5 Penjelasan Medis dan Psikologis tentang Jatuh Cinta dan Asmara

Hormon dopamin membuat hati menjadi berbunga-bunga

Masih ingatkah kamu pertama kalinya merasakan jatuh cinta? Rasa yang dialami tiap orang bisa berbeda-beda, tetapi kurang lebih saat berada di dekat orang yang kamu sukai jantung berdebar-debar, rona wajah memerah, dan mendadak suasana hati menjadi girang.

Bicara tentang jatuh cinta memang tak ada habisnya. Akan tetapi, pernahkah kamu bertanya-tanya bahwa perasaan jatuh cinta itu sebetulnya muncul dari mana? Apa yang membuat seseorang yang dimabuk cinta melakukan sesuatu yang ekstra hanya untuk mendapatkan hati orang yang disuka? Dulu awalnya menggebu-gebu tapi kemudian berubah dan tak ada lagi kedekatan, kenapa bisa begitu?

Nah, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dibahas tuntas dalam artikel ini. Yuk, simak penjelasan medis dan psikologis tentang jatuh cinta dan asmara berikut ini!

1. Munculnya perasaan cinta dipicu oleh hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus

5 Penjelasan Medis dan Psikologis tentang Jatuh Cinta dan Asmarapexels.com/Katerina Holmes

Otak terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Setiap bagian otak mengemban tugas tertentu yang memengaruhi sistem kerja berbagai organ tubuh. Selain itu, otak juga berperan penting dalam munculnya perasaan cinta dan sayang. Bagian otak yang memiliki peran tersebut disebut hipotalamus.

Hipotalamus mengontrol dan mengatur beberapa hormon, di antaranya yaitu dopamin, oksitosin, dan vasopresin. Ketiga hormon ini dikeluarkan oleh hipotalamus saat kita menunjukkan ketertarikan kepada seseorang.

Hormon dopamin mengatur aktivitas atau hasrat seksual, perasaan romantis, dan emosi. Melansir Medical News Today, perilaku seseorang yang sedang dimabuk asmara, misalnya pikiran yang hanya tertuju pada orang yang disukai dan merasa berbunga-bunga saat berjumpa dengan pujaan hati, merupakan efek dari hormon dopamin.

Sementara itu, hormon oksitosin dan vasopresin mengatur ketertarikan (attachment) dan ikatan rasa sayang (bonding).  Lebih lanjut, kedua hormon ini juga dikeluarkan oleh hipotalamus saat proses melahirkan, menyusui, dan orgasme.

2. Apa yang terjadi di dalam otak saat kita sedang menyukai seseorang?

5 Penjelasan Medis dan Psikologis tentang Jatuh Cinta dan AsmaraIlustrasi jatuh cinta. freepik.com/gpointstudio

Di dalam struktur otak terdapat bagian-bagian yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Namun, saat kita sedang bersama dengan orang yang kita sukai atau pun saat bersama dengan anggota keluarga, beberapa bagian di dalam otak tersebut menunjukkan perubahan dalam aktivitasnya. Perubahan ini secara tidak langsung memengaruhi sikap dan gerak refleks kita.

Bagian otak yang mengurangi level aktivitasnya saat kita sedang bersama dengan orang yang disayangi dan/atau disukai adalah:

  1. Amigdala: bagian ini mengontrol perasaan takut dan marah. Apabila di bagian ini aktivitas berkurang, ini menandakan kita merasa nyaman dan aman saat melihat dan/atau bersama dengan orang yang kita sayangi.
  2. Korteks frontal: bagian ini mengatur pertimbangan, logika, dan kemampuan eksekusi (executive functioning). Aktivitas yang berkurang di bagian ini membuat kemampuan logika dan rasa curiga berkurang. Contohnya, yang tadinya sangat logis dan perhatian terhadap sesuatu dengan teliti, tetapi saat bersama dengan orang yang disukai, tingkat kewaspadaan sedikit berkurang.
  3. Korteks prefrontal: bagian ini sering disebut theory of mind (ToM) yang adalah kemampuan untuk mengidentifikasi atau menganalisis situasi perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain. ToM membantu kita dalam memahami perasaan orang lain. Selain itu, korteks prefrontal juga membantu kita dalam membedakan diri sendiri dan orang lain. Aktivitas yang berkurang di area ini, khususnya pada hubungan asmara, secara tidak langsung membuat dua orang memiliki keinginan untuk menjadi satu (unity in love).

Baca Juga: 7 Mimpi Bercinta dan Artinya secara Psikologis, Kamu Mimpikan Siapa?

3. Alasan psikologis yang memengaruhi kita dalam memilih pasangan

5 Penjelasan Medis dan Psikologis tentang Jatuh Cinta dan Asmarapexels.com/August de Richelieu

Selain hormon, faktor psikologis juga memiliki andil dalam hubungan asmara, khususnya mengenai dengan siapa kita memutuskan untuk menjalin asmara.

Mengutip laman PsychCentral, beberapa faktor psikologis yang memengaruhi kita dalam memilih pasangan antara lain:

  • Pengalaman hidup
  • Kesehatan mental dan emosional
  • Hubungan di dalam keluarga
  • Kepercayaan diri

Pengalaman hidup baik yang menyenangkan maupun yang membuat hati kita menjadi sedih atau terluka memengaruhi sikap kita dalam memilih pasangan. Demikian pula saat memilih pasangan, secara tidak langsung kita memilih pasangan yang wajah dan/atau sikapnya mengingatkan kita akan salah satu anggota keluarga.

Melansir Psychology Today, seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang rendah cenderung untuk memiliki banyak keraguan dalam menjalin hubungan asmara, dan sikap ini dapat mengakibatkan hubungan asmara menjadi putus atau berakhir.

4. Peranan teori keterikatan dalam hubungan asmara

5 Penjelasan Medis dan Psikologis tentang Jatuh Cinta dan Asmarafreepik.com/freepik

Teori keterikatan (attachment theory) punya andil dalam cara kita memilih pasangan dan menjalani hubungan tersebut.

Dalam teori keterikatan disebutkan bahwa ada dua tipe keterikatan, yaitu secure dan insecure. Mengutip Healthline, seseorang dengan secure attachment style memiliki rasa percaya diri, tidak pencemburu, dan tidak mudah ragu dalam menjalin hubungan asmara. Sebaliknya, seseorang yang memiliki insecure attachment style cenderung mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan asmara.

Melansir artikel yang berjudul "The Social Psychology of Love and Attraction" yang terbit di GVSU McNair Scholars Journal tahun 2010, seseorang dengan latar belakang keluarga yang harmonis menunjukkan pemikiran positif dalam menjalin hubungan asmara. Karakter pasangan yang dipilih secara tidak langsung mirip dengan latar belakang dan/atau interaksi dengan keluarga.

5. Pentingnya memahami triangular theory of love untuk mendapatkan hubungan asmara yang ideal dan stabil

5 Penjelasan Medis dan Psikologis tentang Jatuh Cinta dan Asmarapexels.com/Gustavo Fring

Robert Sternberg, seorang psikolog ternama di Amerika Serikat, menjabarkan hubungan percintaan menjadi tiga bagian, yaitu keintiman, gairah atau hasrat, dan komitmen. Teori ini kemudian dikenal dengan nama triangular theory of love.

Ketiga bagian tersebut berhubungan satu dengan yang lain, dan untuk memperoleh hubungan percintaan yang ideal atau disebut consummate love, setiap pasangan perlu menunjukkan hal-hal ini:

  • Keintiman (intimacy): hubungan yang dekat atau erat antara dua orang.
  • Gairah atau hasrat (passion): perasaan dan keinginan yang mengarah pada hubungan percintaan dan seksual
  • Komitmen (commitment): keseriusan untuk tetap menjalin hubungan asmara dengan orang yang sama dan mengarahkan hubungan ke jenjang yang serius, misalnya pernikahan.

Menurut teori ini, hubungan yang tidak memiliki tiga komponen tersebut bukanlah hubungan cinta atau asmara (non-love). Sementara hubungan yang hanya menunjukkan komitmen dan kedekatan tetapi tanpa hasrat umumnya terjadi dalam keluarga, seperti pasangan suami istri yang sudah lama menikah, pasangan yang suami atau istrinya telah meninggal, hubungan antara orang tua dan anak, dan sebagainya. Hubungan ini dikenal dengan istilah compassionate love.

Lebih lanjut, pasangan yang hanya memiliki hasrat dan komitmen tapi tidak ada rasa kedekatan satu dengan lain dikenal dengan istilah fatuous love, mempunyai risiko putus atau konflik dalam hubungan asmara dan kehidupan rumah tangga.

Itulah penjelasan medis dan psikologis tentang lika-liku proses jatuh cinta hingga menjalin hubungan asmara. Tentunya proses mencintai dan kehidupan asmara setiap orang berbeda-beda. Perpaduan hormon, sistem kerja otak, kehidupan keluarga, dan karakteristik memengaruhi kita dalam memilih pasangan.

Mengetahui hal-hal apa saja yang harus kita miliki di dalam menjalin dan mempertahankan hubungan asmara juga penting. Ini karena tanpa usaha dan niat yang tulus, hubungan asmara yang tadinya romantis dapat berubah menjadi hampa dan bisa berakhir.

Baca Juga: Ini 7 Masalah Kesehatan yang Akan Muncul saat Kamu Putus Cinta

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Nurulia

Berita Terkini Lainnya