Kelelahan Emosional, Dampak Paparan Stres Berlebih dalam Hidup

Merasa tidak memiliki cukup kekuatan dan kendali atas hidup

Kelelahan emosional mengacu pada kondisi lelah dan menurunnya emosi sebagai implikasi terhadap akumulasi paparan stres dalam kehidupan sehari-hari. Individu yang mengalami kelelahan emosional sering kali merasa terjebak dalam situasi yang rasanya serba kacau.

Perasaan ini cenderung berkembang dalam waktu yang lama, kendati individu yang bersangkutan tidak memperhatikan tanda-tanda peringatan dini. Jika tidak ditangani dengan tepat, tidak menutup kemungkinan bisa berdampak pada kesehatan secara signifikan.

Dirangkum dari Medical News Today dan Healthline, berikut adalah ulasan lengkap mengenai kelelahan emosional yang menarik untuk dipahami.

1. Gejala kelelahan emosional

Kelelahan Emosional, Dampak Paparan Stres Berlebih dalam Hidupilustrasi kelelahan emosional (unsplash.com/Annie Spratt)

Tidak hanya dari segi emosional, kelelahan ini bisa memengaruhi fisik dan perilaku. Gejala umum yang biasa ditunjukkan penderitanya meliputi:

  • Perubahan suasana hati: manifestasi kasus ini adalah perubahan emosional menjadi lekas marah, cemas, apati, depresi, putus asa, pesimis, serta hilangnya motivasi.

  • Kesulitan berpikir: beberapa orang menyebut gejala sebagai brain fog (kabut otak) yang ditunjukkan dengan kebingungan, kesulitan berkonsentrasi, mudah lupa, serta kehilangan ingatan. Studi dalam An International Journal of Work, Health, & Organisations tahun 2014 menjelaskan, kelelahan emosional berhubungan dengan penurunan kognitif pada tiga area, yakni fungsi eksekutif (perencanaan dan pengorganisasian), perhatian, dan penyimpanan memori.

  • Mengalami masalah tidur: ketika periode kelelahan itu hadir, kamu mungkin akan kesulitan mempertahankan pola tidur teratur. Suasana hati yang buruk ditambah dengan fenomena kabut otak semakin memperburuk kualitas tidur.

  • Masalah secara fisik: kelelahan emosional secara fisik biasanya ditunjukkan dengan sakit kepala, perubahan nafsu makan, penurunan atau penambahan berat badan, masalah pencernaan, dan jantung berdebar.

  • Masalah pekerjaan dan hubungan pribadi: pada akhirnya perubahan emosional, kognitif, dan fisik dapat berimbas pada hubungan, baik secara personal maupun profesional di tempat kerja.

2. Penyebab kelelahan emosional

Kelelahan Emosional, Dampak Paparan Stres Berlebih dalam Hidupilustrasi laki-laki mengalami kelelahan emosional (unsplash.com/Jonathan Rados)

Kelelahan emosional biasanya muncul akibat periode stres yang dihadapi secara terus-menerus. Adapun kasus yang dapat memicu kelelahan emosional di antaranya adalah:

  • Mengalami masalah finansial
  • Menjadi tunawisma
  • Kewajiban untuk melakukan banyak hal (misalnya bekerja, sekolah, sekaligus mengurus keluarga)
  • Memiliki jam kerja yang sangat lama
  • Bekerja di lingkungan yang penuh tekanan
  • Mengalami kondisi medis kronis
  • Membesarkan dan mengasuh anak
  • Mengalami perubahan hidup secara signifikan (perceraian atau meninggalnya orang terkasih)

Baca Juga: Mudah Merasa Marah? Mungkin 13 Faktor Medis Ini Penyebab Kamu Emosian

3. Siapa yang berisiko mengalami kelelahan emosional?

Kelelahan Emosional, Dampak Paparan Stres Berlebih dalam Hidupilustrasi kesepian (unsplash.com/engin akyurt)

Setiap orang bisa mengalami kelelahan emosional, terutama bila memiliki banyak masalah dan mengalami perubahan signifikan dalam hidup. Orang-orang yang berisiko tinggi mengalami kelelahan emosional antara lain:

  • Punya pekerjaan yang penuh tuntutan: profesi seperti polisi, perawat, guru, dan pekerja sosial sering dikaitkan dengan faktor pemicu kelelahan emosional. Studi dalam BMC Medical Education tahun 2014 memaparkan, profesi yang berhubungan dengan medis pada tahap awal karier menunjukkan indikator kelelahan emosional dan risiko kelelahan yang lebih tinggi. Selain itu, risiko kelelahan emosional cenderung meningkat apabila seseorang dihadapkan oleh pekerjaan yang tidak disukai, bekerja dalam waktu yang lama, serta kurangnya kontrol di tempat kerja.

  • Orang yang perfeksionis: individu yang berjuang mencapai kesempurnaan (dalam hal ini perfeksionisme) dalam segala bidang sering mengalami kelelahan emosional. Pernyataan ini mendapat dukungan dari ahli melalui penelitian bertajuk The Relationship Between Perfectionism, Stress and Burnout in Clinical Psychologists. Dalam penelitian tersebut, ahli menyimpulkan bahwa perfeksionisme erat kaitannya dengan faktor risiko kelelahan emosional.

  • Orang yang kesepian: kesepian dapat meningkatkan perasaan lelah secara emosional. Studi dalam jurnal Canadian Family Physician tahun 2016 memberi masukan dengan membina hubungan sosial dapat membantu mengurangi efek berbahaya dari perasaan lelah.

  • Orang yang tidak bisa mencintai dirinya sendiri: bila kamu tidak memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri, kamu lebih rentan mengalami kelelahan emosional. Kesejahteraan ini meliputi pemenuhan nutrisi, istirahat cukup, dan rutin olahraga.

  • Faktor lain: selain empat faktor risiko di atas, kamu berisiko mengalami kelelahan emosional apabila menerapkan strategis mekanisme coping berbahaya (konsumsi alkohol atau obat-obatan untuk mengatasi stres), merasa kekurangan (perihal finansial, status, atau dukungan dari orang sekitar), serta bekerja dalam budaya yang tidak menghargai kebebasan berekspresi.

4. Dampak kelelahan emosional jangka panjang

Kelelahan Emosional, Dampak Paparan Stres Berlebih dalam Hidupilustrasi seorang pekerja mengalami kelelahan emosional (unsplash.com/ahmad gunnaivi)

Stres yang menjadi penyebab kelelahan emosional membuat kita berisiko mengalami kelelahan kronis. Seiring waktu, kelelahan emosional bisa menyebabkan masalah kesehatan serius.

Bila tidak mendapat penanganan yang tepat, kelelahan emosional lama-lama bisa menyebabkan:

  • Tekanan darah tinggi (meningkatkan risiko penyakit jantung)
  • Insomnia
  • Kecemasan
  • Depresi
  • Penambahan berat badan
  • Penuaan dini
  • Masalah metabolisme
  • Masalah sistem kekebalan tubuh

5. Penanganan kelelahan emosional

Kelelahan Emosional, Dampak Paparan Stres Berlebih dalam Hidupilustrasi mendapatkan dukungan emosional (pexels.com/Polina Zimmerman)

Cara penanganan paling penting adalah dengan melakukan perubahan gaya hidup. Dengan membuat perubahan positif dalam kebiasaan sehari-hari, kamu bisa mengelola gejala bahkan mencegah kelelahan emosional secara mandiri.

Langkah sederhana ini bisa kamu praktikkan:

  • Menghilangkan pemicu stres
  • Makan makanan bergizi
  • Olahraga teratur
  • Tidur yang cukup
  • Bercengkerama dengan teman tepercaya untuk membantu menghilangkan stres
  • Berlatih teknik mindfulness seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan
  • Menerapkan quality time dengan aktivitas positif yang menyenangkan (menonton film, membaca buku, atau berkebun)

Selain itu, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan dari ahli kesehatan mental untuk membantu mengelola kondisi. Para ahli mungkin akan merekomendasikan beberapa teknik khusus seperti terapi perilaku kognitif (CBT) atau teknik relaksasi. Jangan biarkan kelelahan emosional menguasaimu dan segera atasi, ya.

Baca Juga: Tetap Mindful, Intip 8 Cara Menjaga Kesejahteraan Diri Setiap Hari

Indriyani Photo Verified Writer Indriyani

Full-time learner, part-time writer and reader. (Insta @ani412_)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya