Ovulasi Dua Kali dalam Satu Siklus Menstruasi, Bisakah?

Ada faktor yang memungkinkan hal ini terjadi

Ovarium pada tubuh perempuan umumnya hanya akan mengeluarkan satu sel telur dalam satu siklus menstruasi. Meski demikian, ovulasi dua kali dalam satu siklus menstruasi pun dapat terjadi. Hal ini sering disebut sebagai hiperovulasi.

Bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan adakah risikonya? Yuk, ketahui jawabannya di sini!

Ovulasi dua kali dalam satu siklus menstruasi

Dalam pelajaran biologi, dijelaskan bahwa tubuh perempuan akan mengalami ovulasi selama siklus menstruasi berlangsung. Artinya, pada waktu tersebut, tubuh melepaskan sebuah sel telur. Jika sel telur tersebut dibuahi maka akan menyebabkan kehamilan. Namun, kalau tidak bertemu sperma maka akan meluruh menjadi haid.

Ada kalanya seorang perempuan memproduksi dua sel telur dalam satu kali siklus menstruasi. Kejadian ini dinamakan hiperovulasi yakni ketika kedua ovarium melepaskan sel telur atau saat lebih dari satu telur dilepaskan oleh satu sisi ovarium, melansir Flo Health.

Aktivitas hormon menjadi alasan di balik terjadinya hiperovulasi. Dimulai dari 2 minggu pertama siklus haid, luteinizing hormone (LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) akan merangsang folikel ovarium untuk menghasilkan estrogen. Sekitar hari ke-14, kadar LH lalu melonjak dan menyebabkan folikel robek.

Akibatnya, sel telur yang telah matang pun terlepas dari ovarium. Proses inilah yang dinamakan ovulasi. Lonjakan LH tersebut juga bisa memicu robekan pada lebih dari satu folikel. Inilah yang kemudian disebut sebagai hiperovulasi, melansir Mira Care.

Selanjutnya, sisa-sisa folikel yang ada membentuk korpus luteum. Sementara struktur dari folikel ovarium yang pecah akan mati sekitar 2 minggu setelah ovulasi jika implantasi tidak terjadi.

Sebaliknya, jika terjadi pembuahan sel telur, korpus luteum tetap ada. LH kembali bekerja dengan merangsang korpus luteum untuk memproduksi progesteron. Selama plasenta belum terbentuk, perannya akan terus berlangsung guna memproduksi hormon vital dalam mendukung tahap awal kehamilan.

Lantas, apa akibat dari hiperovulasi? Jika terjadi pembuahan, maka besar kemungkinan kamu akan mendapatkan kehamilan ganda dengan beda sel telur dan sperma alias kembar fraternal, melansir Better Health.

Baca Juga: 5 Risiko Kelebihan Berat Badan Saat Hamil, Apa Bahayanya?

Seberapa sering hiperovulasi terjadi?

Ovulasi Dua Kali dalam Satu Siklus Menstruasi, Bisakah?ilustrasi siklus menstruasi (freepik.com/user18526052)

Para peneliti menemukan bahwa perempuan mungkin melepaskan dua sel telur sering dari yang diperkirakan sebelumnya. Sebuah studi Kanada dalam British Medical Journal menemukan, 40 persen dari 63 peserta berpeluang menghasilkan lebih dari satu sel telur dalam bulan tertentu.

Sementara, penelitian lain yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility, menemukan bahwa 68 persen dari 50 peserta memiliki dua gelombang perkembangan folikel yang berbeda selama siklus mereka. Adapun 32 persen lainnya memiliki tiga gelombang.

Sebagaimana diketahui, folikel adalah kantung berisi cairan yang ketika matang dan terjadi lonjakan hormon luteinizing (LH) akan menjadi sel telur. Artinya, jika perempuan tersebut memiliki kadar hormon yang mencukupi, maka berpotensi terjadi ovulasi berkali-kali. Perempuan dengan hiperovulasi ada kemungkinan subur setiap saat selama siklus ovulasinya.

Faktor yang meningkatkan ovulasi dua kali dalam satu siklus menstruasi

Ovulasi Dua Kali dalam Satu Siklus Menstruasi, Bisakah?ilustrasi siklus menstruasi (freepik.com/freepik)

Hiperovulasi tidak terjadi pada setiap orang. Potensi ini besar pada perempuan yang mendapat pengaruh berikut ini:

  • Genetik

The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism mencatat, beberapa orang secara alami memiliki tingkat FSH lebih tinggi. Artinya, lebih dari satu folikel dapat menjadi dominan dalam siklus tertentu sehingga bisa ada satu sel telur yang dilepaskan.

Selain itu, perempuan yang memiliki riwayat keluarga dengan kehamilan ganda atau kembar, memiliki peluang lebih besar untuk hamil lebih dari satu bayi sekaligus.

  • Usia

Perempuan berusia lebih dari 30 tahun memiliki peluang tambahan untuk mengalami kehamilan ganda. Alasannya, karena kadar hormon FSH meningkat seiring bertambahnya usia.

  • Latar belakang etnis

Perempuan kulit hitam cenderung berpotensi memiliki anak kembar daripada kelompok etnis lainnya. Perempuan Asia dan penduduk asli Amerika termasuk yang paling kecil kemungkinannya untuk mengalami kehamilan kembar. Adapun potensi kelahiran kembar tinggi terjadi pada perempuan kulit putih.

  • Tinggi dan berat badan

Perempuan dengan tinggi lebih dari 164,8 cm cenderung memiliki anak kembar, melansir sebuah studi dalam Journal of Reproductive Medicine. Selain itu, perempuan dengan BMI 30 atau lebih juga berpeluang hamil kembar, menurut studi dalam Journal of Obstetrics and Gynecology.

  • Menyusui

Journal of Reproductive Medicine mengungkapkan bahwa menyusui dapat meningkatkan potensi kehamilan kembar, sekitar 11,4 persen vs 1,1 persen.

  • Pola makan

Konsumsi produk susu dikaitkan dengan kemungkinan kehamilan kembar yang lebih tinggi. Apabila dibandingkan dengan pelaku vegan, perbandingan lima kali lebih tinggi. 

  • Menghentikan KB

New England Journal of Medicine mengungkapkan adanya potensi ovarium melepaskan banyak sel telur setelah KB dihentikan. Hal ini pun dapat meningkatkan kemungkinan hamil kembar.

  • Obat kesuburan dan teknologi reproduksi bantuan

Menggunakan obat untuk menyebabkan ovulasi sering menyebabkan lebih dari satu sel telur dilepaskan. Sementara itu, IVF juga dapat menyebabkan kehamilan ganda karena lebih dari satu embrio dapat dipindahkan ke dalam rahim untuk meningkatkan kemungkinan implantasi.

Ovulasi dua kali dalam satu siklus menstruasi bisa saja terjadi. Namun, tidak semua perempuan mengalaminya. Sekalipun jika terjadi dan mengalami pembuahan, maka ada kemungkinan perempuan akan mendapatkan kelahiran kembar.

Baca Juga: 6 Olahraga untuk Mempercepat Kehamilan, Yuk Lakukan!

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya