Bolehkah Makan Pedas saat Sahur dan Buka Puasa? Ini Faktanya

Bikin mulas, lho!

Lidah masyarakat Indonesia kebanyakan suka dengan cita rasa makanan pedas. Mau makanan berat atau sekadar camilan, pasti tidak jauh-jauh dari cabai dan olahannya. Saking sudah terbiasanya, banyak dari kita yang tetap mengonsumsi makanan pedas sebagai menu buka ataupun sahur saat puasa. 

Pertanyaannya, bolehkah makan pedas saat sahur dan buka puasa? Kira-kira adakah efeknya bagi kesehatan atau kelancaran berpuasa selama seharian?

Pencernaan dan rasa pedas

Rasa pedas diidentikkan dengan gangguan pencernaan, seperti perut mulas hingga diare. Namun, faktanya tidak selalu demikian, lho! Makanan pedas dapat memengaruhi individu secara berbeda.

Brigitte Zeitlin, MPH, RD, CDN., seorang ahli diet dan pendiri platform BZ Nutrition dalam Byrdie menjelaskan alasannya. Menurutnya, kesehatan usus setiap orang itu unik. Makanan pedas bisa terasa biasa saja di satu orang, tetapi dapat pula bikin sakit perut pada orang lain.  

Efek samping makanan pedas mungkin lebih dirasakan oleh seseorang yang memiliki masalah pencernaan. Misalnya saja, punya refluks asam, sindrom iritasi usus besar (IBS), dan penyakit radang usus. Walau begitu, makanan pedas tidak menyebabkan masalah pencernaan, tetapi memperburuk masalah yang sudah ada.

Cabai yang merupakan bahan dasar utama pembuat rasa pedas pada makanan, mengandung bahan yang dikenal sebagai capsaicin. Senyawa tersebut dapat mengiritasi lapisan lambung atau usus. 

Ketika mengonsumsi capsaicin, secara otomatis protein yang dikenal sebagai vanilloid receptor 1 akan terangsang. Dilansir studi dalam Molecules, protein ini mampu memberi sinyal pada otak bahwa tubuh kalau sedang 'terbakar' dari dalam. 

Akibatnya, otak meminta usus besar mempercepat seluruh prosesnya demi menyelamatkan tubuh dari 'kebakaran'. Makanan yang harusnya diolah lebih lambat menjadi buru-buru dikeluarkan sehingga menyebabkan diare.

Baca Juga: Benarkah Puasa Bisa Menurunkan Kolesterol? Ini Faktanya 

Bolehkah makan pedas saat sahur dan buka puasa?

Bolehkah Makan Pedas saat Sahur dan Buka Puasa? Ini Faktanyailustrasi makanan pedas (freepik.com/kamranaydinov)

Saat berpuasa, sangat disarankan untuk berhati-hati dalam memilih makanan. Pasalnya, kamu perlu menahan haus dan lapar dari terbit fajar hingga tenggelam matahari. Di Indonesia, ini berarti sekitar 13-14 jam.

Beberapa orang mungkin menganggap makanan pedas bukan masalah. Yap, hal tersebut benar, selama kamu mengenal kondisi tubuhmu dan tidak memiliki masalah pencernaan.

Namun, perlu diketahui, makanan pedas pun dapat memicu rasa haus berlebih, sebagaimana dijelaskan Dr. Wafa Asyesh, direktur nutrisi klinis di Dubai Health Authority dalam The National News. Makanan pedas, apalagi yang bercampur dengan garam dan rempah-rempah, dapat menyebabkan gangguan kadar natrium. Inilah alasan mengapa kamu mudah haus setelah menyantap makanan pedas dan asin.

Selain itu, satu dari sekian kali konsumsi makanan pedas, pasti ada kemungkinan perut terasa panas bahkan mulas. Kamu tentu tidak ingin melewati puasa berjam-jam dengan perut melilit apalagi diare, bukan? Apalagi buang air berlebih tanpa asupan cairan yang cukup berisiko memicu dehidrasi, lho!

Konsultan Gastrointestinal RSCM/FK UI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, K-GEH, MMB, FACP, FINASIM., menjelaskan dalam The Indonesian Society for Digestive Endoscopy. Menurutnya, konsumsi makanan pedas saat sahur dan buka puasa boleh-boleh saja. 

Kamu tidak perlu menghentikan konsumsinya sama sekali. Namun, disarankan untuk mengurangi frekuensi dan jumlahnya. Selama tidak memiliki gangguan pencernaan seperti maag, diare, atau hal lainnya, cabai aman dikonsumsi, ya. Catatan pentingnya, tetap dalam batas wajar, ya.

Jadi, bolehkah makan pedas saat sahur dan buka puasa? Boleh, tetapi sebaiknya dikurangi tingkat pedasnya kalau kamu tidak mau bolak-balik ke toilet saat siang hari. 

Topik:

  • Laili Zain Damaika
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya