7 Stigma Mengenai Penderita Gangguan Jiwa Ini Justru Tidak Benar

Jangan termakan mitos di masyarakat ya guys

Sudah sejak lama bermunculan stigma-stigma terhadap penderita gangguan kejiwaan. Padahal, stigma tersebut hanyalah mitos belaka.

Namun masyarakat masih sering mempercayainya, sehingga orang yang mengalami gangguan jiwa semakin sulit untuk bisa diterima lingkungannya. Hal ini tentunya akan menyulitkan proses penyembuhan mereka.

Karena itu, beberapa mitos atau stigma yang sering dipercaya oleh masyarakat terhadap gangguan kejiwaan berikut ini harus segera dihilangkan.

Ini beberapa stigma tentang penyandang gangguan kejiwaan yang masih melekat dalam benak masyarakat. Semoga setelah ini kita segera menghapus stigma tersebut, ya!

1. Tidak diderita anak kecil atau kalangan muda

7 Stigma Mengenai Penderita Gangguan Jiwa Ini Justru Tidak Benarmedgadget.com

Banyak orang yang menyangka bahwa gangguan yang dialami anak kecil atau kalangan muda, hanyalah bagian dari pertumbuhan mereka.

Namun, realitanya, 70 persen dari penderita gangguan jiwa sudah dimulai saat mereka remaja sebagaimana ditulis Mental Health. Contohnya adalah gangguan konsentrasi, hiperaktivitas, depresi, gangguan obsesi kompulsif dan gangguan kecemasan.

2. Anak penderita gangguan jiwa disebabkan kesalahan orangtua

7 Stigma Mengenai Penderita Gangguan Jiwa Ini Justru Tidak Benarmommymundo.com

Gangguan jiwa tidak hanya akibat dari kesalahan didikan orangtua, tetapi juga dapat berasal dari beberapa faktor. Di antaranya yaitu faktor biologis, lingkungan atau kombinasi dari keduanya.

Gangguan kejiwaan dapat muncul akibat faktor genetik atau biologis. Seperti, ketidakseimbangan zat kimia atau terpaparnya janin dengan alkohol dan zat-zat kimia berbahaya pada saat masih dalam kandungan.

Selain itu, gangguan kejiwaan juga bisa disebabkan oleh pengasuhan yang kasar atau lalai serta situasi yang membuat stres.

Baca Juga: Ini 10 Tanda Kamu Perlu untuk Lebih Memperhatikan Kesehatan Mentalmu

3. Penderita gangguan jiwa adalah psikopat berbahaya dan harus dihindari

7 Stigma Mengenai Penderita Gangguan Jiwa Ini Justru Tidak Benarunsplash/TimothyEberly

Kenyataannya, penderita gangguan kejiwaan dapat hidup dan beraktivitas seperti biasa dengan penanganan yang adekuat. Menghindari penderita gangguan kejiwaan, bukanlah hal yang sebaiknya dilakukan. Karena, hal tersebut dapat menimbulkan dan memperburuk keadaan mereka.

4. Penderita gangguan jiwa senang menggunakan kekerasan fisik

7 Stigma Mengenai Penderita Gangguan Jiwa Ini Justru Tidak BenarUnsplash/Nik Shuliahin

Pada kenyataannya, kekerasan fisik yang terjadi di masyarakat jarang disebabkan oleh penderita gangguan jiwa.

Sayangnya, penggambaran orang dengan gangguan jiwa di media seperti pada film, banyak digambarkan sebagai orang yang berbahaya. Padahal, tidak semua penderita gangguan kejiwaan dapat membahayakan orang lain.

5. Penderita gangguan jiwa adalah orang bodoh

7 Stigma Mengenai Penderita Gangguan Jiwa Ini Justru Tidak Benaryoutube.com/sWwYqV9qiZo

Tidak ada kaitannya antara kepandaian seseorang dengan gangguan jiwa yang dialaminya. Banyak penderita gangguan jiwa yang merupakan orang kreatif dan produktif.

Namun, pada beberapa kasus, memang terdapat penderita gangguan jiwa yang tidak sekreatif itu atau mengalami penurunan kognitif akibat gangguan mental yang diderita.

Hal ini menyebabkan mereka sulit mengingat hal-hal tertentu dan sulit bersosialisasi. Sehingga, secara kognitif terkadang mereka mengalami kesulitan.

6. Penderita gangguan jiwa tidak seharusnya bekerja

7 Stigma Mengenai Penderita Gangguan Jiwa Ini Justru Tidak Benarbritannica.com

Orang yang mengalami gangguan kejiwaan dianggap hanya akan menimbulkan kekacauan di tempat kerja. Namun pada kenyataannya, mereka dapat bekerja dengan baik di tempat kerja.

Permasalahannya adalah, adanya anggapan bahwa tidak seharusnya merekrut orang yang menderita gangguan jiwa. Ini justru akan memperburuk keadaan mereka, karena merasa terisolasi. Padahal, mereka sangat membutuhkan penerimaan dari masyarakat.

7. Penderita gangguan jiwa tidak bisa sembuh

7 Stigma Mengenai Penderita Gangguan Jiwa Ini Justru Tidak Benarvyvanse.com

Realitasnya, penderita gangguan jiwa dapat mencapai pemulihan. Saat ini, pengobatan untuk gangguan kejiwaan sudah semakin berkembang. Para peneliti sampai saat ini juga terus mengembangkan obat-obatan yang baru.

Studi yang dilakukan oleh Institute of Mental Health menyebutkan bahwa sebagian besar orang dengan gangguan jiwa bisa bebas gejala melalui pengobatan.

Nah, itulah beberapa informasi seputar mitos-mitos gangguan kejiwaan. Tidak seharusnya kita menghakimi mereka dengan kalimat yang negatif. Meski memiliki masalah kejiwaan, belum tentu pula kita yang sehat lebih baik daripada mereka. Stop bullying, ya!

Baca Juga: Waspadai, Ini 7 Gangguan Kejiwaan yang Mengancam Pengguna Media Sosial

Melia Rosalina Photo Verified Writer Melia Rosalina

Menulis untuk belajar.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya