Keracunan Jengkol: Gejala, Penyebab, Diagnosis, hingga Pencegahan

Makanan beraroma khas ini bisa memicu gagal ginjal

Apakah kamu termasuk penikmat jengkol? Bahan makanan nusantara yang berbentuk bulat ini memang memiliki cita rasa yang tidak ada duanya. Jengkol bisa diolah menjadi berbagai sajian seperti semur, gulai, atau tumis balado. Baunya memang cukup kuat, sehingga sebagian orang kurang menyukai bahan makanan yang satu ini.

Namun berhati-hatilah jika kamu mengonsumsi jengkol secara berlebihan. Kamu dapat mengalami gejala keracunan, atau dalam International Medical Case Report Journal tahun 2014 disebut sebagai "djenkolism". Untuk kamu yang tertarik, temukan informasi lebih detail pada bagian selanjutnya, ya.

1. Penyebab

Keracunan Jengkol: Gejala, Penyebab, Diagnosis, hingga Pencegahanasam jengkolat bisa menyebabkan gagal ginjal (unsplash.com/Robina Weermeijer)

Merujuk pada Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, di dalam biji jengkol terdapat kandungan asam jengkolat. Asam jengkolat ini bisa menjadi kristal padat dan menumpuk di ginjal. Jaringan ginjal bisa mengalami kerusakan atau perdarahan. Paling parahnya, kamu bisa mengalami gagal ginjal akut.

Kristal asam jengkolat normalnya bisa dibuang oleh ginjal. Namun bila kamu mengonsumsinya dalam jumlah yang tidak wajar, organ tersebut pun akan semakin terbebani. Belum lagi jika kamu sering malas minum atau memiliki riwayat penyakit ginjal bawaan. Hal-hal tersebut menurunkan kemampuan ginjal untuk membuang asam jengkolat melalui air seni.

2. Gejala

Keracunan Jengkol: Gejala, Penyebab, Diagnosis, hingga Pencegahanilustrasi nyeri pinggang (pexels.com/Kindel Media)

Gejala bisa muncul dalam waktu 2—12 jam setelah mengonsumsi jengkol. Gejala awalnya adalah nyeri pinggang yang hilang timbul. Pada sebagian orang, keluhan ini bisa jadi sangat ringan atau bahkan tidak terasa sakit sama sekali. Oleh sebab itu, jarang sekali pasien yang berobat di fase awal ini.

Pada keracunan jengkol fase lanjut, gejala yang muncul berupa nyeri perut yang hebat, diare, sembelit, mual-muntah, nyeri saat buang air kecil, dan urine yang berwarna merah. Apabila telah terjadi gagal ginjal akut, maka orang tersebut tidak bisa mengeluarkan air seni sama sekali (anuria). Kasus keracunan berat harus segera ditangani di fasilitas kesehatan.

Baca Juga: 5 Penyebab Keracunan Makanan yang Harus Kamu Ketahui

3. Diagnosis

Keracunan Jengkol: Gejala, Penyebab, Diagnosis, hingga Pencegahanwawancara dokter terhadap pasien (pexels.com/cottonbro)

Pada praktiknya, keracunan jengkol dapat dipastikan melalui wawancara mendalam dan pemeriksaan fisik semata. Adanya gejala-gejala yang mengarah pada masalah ini ditambah riwayat mengonsumsi jengkol dalam jumlah besar dapat didiagnosis oleh dokter.

Apabila terjadi gejala yang berat, kamu dapat menjalani tes fungsi ginjal, tes darah lengkap dan analisis urine. Pada pemeriksaan urine di bawah mikroskop, dapat ditemukan kristal asam jengkolat yang berbentuk tidak beraturan disertai sel darah. Pada beberapa kasus, pemeriksaan pencitraan menggunakan CT scan ginjal juga dapat dikerjakan untuk melihat adanya batu ginjal ataupun pembengkakan ginjal (hidronefrosis).

4. Pengobatan

Keracunan Jengkol: Gejala, Penyebab, Diagnosis, hingga Pencegahaninfus cairan sebagai penanganan awal (freepik.com/rawpixel.com)

Tujuan utama pengobatan adalah membuang kristal jengkolat yang menumpuk dalam tubuh. Untuk penanganan awal, kamu akan mendapatkan cairan infus dalam jumlah cukup banyak. Dalam cairan infus juga dimasukkan larutan sodium bikarbonat untuk membuat air seni lebih basa. Secara teori, asam jengkolat akan mudah larut dalam lingkungan basa.

Apabila gejala tidak membaik setelah diberikan penanganan awal, maka dapat dilakukan tindakan pembedahan. Pada pasien gagal ginjal akut berat, dapat dipertimbangkan untuk melakukan cuci darah sampai kondisi ginjalnya kembali normal.

5. Pencegahan

Keracunan Jengkol: Gejala, Penyebab, Diagnosis, hingga PencegahanPorsi makanan yang dibatasi (unsplash.com/Kier in Sight)

Mengonsumsi jengkol yang masih mentah ataupun jengkol muda sebaiknya dihindari karena kandungan asam jengkolatnya yang lebih tinggi. Kamu juga dapat menjaga kesehatan ginjal dengan mencukupi kebutuhan air putih harian.

Sampai saat ini belum ada informasi batas konsumsi jengkol yang aman bagi tubuh. Namun berdasarkan kasus yang pernah dilaporkan dalam International Medical Case Report Journal tahun 2014, seseorang mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi sepuluh buah jengkol sekaligus.

Meskipun kasus keracunan jengkol cukup jarang ditemukan, kamu tetap harus waspada akan risiko ini. Pastikan kamu tidak mengonsumsinya dalam jumlah yang besar sekaligus agar terhindar darinya, ya!

Baca Juga: Keracunan Yodium: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Leonaldo Lukito Photo Verified Writer Leonaldo Lukito

Berbagi Pikiran dan Rasa melalui Padanan Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya