah ulasan tentang lima jenis mikronutrien yang sangat baik dan dibutuhkan untuk menunjang fungsi kognitif pada lansia. Penuaan adalah proses alamiah yang tidak bisa dihindari, tinggal bagaimana upaya kita untuk mencegah penuaan dini.

Mencukupi kebutuhan nutrisi bagi tubuh, menerapkan pola hidup bersih sehat, serta mampu mengelola stres dengan baik akan mendukung kesehatan tubuh secara optimal dan mencegah proses penuaan terjadi lebih cepat.

Baca Juga: 6 Fakta Penuaan Sistem Imun Tubuh dan Cara Mencegahnya

ilham bintoro Photo Verified Writer ilham bintoro

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya