5 Mitos seputar Keringat dan Bau Badan, Ini Kebenarannya!

Benarkah deodoran dapat menyebabkan kanker payudara?

Berkeringat merupakan hal yang normal, terutama ketika kita melakukan aktivitas fisik. Namun beberapa orang tidak suka berkeringat. Selain karena sensasi lengket dan membasahi pakaian, keringat juga dikaitkan dengan bau badan. 

Sayangnya, ada banyak mitos kesehatan mengenai keringat dan bau badan yang masih dipercaya banyak orang. Beberapa di antaranya bahkan membuat orang takut dan enggan berkeringat, walau ini merupakan hal yang normal. Simak fakta dari mitos mengenai keringat dan bau badan dalam penjelasan berikut ini.

1. Mitos: Keringat menyebabkan timbulnya bau badan

5 Mitos seputar Keringat dan Bau Badan, Ini Kebenarannya!ilustrasi orang berolahraga dan berkeringat (pixabay.com/mirasidia)

Keringat dianggap sebagai sesuatu yang kotor dan menyebabkan bau badan. Hal ini menjadi alasan yang membuat sebagian orang enggan berkeringat, karena takut badan menjadi bau dan bisa mengurangi rasa percaya diri. Namun, pandangan ini kurang tepat karena sebenarnya keringat bukan penyebab munculnya bau badan.

Dilansir Cleveland Clinic, pada dasarnya keringat tersusun dari air dan sejumlah mineral tidak memiliki bau. Banyaknya keringat juga bukanlah penyebab dari bau badan yang menyengat.

Munculnya bau badan kurang sedap disebabkan oleh bakteri yang ada di permukaan kulit. Ketika mikroorganisme tersebut melakukan kontak dengan keringat, protein yang ada pada keringat akhirnya menghasilkan molekul bau. Itulah yang menimbulkan aroma tak sedap pada tubuh. 

2. Mitos: Bau badan khas setiap orang selalu sama

5 Mitos seputar Keringat dan Bau Badan, Ini Kebenarannya!potret tangan berkeringat (commons.wikimedia.org/Minghong)

Ada anggapan bahwa setiap orang memiliki bau badan yang khas. Namun, ini tak berarti bahwa aroma tubuh seseorang selalu sama. Bau badan bisa saja berubah, tergantung dari kondisi tubuh, genetika, dan makanan yang dikonsumsi. 

Mengonsumsi makanan tertentu turut mempengaruhi komposisi cairan tubuh yang dihasilkan. Bakteri yang kontak dengan keringat yang memiliki komposisi berbeda akan menghasilkan molekul bau yang berbeda pula. 

Dilansir Healthline, perubahan bau badan juga terjadi ketika seseorang memasuki masa pubertas. Adanya perubahan hormon turut mempengaruhi keringat yang dihasilkan tubuh sehingga terjadi perubahan pada bau badan.

Baca Juga: Kanker Payudara dan Kanker Serviks, Ancaman Utama Perempuan

3. Mitos: Menggunakan penangkal bau badan seperti deodoran bisa menyebabkan kanker

5 Mitos seputar Keringat dan Bau Badan, Ini Kebenarannya!ilustrasi orang menggunakan deodoran (pixabay.com/DaModernDaVinci)

Ada mitos bahwa deodoran maupun antiperspirant dapat menyebabkan kanker, terutama kanker payudara. Hal ini membuat beberapa orang menjadi enggan menggunakannya.

Dilansir MedicalNewsToday, mitos tersebut muncul karena adanya teori bahwa komponen aluminium pada deodoran dapat meresap ke kulit. Banyak yang menduga bahwa ini akan menyebabkan perubahan pada DNA sel payudara sehingga menyebabkan kanker.

Teori lainnya adalah substansi paraben pada produk-produk deodoran dan antiperspirant dapat memicu kanker. Dilansir Cancer Treatment Center of America, paraben memang dapat meniru sifat estrogen dalam sel, di mana estrogen meningkatkan risiko pertumbuhan kanker payudara. Padahal sebenarnya, zat kimia ini juga dapat ditemukan pada produk kosmetik, perawatan kulit, dan digunakan sebagai bahan pengawet pada makanan.

Faktanya, hingga saat ini belum ada bukti menunjukkan penggunaan deodoran dan antiperspirant dapat menyebabkan kanker. Dilansir American Cancer Society, hasil studi menunjukkan bahwa kandungan aluminium maupun paraben pada kedua produk tersebut tidak terbukti meningkatkan risiko maupun menyebabkan kanker, terutama kanker payudara. 

4. Mitos: Berkeringat sama dengan mendetoks tubuh

5 Mitos seputar Keringat dan Bau Badan, Ini Kebenarannya!ilustrasi orang berkeringat (pixabay.com/NeelShakilov)

Banyak orang menganggap bahwa keringat merupakan cara tubuh mengeluarkan racun secara alami. Anggapan bahwa keringat merupakan cara mendetoks tubuh ternyata hanyalah mitos.

Faktanya, keringat bukan cara tubuh membersihkan diri dari racun, melainkan cara tubuh untuk mendinginkan diri dan mempertahankan suhu normalnya. Bagian tubuh yang berfungsi untuk mendetoks tubuh adalah organ hati dan ginjal.

Tubuh mendinginkan diri dengan cara mengeluarkan keringat. Dilansir UAMS Health, komposisi keringat terdiri dari 99 persen air dan hanya mengandung sedikit garam, urea, karbohidrat, dan protein. Jika ada, konsentrasi zat beracun yang ada di keringat amat sangat sedikit sehingga tidak bisa disebut sebagai detoks. 

5. Mitos: Hanya keringat di bagian ketiak yang menghasilkan bau badan

5 Mitos seputar Keringat dan Bau Badan, Ini Kebenarannya!ilustrasi bagian ketiak tubuh (pixabay.com/nicolagiordano)

Untuk mengurangi bau badan, antiperspirant maupun deodoran dioleskan di bagian ketiak. Namun, ini bukan berarti hanya bagian ketiak bau tidak sedap setelah berkeringat. Setiap bagian tubuh yang mengeluarkan keringat dan kontak dengan bakteri berpotensi menghasilkan aroma tak sedap.

Ada dua kelenjar utama yang menghasilkan keringat, yaitu ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin tersebar di seluruh permukaan tubuh, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. Sementara itu, apokrin berada dekat dengan folikel rambut. Dilansir Cleveland Clinic, kelenjar ini banyak ditemukan di ketiak dan selangkangan, dan menghasilkan keringat yang dapat berbau ketika kontak dengan bakteri.

Kelenjar ini menyebabkan ketiak dan selangkangan menjadi bagian tubuh yang rentan berbau ketika berkeringat. Selain itu, MedicalNewsToday melansir bahwa bagian tubuh lain yang dapat berbau ketika berkeringat adalah pusar, telapak kaki, dan bagian belakang telinga.

Keringat merupakan proses alami dan normal yang dialami tubuh. Beberapa orang enggan berkeringat, dan mempercayai mitos yang salah mengenai keringat dan bau badan. Dari mitos dalam daftar barusan, mana yang pernah kamu dengar? 

Baca Juga: Biang Keringat: Jenis, Gejala, Penyebab, Penanganan, Pencegahan

MONICA GRACIA Photo Verified Writer MONICA GRACIA

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya