5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?

Harus diantisipasi!

Peningkatan bobot tubuh saat hamil memang bukan hal aneh. Adanya janin di dalam kandungan memungkinkan timbangan melonjak. Meski demikian, hal tersebut tetap perlu diperhatikan, sebab indeks massa tubuh yang berlebih dapat berdampak pada kesehatan ibu dan bayi. 

Kelebihan berat badan saat hamil tak boleh disepelekan. Calon ibu perlu memperhatikan risiko, pencegahan, dan penanganannya yang disarankan guna menjaga kesehatan selama masa kehamilan. 

Kelebihan berat badan saat hamil

Berat badan dapat memengaruhi kesehatan secara umum. Oleh sebab itu, jangan heran jika bobot tubuh menjadi ukuran penting kesehatan selama kehamilan.

Perlu diketahui, kategori kelebihan berat badan selama hamil akan berbeda pada tiap individu. Hal tersebut tergantung pada Body Mass Index atau BMI-nya. Jika BMI pra-kehamilan berada pada 25-29,9, maka diartikan sebagai kelebihan berat badan. Adapun jika BMI sebelum hamil mencapai 30 atau lebih tinggi, berarti masuk kategori obesitas.

Lantas, apa beda keduanya? Kelebihan berat badan berasal dari otot, tulang, lemak, dan air. Sementara, obesitas berarti terdapat kandungan lemak tubuh yang berlebih. Nah, untuk mengetahuinya, kamu bisa menghitung dengan menggunakan kalkulator khusus atau bertanya pada ahli medis.

Risiko kelebihan berat badan saat hamil

5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?ilustrasi obesitas (pexels.com/Andres Ayrton)

Baik kelebihan berat badan maupun obesitas, keduanya memberikan risiko yang sama selama masa kehamilan. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pengujian selama ultrasound. Ketebalan lemak membuat janin sulit terlihat dengan USG dan tidak dapat terpantau perkembangannya.

Di sisi lain, memeriksa detak jantung selama persalina bisa jadi lebih sulit. Dilansir March of Dimes, berikut risiko komplikasi akibat kelebihan berat badan atau obesitas selama masa kehamilan.

1. Tekanan darah tinggi, preeklamsia, dan masalah pembekuan darah

Tekanan darah tinggi berarti kondisi ketika kekuatan darah terhadap dinding pembuluh darah terlalu tinggi. Adapun preeklamsia merupakan gangguan tekanan darah tinggi ketika usia kehamilan telah memasuki minggu ke-20. Dampaknya, timbul masalah organ lain, seperti ginjal dan hati. 

Adapun pembekuan darah terjadi ketika darah menggumpal sebagian atau seluruhnya. Ketiga masalah kesehatan ini memengaruhi bagaimana tubuh menyalurkan nutrisi dan berisiko pada janin dan ibu.

2. Diabetes gestasional

Ini merupakan jenis diabetes yang dialami perempuan saat sedang mengandung. Di luar daripada itu, diabetes sendiri berarti tubuh memiliki terlalu banyak gula (glukosa) dalam darah. 

Tak hanya saat hamil, diabetes gestasional berpotensi berlanjut hingga pasca kehamilan. Risiko lainnya yakni mengalami bentuk yang lebih 'ringan' atau disebut resistensi insulin. 

Baca Juga: 7 Masalah Kesehatan Akibat Obesitas, Apa Saja?

3. Sleep apnea obstruktif

The American College of Obstetricians and Gynecologist mencatat, kelebihan berat badan dan obesitas selama hamil dapat memicu sleep apnea obstruktif. Kondisi ini terjadi ketika seseorang berhenti bernapas dalam waktu singkat selama tidurnya.

Ketika hamil, sleep apnea dapat memicu kelelahan dan risiko tekanan darah tinggi. Selain itu, kondisi ini juga berkaitan erat dengan preeklamsia serta masalah jantung dan paru-paru. 

4. Induksi kehamilan dan kelahiran caesar

Jika kamu merencanakan kehamilan pervaginam, maka berat badan menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Pasalnya, kelebihan berat badan dan obesitas dapat meningkatkan risiko perlunya induksi dan kelahiran caesar. 

Kelebihan berat badan juga lebih berisiko pada infeksi dan kehilangan terlalu banyak darah selama tindakan pembedahan. Akhirnya, kamu mungkin akan menghabiskan lebih banyak waktu di rumah sakit setelah melahirkan. 

5. Masalah pada bayi

Kelebihan berat badan dan obesitas dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur (kurang dari 37 minggu). Selain itu, kondisi ini juga berpotensi menyebabkan cacat lahir, seperti cacat tabung saraf (NTD) dan cacat jantung pada janin. 

Obesitas pada ibu juga dapat menurun pada anak. Bayi dapat dilahirkan dengan kondisi macrosomia atau usia kehamilan besar. Macrosomia sendiri berarti anak lahir dengan berat badan lebih dari 8 pon 13 ons atau sekitar 4 kg. 

Cara mencegah obesitas saat hamil

5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?ilustrasi berat badan (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Guna menghindari kondisi di atas, langkah terbaik adalah dengan melakukan pencegahan. Untuk itu, pastikan mendapatkan pemeriksaan tes kesehatan sebelum hamil secara rutin untuk mengetahui keseluruhan kondisi kesehatan. Jika perlu, dokter akan menyarankan diet dan aktivitas fisik untuk mencegah obesitas.

Selain itu, beberapa upaya berikut mungkin disarankan oleh ahli medis guna mengurangi risiko obesitas ketika hamil:

  • Dapatkan asupan gizi yang sehat

Gizi seimbang sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Alih-alih mengisi piring dengan full karbohidrat, kamu bisa mengombinasikannya dengan menu lain untuk menyeimbangkan gizinya

  • Bergerak

Tak perlu ngoyo, cukup menjadi aktif selama 60 menit atau melakukan aktivitas yang memakan banyak tenaga selama 30 menit. Bahkan, ini pun tidak perlu dilakukan setiap hari, kamu bisa membagi jamnya misalnya 2 kali seminggu. 

  • Hindari melakukan diet selama kehamilan

Mengurangi asupan makanan mungkin menyebabkan tubuh kehilangan asupan nutrisi tertentu.Untuk itu, sangat penting mengonsultasikannya pada ahli guna mendapatkan saran paling tepat sesuai kondisi kesehatan. 

  • Konsumsi makanan kaya serat

Mengonsumsi makanan kaya serat seperti sayuran kuning dan hijau, buah, biji-bijian dapat membuatmu mudah kenyang. Di samping itu, sayuran ini juga dapat mengurangi keluhan kehamilan lain, termasuk sembelit, wasir, dan kembung. 

Kelebihan berat badan saat hamil merupakan kondisi yang wajib diperhatikan. Bukan hanya untuk kamu, tetapi juga memengaruhi kesehatan janin calon buah hati. 

Baca Juga: Orang yang Obesitas Berisiko Mengalami Diabetes, Ini Alasannya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya