Buka Puasa Makan Takjil Dulu atau Nasi, Mana Lebih Baik?

Kamu tim takjil dulu atau langsung makan nasi, nih?

Buka puasa adalah saat yang paling dinantikan. Setelah menahan lapar dan haus seharian, ini adalah saat kamu bisa makan dan minum. Saking laparnya, tak sedikit orang yang langsung melahap banyak hidangan sekaligus. Mulai dari teh hangat, nasi, berbagai lauk, sayuran, dan lain sebagainya. 

Sementara itu, ada juga yang memilih untuk berbuka dengan takjil sederhana terlebih dahulu. Contohnya dengan kurma, minuman, roti, gorengan, dan makanan ringan lainnya.

Jika ditinjau dari aspek kesehatannya, kira-kira mana yang lebih baik, ya? Apakah sebaiknya buka puasa makan takjil dulu atau nasi? 

1. Makan takjil vs. makanan berat saat berbuka puasa

Seperti penjelasan sebelumnya, saat berbuka puasa, kamu punya dua pilihan. Pertama, membatalkannya dengan makanan yang ringan terlebih dahulu. Kedua, langsung makan besar, yaitu nasi dengan berbagai kondimen yang lengkap. 

Masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan. Berbuka dengan makanan yang ringan lebih nyaman di perut bagi sebagian orang, apalagi setelahnya harus salat Magrib.

Sementara itu, berbuka dengan makanan besar terasa lebih memuaskan dan tak perlu khawatir perut berbunyi saat beribadah setelahnya. 

Akan tetapi, jika dibandingkan, ternyata salah satu dari pilihan tersebut lebih baik daripada lainnya. Yang manakah itu? 

2. Langsung makan nasi dan makanan berat lain di waktu berbuka berisiko meningkatkan asam lambung

Buka Puasa Makan Takjil Dulu atau Nasi, Mana Lebih Baik?ilustrasi buka puasa (freepik.com/fabrikasimf)

Walaupun nasi, lauk, sayuran, dan berbagai pelengkap lainnya begitu menggoda, tetapi kamu disarankan untuk mengisi perut dengan takjil terlebih dahulu.

Melalui live Instagram dengan IDN Times, dr. Virly Nanda Muzellina, SpPD menerangkan alasannya. 

"Berbuka puasa harus hati-hati, jangan karena perut sudah kosong 14 jam jadi balas dendam, semuanya pengin dimakan," katanya memperingatkan. 

Menurut penjelasannya, mengawali buka puasa dengan makanan yang terlalu berat dapat meningkatkan risiko penyakit asam lambung, seperti maag atau dispepsia dan gastroesophageal reflux disease (GERD). Ini terjadi karena perut dan organ pencernaan lain "kaget".

Setelah tidak memiliki apa pun untuk dicerna, datangnya makanan dalam jumlah besar akan membuat lambung bekerja lebih keras. Asam lambung dan berbagai enzim pencernaan lain pun dikeluarkan untuk memproses semua yang kamu lahap. Akibatnya, perut akan terasa nyeri, perih, mual, dan kembung. 

3. Risiko lain dari makan makanan berat pada awal waktu berbuka puasa

Selain meningkatkan risiko penyakit asam lambung, makan makanan berat seperti nasi saat buka puasa juga berpotensi membuat kamu kekenyangan. Perut pun terasa tidak nyaman dan penuh. Padahal, setelah itu kamu harus menjalankan ibadah lain, yaitu salat Magrib, Isya, dan tarawih. 

Tak cukup sampai di situ, masih ada risiko lain dari makan makanan berat pada awal waktu berbuka. Tanpa disadari, kebiasaan ini menimbulkan lonjakan drastis pada gula darah. Jika tubuhmu tidak bisa mengimbanginya dengan memproduksi hormon insulin, gula darah akan menumpuk di dalam pembuluh. 

Baca Juga: 7 Jenis Sayuran Favorit Nabi Muhammad SAW, Tercatat dalam Hadis

4. Makan takjil yang ringan untuk mengawali buka puasa lebih disarankan

Buka Puasa Makan Takjil Dulu atau Nasi, Mana Lebih Baik?ilustrasi berbuka puasa (pexels.com/Sami Abdullah)

Karena alasan-alasan di atas, kamu lebih disarankan untuk berbuka puasa dengan takjil terlebih dahulu. Makanan yang ringan bisa menjadi "alas" di dalam lambung sebelum mengonsumsi nasi dan makanan berat lainnya. 

Dengan makan takjil, risiko peningkatan asam lambung secara berlebihan bisa diminimalkan. Dilansir The Spruce Eats, ini dimungkinkan karena perut tidak dibombardir dengan makanan yang berat dan susah dicerna setelah kosong seharian. 

Selain itu, kebiasaan ini juga bisa menghindarkan kamu dari makan terlalu banyak saat buka puasa. Takjil, walaupun dalam jumlah sedikit, akan membantu mengerem nafsu makan. Dengan begitu, kamu lebih cepat kenyang dan tidak khawatir berat badan bertambah.

5. Jenis makanan untuk takjil juga harus diperhatikan

Untuk takjil, sebaiknya kamu memilih hidangan yang tidak terlalu berat agar tetap bisa menyantap makanan berat yang bernutrisi setelahnya. 

Contohnya kurma, seperti yang menjadi sunah dalam agama Islam. Buah asal Timur Tengah ini kaya akan serat namun tidak mengandung gula tambahan. Tubuh yang lemas pun segera pulih. Selain itu, kurma juga mudah dicerna sehingga lambung tidak perlu bersusah payah.

Sebagai tambahan, kamu juga sebaiknya segera minum saat azan Magrib dikumandangkan. Dokter Virly menyarankan agar kamu minum minuman yang hangat pada awal waktu berbuka puasa. 

"Minum air putih dulu yang hangat atau teh manis juga boleh. Disarankan yang hangat agar perut tidak kaget. Setelah itu, lebih baik seperti yang disunahkan, yaitu mengonsumsi kurma. Barulah salat Magrib, setelahnya bisa lanjut ke makanan yang padat," terangnya. 

6. Ternyata, Nabi Muhammad SAW juga makan takjil dulu saat buka puasa

Buka Puasa Makan Takjil Dulu atau Nasi, Mana Lebih Baik?ilustrasi kurma (pexels.com/khats cassim)

Membagi waktu berbuka ke dalam dua bagian ternyata sama dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadis diriwayatkan bahwa beliau selalu berbuka puasa dengan kurma segar. Jika tidak ada, beliau mengambil kurma kering. Jika keduanya tak ada, barulah Rasulullah minum air putih. 

Setelah makan takjil dan salat Magrib, beliau barulah mengisi perut dengan makanan yang lebih berat. Contohnya sayuran seperti labu, zukini, timun, kemudian protein dari susu, kacang-kacangan, daging, dan berbagai macam buah. 

Jadi, bisa disimpulkan bahwa makan takjil terlebih dahulu lebih disarankan daripada langsung menyantap nasi dan makanan berat lainnya. Selain menyehatkan, kebiasaan ini juga menunjukkan bahwa kamu meneladani Nabi Muhammad SAW. 

Baca Juga: Apa yang Dimakan Nabi Muhammad SAW saat Sahur dan Buka Puasa?

Topik:

  • Izza Namira
  • Nurulia R F
  • Jumawan Syahrudin

Berita Terkini Lainnya