Apakah Bekerja saat Hamil Benar-benar Aman bagi Ibu dan Janin?

Pertimbangkan segala bentuk pekerjaan dengan baik ya, Bun!

Kehamilan menjadi momen yang menggembirakan sekaligus menantang bagi perempuan, terlebih pada perempuan yang mengedepankan keseimbangan antara karier dan keluarga.

Wajar bila perempuan diselimuti dilema ketika menjalani rutinitas kerja terutama pada fase awal kehamilan. Berbagai pertanyaan mengenai kekhawatiran akan keamanan dalam bekerja pasti muncul di benak.

Lantas, timbul pertanyaan, apakah bekerja saat hamil benar-benar aman bagi ibu dan janin dalam kandungan? Untuk menjawab rasa penasaranmu, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

1. Studi terkait keamanan bekerja saat hamil

Apakah Bekerja saat Hamil Benar-benar Aman bagi Ibu dan Janin?freepik.com/freepik

Studi dalam jurnal BMC Pregnancy and Childbirth tahun 2014 meneliti beberapa perempuan hamil di Jepang yang bekerja lebih dari 40 jam setiap minggu. Hasil temuannya memaparkan bahwa partisipan tersebut berisiko mengalami keguguran dan persalinan prematur terlebih pada trimester pertama.

Sementara itu, studi lain dalam jurnal Occupational & Environmental Medicine tahun 2019 meneliti beberapa ibu hamil di Denmark terkait dengan sistem kerja shift malam. Ditemukan bahwa perempuan hamil yang bekerja setidaknya dua shift malam dalam seminggu memiliki tingkat risiko keguguran lebih tinggi, yaitu sebesar 32 persen, dibandingkan yang bekerja pada siang hari.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), bila ibu hamil ingin bekerja selama masa kehamilan awal dan menengah, maka disarankan untuk mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:

  • Pekerjaan yang dilakukan
  • Kondisi kesehatan
  • Segala bentuk kemungkinan komplikasi yang bisa terjadi selama kehamilan

Selain itu, penting juga untuk berkonsultasi pada dokter kandungan terlebih jika pekerjaan yang dikerjakan ibu hamil berisiko, seperti:

  • Area tempat kerja terdapat kandungan bahan kimia, radiasi, atau bahan berbahaya lain
  • Area tempat kerja banyak getaran keras atau kebisingan dari alat-alat berat
  • Mengharuskan berdiri dalam waktu lama atau naik turun tangga
  • Mengharuskan mengangkat beban berat
  • Suasana lingkungan tempat kerja terlalu panas atau terlalu dingin
  • Alokasi waktu bekerja setiap harinya melebihi batas normal bagi ibu hamil

2. Mengatasi gejala kehamilan yang umum saat berada di tempat kerja

Apakah Bekerja saat Hamil Benar-benar Aman bagi Ibu dan Janin?freepik.com/senivpetro

Gejala umum kehamilan yang pertama adalah morning sickness atau kondisi yang ditandai dengan mual dan muntah saat hamil. Adapun cara untuk meminimalkan gejala ini adalah dengan menghindari pemicunya.

Gejala berikutnya adalah kelelahan. Sudah menjadi rahasia umum jika ibu hamil rentan mengalami kelelahan, apalagi bila aktivitas hariannya cukup padat. Untuk itu, istirahat setelah bekerja sangat penting untuk dilakukan. Melansir Healthline, para ahli menyarankan waktu tidur yang efektif untuk ibu hamil, yaitu sekitar 8,5 jam sampai 9,5 jam per hari.

Kehamilan dapat menyebabkan peningkatan rasa haus. Dengan demikian, pastikan untuk membawa botol minum saat bekerja untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan baik.

Meningkatkan asupan cairan tentu berdampak pada produksi urine yang meningkat. Sering buang air kecil bisa menjadi gejala kehamilan yang umum lainnya. Ketika keinginan buang air kecil membuncah, sebaiknya lekas ke kamar mandi. Ingat, menahan buang air kecil tidak baik bagi kesehatan, dan seiring berjalannya waktu bisa meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.

Gejala umum kehamilan selanjutnya yakni sakit punggung atau panggul. Untuk mengatasinya, gunakan sepatu kerja yang nyaman (hindari sepatu hak tinggi), pakai sabuk khusus kehamilan, pakai bantalan pemanas bila diperlukan, dan istirahat bila merasa lelah.

Baca Juga: Gangguan Tidur yang Biasa Dialami Ibu Hamil tiap Trimester, Waspadai!

3. Memberi kabar kehamilan pada rekan kerja

Apakah Bekerja saat Hamil Benar-benar Aman bagi Ibu dan Janin?pexels.com/Alexander Suhorucov

Tidak ada standar baku mengenai kapan seorang perempuan yang tengah mengandung menyampaikan kabar tersebut kepada rekan-rekan kerjanya, termasuk atasannya.

Mengomunikasikan kabar tersebut sebetulnya akan sangat membantu dan mendukung kenyamanan kerja saat hamil.

Salah satu kasus yang mungkin akan dialami adalah ketika ibu hamil harus mengangkat barang-barang yang terlalu banyak atau berat, maka untuk sementara waktu rekan kerja yang lain bisa menggantikannya.

4. Kapan sebaiknya berhenti bekerja?

Apakah Bekerja saat Hamil Benar-benar Aman bagi Ibu dan Janin?freepik.com/lookstudio

Jika dirasa ada indikasi terkait komplikasi kesehatan saat hamil, dokter biasanya akan menyarankan ibu hamil untuk berhenti bekerja lebih awal. Salah satu komplikasi kesehatan saat hamil yang paling rentan dialami ibu hamil yang bekerja adalah persalinan prematur.

Adapun gejalanya meliputi:

  • Nyeri, perut terasa penuh tekanan, dan kram perut
  • Terdapat cairan (bisa berupa darah) yang keluar dari vagina
  • Sakit punggung yang tidak normal
  • Kontraksi yang menyakitkan
  • Pecahnya air ketuban sebelum waktunya

Perlu diingat jika persalinan prematur bukanlah satu-satunya komplikasi yang mengancam ibu hamil yang bekerja. Keluhan fisik seperti bengkak misalnya, bisa menghambat pekerjaan dan memengaruhi kualitas tidur.

5. Pertimbangkan jadwal kerja yang fleksibel dan cuti melahirkan

Apakah Bekerja saat Hamil Benar-benar Aman bagi Ibu dan Janin?freepik.com/lookstudio

Setiap tempat kerja punya aturan dan kebijakan yang berbeda-beda. Meskipun demikian, mempertimbangkan jadwal kerja yang fleksibel bisa menjadi opsi untuk bekerja dengan nyaman saat hamil.

Jadwal fleksibel tentunya bervariasi, tergantung karakteristik pekerjaan dan tempat kerja, yang umumnya hal-hal tersebut mencakup:

  • Ibu hamil diperbolehkan datang sedikit terlambat saat bekerja
  • Ibu hamil diperbolehkan datang lebih awal dan pulang lebih awal saat bekerja
  • Mengalihkan jam istirahat makan siang untuk datang terlambat atau pulang lebih awal
  • Bekerja lebih banyak pada hari-hari tertentu dan memiliki hari libur
  • Seorang wanita karier tentunya akan membutuhkan waktu untuk memulihkan keadaan pasca kelahiran. Di samping itu, menjadi ibu bagi si buah hati berarti harus dapat mengatur rutinitas baru seperti menyusui dan waktu tidur sebaik mungkin. Biasanya, mendekati waktu persalinan hingga beberapa bulan setelahnya, perempuan bisa mengambil cuti melahirkan

Bekerja saat hamil tidak sepenuhnya mengkhawatirkan dan berbahaya dan banyak dilakukan. Konsultasi dengan dokter kandungan sangat dibutuhkan untuk mempertimbangkan segala risiko dan status kesehatan, sehingga bisa menentukan keputusan bijak yang terbaik bagi ibu hamil dan pekerjaannya.

Baca Juga: Para Calon Ibu, 7 Hal Ini Sebaiknya Kamu Hindari Selama Masa Kehamilan

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya