Manfaat Mencium Kentut untuk Tubuh, Cegah Peradangan Sel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa di sini kalau lagi kentut malah diam-diam kabur dan membiarkan orang lain saling tuduh? Umumnya, kita akan lebih sering menghindar setelah mengeluarkan gas tersebut. Meski terasa lega, aromanya kerap bikin mabuk kepayang. Daripada menciumnya mending kabur, deh.
Padahal ada fakta menarik tentang menghirup aroma kentut, nih. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada manfaat mencium kentut sendiri. Riset tersebut menguatkan bahwa meski aromanya kurang sedap, gas dari tubuh ini baik untuk tubuh juga. Nah, lho, gimana?
Manfaat mencium kentut sendiri
Uniknya, meski seringkali beraroma kurang sedap, terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa mencium kentut dapat memberikan manfaat. Sebuah studi pada 2014 yang dipublikasikan dalam Medicinal Chemistry Communications menjelaskan hal tersebut.
Menurut penelitian tersebut, kandungan hidrogen sulfida dalam kentut menjadi penyebabnya. Studi tersebut menemukan bahwa mitokondria, bagian dari sel yang menghasilkan energi, memperoleh manfaat dari gas yang ada dalam kentut.
Peneliti memperhatikan saat sel-sel di arteri atau vena stres maupun mengalami kerusakan, mereka akan menggunakan enzim dalam tubuh untuk memproduksi hidrogen sulfida. Yap, sama dengan gas yang ada pada kentut.
Gas hidrogen sulfida tersebut memungkinkan sel untuk mengatur stres oksidatif dengan lebih baik. Dampak positifnya tentu mencegah terjadinya peradangan yang dapat membunuh sel.
Sayangnya, jumlah gas hidrogen sulfida yang dihasilkan mitokondria gak cukup untuk mengimbangi stres yang dialami oleh sel ini. Untuk itu, peneliti menguji sebuah teori, "Bisakah hidrogen sulfida tambahan membantu menjaga mitokondria tetap kuat mencegah penyakit menjadi lebih buruk?".
Peneliti pun melibatkan senyawa mirip hidrogen sulfida yang diberi nama AP39. Senyawa tersebut dipaparkan ke dalam sel-sel pembuluh darah. Hasilnya, AP39 sama baiknya dengan hidrogen sulfida alami hasil produksi enzim untuk melindungi mitokondria dari penyakit.
Lantas, bagaimana dengan manfaat menghirup kentut orang lain, seperti pasangan? Well, hasil studi tersebut meneliti gas kentut secara umum. Jadi, kamu bisa saja mendapatkan manfaat yang sama. Meski ada kalanya bikin berantem, menghirup gas pasangan tidak sepenuhnya buruk, lho.
Editor’s picks
Baca Juga: Kenapa Vagina Bau Bawang? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Apa yang menyebabkan kentut?
Kentut merupakan aktivitas fisiologis normal yang terjadi pada tubuh manusia. Hal ini terjadi ketika bakteri di usus besar mengolah zat yang terkandung dalam makanan. Dalam prosesnya, ada beberapa kandungan yang gak bisa dicerna oleh sistem metabolisme tubuh. Alhasil, perlu dikeluarkan dan salah satunya melalui kentut.
Apa yang terjadi pada tubuh kalau gak bisa kentut? Hal tersebut bisa membuat kita 'meledak', melansir jawaban Dr. Eamonn Quigley, Ahli Gastroenterologi dalam Houston Methodist Gastroenterology Associates. Selain kentut, kita juga mengeluarkan gas dalam bentuk sendawa.
Lebih jauh, sebagian besar gas yang keluar saat kentut gak diketahui karena gak berbau. Bisa jadi di dalamnya terdapat gas tanpa bau seperti nitrogen, oksigen, hidrogen, karbon dioksida, dan metana. Namun, sebagian kecil mengandung hidrogen sulfida.
Nah, hidrogen sulfida inilah yang membuat kentut jadi beraroma seperti telur busuk. Hal ini karena gas tersebut merupakan limbah mikroba pencerna makanan yang sulit dicerna oleh tubuh.
Selain itu, faktor pola makan, jenis makanan yang dikonsumsi, gaya hidup sehari-hari, seperti merokok, dapat meningkatkan kandungan gas dalam tubuh. Gak heran kalau akhirnya kita sering kentut mengeluarkan aroma kurang sedap.
Studi lebih lanjut mengenai manfaat mencium kentut memang masih perlu terus dikembangkan. Meski demikian, penelitian dari tim peneliti kolaboratif University of Exeter di Inggris dan University of Texas tersebut sudah cukup untuk mulai menunjukkannya, kok. Kalau belum percaya, tak ada salahnya mencoba menghirup kentutmu sendiri. Barangkali jadi lebih rileks, kan.
Baca Juga: Kenapa Cuaca Panas Bikin Sakit Kepala? Ini Penjelasannya