Perbedaan Air Mineral dan Demineral,  dari Penggunaan dan Manfaatnya

Ternyata, gak semuanya bisa dijadikan air minum

Meski terlihat bening, air terdiri dari banyak komposisi di dalamnya. Kandungan inilah yang membuatnya terdiri dari beberapa jenis. Misalnya saja, air mineral dan air demineral. Walau tidak tampak secara fisik, perbedaan air mineral dan demineral sebetulnya cukup signifikan.

Bukan hanya unsur penyusunnya, keduanya juga berbeda dari tujuan penggunaan serta manfaatnya. Lantas, bisakah keduanya dijadikan sebagai air minum? Simak uraian lengkapnya di bawah ini.

Apakah yang dimaksud dengan air mineral?

Perbedaan Air Mineral dan Demineral,  dari Penggunaan dan Manfaatnyailustrasi air kemasan (unsplash.com/Marvin Meyer)

Kita semua akrab dengan sebutan 'air mineral' yang umum digunakan sebagai air minum sehari-hari. Namun, apa sebenarnya jenis air satu ini?

Dilansir Medical News Today, air mineral merupakan air yang berasal dari reservoir bawah tanah alami dan mata air mineral. Dengan begitu, kandungan mineralnya lebih tinggi daripada air ledeng atau air keran yang bisa diminum.

Mineral yang terkandung dalam air mineral umumnya meliputi kalsium, magnesium, kalium, sodium, bikarbonat, besi, dan seng. Food and Drug Administration (FDA) menentukan, air mineral harus mengandung setidaknya 250 bagian per juta dari total padatan terlarut dan tidak boleh diberi mineral tambahan pada produk.

Oleh sebab itu, air mineral biasanya dikemas langsung dari sumber mata air. Meski terbilang lebih alami,  bukan berarti air mineral tidak melewati tahap pemrosesan sama sekali. Tahapan pemrosesan tersebut dapat mencakup penambahan atau penghilangan gas karbon dioksida (CO2) atau menghilangkan zat beracun, seperti arsenik.

Beberapa air mineral juga mengandung CO2 lebih banyak, sehingga membuatnya menjadi produk air mineral karbonasi. Selain itu, jenis dan jumlah mineral tergantung dari mana air itu berasal. Jadi, tidak heran jika produsen air minuman dalam kemasan mengambil air dari berbagai sumber yang diklaim memiliki mineral tinggi.

Baca Juga: 10 Manfaat Minum Air Putih saat Perut Kosong, Bisa Dukung Imun!

Apa itu air demineral?

Perbedaan Air Mineral dan Demineral,  dari Penggunaan dan Manfaatnyailustrasi air demineral (unsplash.com/Manki Kim)

Jika air mineral mengandung banyak mineral, air demineral justru sebaliknya. Disebut air demineral, karena air telah dimurnikan secara khusus dengan menghilangkan sebagian besar atau seluruh ion mineral dan garamnya. Termasuk kandungan yang banyak dijumpai pada air mineral, yakni kalsium, magnesium, natrium, klorida, sulfat, nitrat, dan bikarbonat.

Air jenis ini juga disebut sebagai air deionisasi, DI, atau air Demin. Berbeda dengan air sulingan, air demineral dimurnikan dalam keadaan diam. Air demineral direbus dan dibiarkan mengembun ulang, suatu proses yang juga menghilangkan ion garam.

Dilansir Bronkhorst, air demineral melewati tiga tahap proses produksi. Pertama, proses pertukaran ion menggunakan resin penukar ion, sehingga ion positif digantikan oleh ion hidrogen dan ion negatif digantikan oleh ion hidroksida.

Lalu, proses Elektro-Deionisasi yang juga terjadi proses pertukaran ion, yakni arus listrik dikirim melalui resin agar resin tetap diregenerasi. Ion yang tidak diinginkan bergerak menjauh dari permukaan reaksi ke elektroda. Terakhir, melalui filtrasi membran. 

Pengulangan tahap pembuatan air demineralisasi menentukan kualitas produk akhir yang diperlukan. Beberapa tahap produksi air demineralisasi juga mencakup sistem reverse osmosis (RO). Artinya, air diberi tekanan dan dipaksa melalui lubang sangat kecil, sehingga dapat menyaring zat-zat pencemar berbahaya. 

Perbedaan air mineral dan demineral

Perbedaan Air Mineral dan Demineral,  dari Penggunaan dan Manfaatnyailustrasi mata air (pexels.com/Chris Larson)

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan air mineral dan demineral paling basic adalah bagaimana air tersebut didapat. Jika air mineral diambil tanpa melewati banyak proses, air demineral justru harus melalui banyak penyaringan. Hasilnya, kedua air memiliki komposisi yang berbeda.

Perbedaan komponen pengusung tersebut membuat keduanya digunakan dalam hal yang berbeda, serta memiliki manfaat dan risiko yang berbeda pula, di antaranya:

Manfaat air mineral dan risikonya

Karena komposisinya yang unik dan kaya akan senyawa bermanfaat bagi tubuh, air mineral diklaim memiliki fungsi kesehatan yang lebih baik. Makanya, air mineral banyak digunakan sebagai air konsumsi.

Dilansir Healthline, beberapa efek baik air mineral bagi tubuh termasuk:

  1. Meningkatkan kesehatan tulang, karena kaya akan kalsium yang mendukung kepadatan massa tulang
  2. Menurunkan tekanan darah. Air minum yang tinggi magnesium dan kalsium dengan tingkat tekanan darah yang secara signifikan lebih rendah, melansir Journal of the American Heart Association
  3. Bermanfaat bagi kesehatan jantung. Tekanan darah yang menurun dan stabil secara aktif berkontribusi menunjang kesehatan jantung. Meski demikian, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengukur bagaimana air mineral memengaruhi kesehatan jantung
  4. Mengatasi sembelit. Magnesium dalam air mineral bisa berperan mengatasi sembelit. Magnesium menarik air ke dalam usus dan melemaskan otot-otot usus, sehingga kotoran lebih mudah dikeluarkan. 

Meski diklaim baik untuk kesehatan tubuh, terlalu banyak mineral juga tidak baik. Beberapa merek mungkin mengandung sodium yang terlalu tinggi, khususnya bagi individu yang sedang diet sodium. Sementara itu, isu kandungan mikroplastik dalam air kemasan masih jadi risiko efek samping yang perlu diperhatikan.

Di luar daripada itu, air mineral dengan karbonasi mungkin dapat merusak enamel gigi. Maka dari itu, kamu tetap perlu mengontrol konsumsi minuman berkarbonasi, bahkan jika itu 'hanya' air mineral. 

Manfaat air demineral dan risikonya

Karena sifatnya yang bebas mineral, air demineral acap digunakan untuk keperluan industri dan ilmiah. Termasuk fungsinya untuk pengujian laboratorium, mencuci mobil, air cucian pembuatan chip komputer, optimalisasi sel bahan bakar, setrika uap, hingga dan aplikasi pengangkat uap.

Berbeda dengan air mineral, air demineral tidak boleh digunakan sebagai air konsumsi. Pasalnya, air ini mungkin mengandung lebih sedikit kebutuhan mineral dalam tubuh. Risikonya dapat memengaruhi kesehatan kardiovaskular, kepadatan tulang, dan hilangnya nutrisi tertentu.

Dilansir Medindia, memasak dengan air demineralisasi menyebabkan hilangnya banyak elemen penting dari makanan. Rasa air tersebut pun diklaim kurang enak, sehingga berisiko membuat seseorang kurang minum. 

Perbedaan air mineral dan demineral paling dasar ada pada proses pembuatannya. Kenali manfaat dan risikonya, serta jangan asal konsumsi, ya!

Baca Juga: Catat! ini 5 Manfaat Minum Air Hangat untuk Perawatan Kulit Wajah

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya