Abortus Habitualis: Penyebab dan Cara Mencegahnya

Termasuk kondisi yang jarang terjadi, tetapi perlu diwaspadi

Abortus habitualis merupakan salah satu komplikasi yang dapat menggagalkan program hamil. Seseorang dikatakan mengalami abortus habitualis apabila ia keguguran lebih dari dua kali secara berturut-turut.

Faktor pemicu abortus habitualis beragam, mulai dari gaya hidup hingga bawaan lahir. Yuk, baca terus untuk mengetahui penyebab dan cara mencegah keguguran berulang terjadi! 

Apa itu abortus habitualis?

Disebutkan sebelumnya bahwa abortus habitualis merupakan kondisi saat seseorang bisa mendapatkan kehamilan, tetapi mengalami keguguran berulang. American Society of Reproductive Medicine (ASRM) mendefinisikan kembali abortus habitualis sebagai dua atau lebih keguguran.

Adapun keguguran sendiri berarti kehamilan yang diakui secara klinis, tetapi 'berakhir' tanpa disengaja sebelum kandungan berusia 20 minggu. Dikatakan 'diakui secara klinis' apabila kehamilan yang telah divisualisasikan dalam USG atau dokter mendapati adanya jaringan pembentuk kehamilan setelah keguguran, melansir UCLA Health.

Abortus habitualis cukup jarang terjadi. Sayangnya, jurnal Nature Reviews Disease Primer menyebutkan bahwa keguguran berulang ini dapat memengaruhi kemampuan seorang perempuan hamil sekitar 2,5 persen.

Penyebab abortus habitualis

Abortus Habitualis: Penyebab dan Cara Mencegahnyailustrasi perempuan sedih (pexels.com/RODNAE Productions)

Ada banyak faktor yang memengaruhi terjadinya keguguran berulang. UCLA Health mencatat sebagian besar keguguran disebabkan oleh kelainan kromosom atau genetik dan merupakan kejadian acak. 

Ada sekitar tujuh penyebab abortus habitualis yang umum teridentifikasi. Ketujuh faktor tersebut antara lain sebagai berikut. 

1. Genetik induk atau embrio

Sebagaimana kita tahu, genetik merupakan warisan yang diberikan orangtua pada setiap calon keturunannya. Adanya gangguan pada genetik, baik dari induk ataupun embrio sendiri, dapat memengaruhi kemampuan perkembangan kehamilan. 

Normalnya, tubuh memiliki 46 kromosom. Namun, adanya kelainan genetik mungkin membuat embrio memiliki kromosom lebih atau kurang dari angka normal. Sayangnya, belum diketahui secara pasti apa penyebab kelainan genetik ini.

2. Penyakit autoimun

Ibu yang memiliki kondisi autoimun berisiko lebih tinggi mengalami keguguran. Penyakit ini terjadi saat ibu menghasilkan antibodi yang menyebabkan pembekuan pada pembuluh darah. Hal ini dapat memicu janin kekurangan nutrisi penting yang mendukung pertumbuhannya.

Dampaknya, janin mungkin mengalami kematian dalam kandungan. Pada akhirnya ini juga menyebabkan keguguran. Pengobatan mungkin disarankan untuk mengurangi pembekuan darah karena kondisi ini.

3. Gangguan pada rahim

Masalah struktur rahim yang berkembang sejak lahir dapat menyebabkan kesulitan kehamilan. Misalnya, rahim yang dipisahkan oleh dinding atau uterus septate. Selain itu, polip dan fibroid juga dapat memicu keguguran berulang.

Sindrom tertentu, seperti Asherman, juga kerap dikaitkan dengan keguguran berulang. Gangguan kesehatan ini menyebabkan adanya masalah pada jaringan tubuh dan terjadi perlekatan pada uterus. 

Baca Juga: Keguguran Tidak Lengkap: Gejala, Penyebab, Pengobatan

4. Infeksi

Studi dalam Reviews in Obstetrics & Gynecology menjelaskan bahwa bakteri, virus, maupun parasit pada organ reproduksi dapat memicu infeksi. Akibatnya, tubuh tidak cukup baik untuk menjaga kesehatan rahim saat hamil. Selain itu, infeksi pada uterus, janin, plasenta, endometriosis juga dapat memicu keguguran berulang. 

Penyebab infeksi ini bisa beragam. Paling umum, yakni Listeria monocytogenes, Toxoplasma gondii, rubella, virus herpes simpleks, campak, dan klamidia. 

5. Gangguan kesehatan

Gangguan pada kelenjar endokrin dapat memicu keguguran berulang. Bentuk penyakitnya termasuk diabetes, gangguan tiroid, cacat fase luteal, serta PCOS. March of Dimes  menjelaskan, infeksi menular seksual juga memegang peranan dalam risiko keguguran berulang. Untuk itu, seseorang perlu melakukan tes kesehatan sebelum hamil guna mendapatkan diagnosis yang tepat dan menentukan pengobatan serta perawatan yang sesuai.

6. Pola hidup tidak sehat

Keguguran berulang juga dapat dipicu oleh pola hidup tidak sehat. Konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, serta penggunaan obat-obatan terlarang dapat meningkatkan risiko keguguran. Bahkan, kelebihan berat badan pun dikaitkan dengan risiko keguguran, melansir Reproductive Facts.

Dari sumber yang sama, tidak ada bukti bahwa stres, kecemasan, dan depresi ringan menyebabkan RPL. Meski demikian, gangguan pikiran perlu mendapatkan penanganan agar tidak memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. 

7. Tidak teridentifikasi

Rosh Maternal & Fetal Medicine Ob/Gyn menyebutkan, 50-75 persen pada perempuan mengalami keguguran berulang tanpa tahu penyebabnya. Biasanya, hal tersebut memicu beberapa indikasi, tetapi tidak merujuk pada satu kondisi pasti. 

Penyedia layanan kesehatan tetap akan menganalisis riwayat kesehatan, kehamilan sebelumnya, melakukan pemeriksaan panggul, hingga melakukan tes pencitraan untuk mengetahui masalah yang menjadi penyebab. Jika pemicu keguguran akhirnya teridentifikasi, dokter mungkin akan merekomendasikan perawatan khusus. 

Cara mencegah abortus habitualis

Abortus Habitualis: Penyebab dan Cara Mencegahnyailustrasi konsultasi (pexels.com/Alex Green)

Beberapa penyebab abortus habitualis memang tidak bisa dihindari. Meski demikian, ada upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah risiko keguguran berulang. Dilansir Tommys.org dan sumber lainnya, berikut hal yang bisa dilakukan:

  • Melakukan cek kesehatan secara rutin sebelum melakukan program hamil
  • Mengecek riwayat penyakit autoimun
  • Mengidentifikasi masalah endokrin yang melatarbelakangi masalah kesehatan
  • Mendeteksi riwayat gangguan kesehatan genetik dari pihak orangtua
  • Melakukan pengujian kromosom pada orangtua. 

Selain itu, usahakan untuk menerapkan gaya hidup sehat dengan tidak mengonsumsi rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang. Olahraga teratur dan memenuhi kebutuhan nutrisi yang menunjang kehamilan pun bantu mengurangi risiko keguguran berulang karena faktor gaya hidup.

Apabila penyebab keguguran berulang adalah masalah kesehatan, seperti fibroid, dokter mungkin akan menyarankan tindakan pengangkatan. Langkah pengobatan terhadap gangguan kesehatan ini dapat mengurangi potensi keguguran berulang di kemudian hari.

Seseorang yang mengalami abortus habitualis ataupun masalah keguguran perlu mendapatkan screening kesehatan. Dengan demikian, kamu dapat mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya lebih awal sehingga  mendapatkan perawatan yang tetap. 

Baca Juga: Waktu Terbaik Hamil Setelah Keguguran? Ini Penjelasannya  

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya