Racun Arsenik: Risiko Paparan, Gejala Keracunan, hingga Perawatan

Penggunaannya tidak boleh disalahgunakan

Racun arsenik merupakan salah satu racun yang bersifat mematikan. Paparan racun dalam dosis sedikit dan waktu singkat saja dapat menimbulkan efek samping serius bagi kesehatan. Melihat dari feknya tersebut, arsenik lantas digunakan sebagai senjata rahasia pada masa lalu. 

Sifatnya yang tanpa bau, membuat arsenik sulit dideteksi. Ketika bercampur dengan senyawa lain, racun ini tidak menimbulkan rasa berbeda. Baca terus ulasan untuk mengetahui sifat dan risiko racun arsenik. 

Apa itu racun arsenik?

Racun Arsenik: Risiko Paparan, Gejala Keracunan, hingga Perawatanilustrasi bubuk racun (pexels.com/MART Productions)

Arsenik juga disebut dengan arsen dan arsenikum. Arsenik merupakan unsur kimiawi yang dalam tabel periodik dilambangkan sebagai As dengan nomor 33. Sejatinya, arsenik bisa dijumpai secara alami di air dan tanah, bahkan pada makanan. Namun, ada pula versi anorganik yang dibuat manusia. 

Secara umum, bentuk arsenik mirip seperti padatan rapuh dengan warna putih hingga keabu-abuan. Dilansir National Institute of Environmental Health Sciences, arsenik organik bisa terkandung pada minuman, nasi, bahkan beberapa jenis ikan. Namun, arsenik yang bersifat racun umumnya jenis anorganik yang digunakan untuk keperluan industri. 

Racun arsenik kerap digunakan pada bidang pertambangan, peleburan, hingga pembangkit listrik. Campuran arsenik dengan senyawa lain juga dipakai pada bidang pertanian, bahan kimia pengawetan kayu, dan lain sebagainya.

Penyebab keracunan arsenik

Healthline menyebutkan bahwa salah satu sumber paparan racun arsenik adalah air tanah yang terkontaminasi. Hal ini bisa terjadi akibat arsenik meresap di tanah atau ada paparan industri di sekitar sumber air.

Mengonsumsi air dengan kandungan arsenik dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek keracunan serius. Selain cairan, sumber keracunan arsenik lainnya termasuk:

  • Menghirup udara dengan kandungan arsenik tinggi
  • Merokok produk tembakau
  • Menghirup udara yang terkontaminasi tanaman atau tambang menggunakan arsenik
  • Tinggal di kawasan industri
  • Terpapar TPA atau tempat pembuangan akhir
  • Konsumsi makanan mengandung arsenik.

Keracunan arsenik juga sangat mungkin terjadi akibat tindakan disengaja. Seperti memasukkan bubuk arsenik pada minuman atau makanan. Dibanding paparan tidak sengaja, cara ini lebih mematikan karena dosis yang digunakan umumnya lebih banyak dan tidak terdeteksi dengan cepat. 

Baca Juga: Mengapa Fomepizole Dapat Menetralkan Racun Etilen Glikol?

Gejala keracunan arsenik

Racun Arsenik: Risiko Paparan, Gejala Keracunan, hingga Perawatanilustrasi akibat paparan racun arsenik (commons.wikimedia.com/Anita Ghosh-REACH)

Racun arsenik bisa menimbulkan dampak parah dan cepat. Bahkan risiko kesehatan yang dialami bisa kronis sehingga membutuhkan waktu lama untuk penyembuhan. Munculnya tanda-tanda tergantung pada bagaimana paparan racun yang didapat oleh seseorang.

Dilansir Medical News Today, seseorang yang menelan arsenik dapat menunjukkan gejala berikut dalam waktu 30 menit:

  • Kantuk
  • Sakit kepala
  • Diare parah
  • Kebingungan

Gejala mungkin berlangsung lebih lambat jika jumlah racun yang terhirup tidak terlalu pekat. Namun, dalam jangka waktu lama, paparan arsenik bisa menimbulkan kulit menggelap, sakit tenggorokan konstan, dan masalah pencernaan kronis. 

Saat proses keracunan terjadi, individu mungkin mengalami kejang-kejang dan pigmentasi kuku berubah. Sebaliknya, dosis lebih tinggi dapat menimbulkan gejala berikut dalam waktu singkat:

  • Rasa logam di mulut dan nafas berbau bawang putih
  • Air liur berlebih
  • Kesulitan menelan
  • Darah dalam urine
  • Otot kram
  • Rambut rontok
  • Perut kram
  • Kejang
  • Keringat berlebih
  • Muntah
  • Diare

Paparan atau penggunaan racun arsenik menyerang kulit, paru-paru, dan ginjal. Pada tahap akhir, gejala yang tampak termasuk kejang parah dan syok. Jika tidak segera mendapat perawatan, racun arsenik dapat menyebabkan koma hingga kematian. 

Diagnosis dan tindakan penanganan

Racun Arsenik: Risiko Paparan, Gejala Keracunan, hingga Perawatanilustrasi tes darah (pixabay.com/fernandozhiminaicela)

Pengujian patologis menjadi salah satu langkah guna mengenali gejala keracunan arsenik. Pemantauan dilakukan dengan menguji sampel individu terpapar melalui darah, urine, rambut, dan kuku. 

Tes urine harus dilakukan dalam jangka waktu 1-2 hari setelah paparan untuk mengetahui secara akurat kapan keracunan terjadi. Sementara itu, uji arsenik pada rambut dan kuku untuk mengetahui tingkat paparan bisa dilakukan dalam periode 12 bulan. 

Sebagai catatan, tes di atas hanya untuk mengetahui seseorang mengalami risiko keracunan arsenik. Namun, tidak dapat mendeteksi gejala kesehatan yang mungkin ditimbulkan.

Adapun tindakan penanganan disesuaikan dengan kondisi individu yang terpapar ataupun terkena racun arsenik. Metodenya termasuk:

  • Melepaskan pakaian yang terkontaminasi arsenik
  • Membilas kulit secara menyeluruh
  • Transfusi darah
  • Pemberian obat jantung apabila racun telah menyebabkan kegagalan fungsi jantung
  • Suplemen mineral guna menurunkan risiko masalah irama jantung
  • Pengamatan fungsi ginjal.

Irigasi usus mungkin dilakukan apabila keracunan terjadi melalui makanan, minuman, atau bentuk konsumsi lainnya. Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan cairan khusus yang menghilangkan jejak arsenik sehingga tidak terserap usus. 

Selain irigasi usus, tindakan terapi khelasi juga menjadi opsi perawatan. Terapi khelasi menggunakan bahan kimia tertentu, seperti dimercaptosuccinic acid dan dimercaprol, untuk mengisolasi arsenik dari protein darah. 

Pencegahan

Racun Arsenik: Risiko Paparan, Gejala Keracunan, hingga Perawatanilustrasi sumur (pexels.com/Antony Trivet)

Selain pada kasus keracunan yang disengaja, risiko arsenik bisa saja dikurangi atau dicegah. Di antaranya dengan cara berikut:

  • Sistem pembuangan arsenik di rumah: saat kadar arsenik di suatu daerah mencapai batas tidak aman, maka perlu menggunakan sistem khusus untuk menguranginya. Dengan demikian, air mengandung lebih sedikit arsenik dan aman bagi kesehatan
  • Menguji sumber untuk mengetahui kadar arsenik: digunakan untuk mengidentifikasi sumber racun
  • Mempertimbangkan kedalaman sumur: semakin dalam sumur, makin tinggi kadar arseniknya. Maka dari itu, pertimbangkan untuk menyesuaikan kedalaman sumur.

Selain itu, kamu juga bisa menghindari terlalu lama di lingkungan terpapar arsenik. Perusahaan pun wajib menerapkan uji arsenik untuk memastikan jumlah paparan arsenik tidak melebihi batas yang dianjurkan. 

Racun arsenik organik memang tidak bisa dihindari. Sementara itu, penggunaan arsenik anorganik hanya diperbolehkan untuk kepentingan khusus. Merujuk pada uraian tersebut, peredaran dan pembelian secara bebas untuk tujuan yang membahayakan orang lain jelas melanggar hukum negara. 

Baca Juga: Keracunan Parasetamol, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Topik:

  • Laili Zain
  • Lea Lyliana

Berita Terkini Lainnya