7 Perubahan Payudara saat Menyusui, Normal kok!

Usai menjalani masa kehamilan, tubuh ibu akan kembali mengalami perubahan. Ini dipicu oleh fluktuasi berbagai hormon. Tujuannya tak lain untuk mempersiapkan proses menyusui sehingga anak bisa mendapat air susu ibu atau ASI.
Alhasil, payudara ibu akan berubah cukup signifikan. Karena termasuk proses fisiologis, umumnya beberapa perubahan berikut ini bersifat normal sehingga tak perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Simak penjelasannya di bawah ini.
1. Ukuran payudara membesar dan terasa lebih berat
Saat memasuki kehamilan, perut bukan satu-satunya bagian tubuh yang akan membesar. Meningkatnya produksi jaringan lemak dan aliran darah ke area payudara juga akan membuat ukuran payudara meningkat hingga 2 sampai 3 kali lipat, seperti yang dijelaskan dalam laman Healthline.
Aktor utama yang berperan di balik fenomena ini ialah hormon prolaktin. Ini bertujuan untuk mendukung proses produksi air susu ibu atau ASI yang nantinya akan dikonsumsi bayi. Sebagai akibat dari peningkatan jaringan dan alirah darah, payudara juga akan terasa lebih berat.
2. Muncul stretch mark di sekitar payudara
Sebagai efek samping peningkatan ukuran payudara, ibu akan melihat kemunculan stretch mark di sekitar payudara. Bukan tanpa alasan, payudara yang membesar membuat kulit lebih merenggang sehingga timbul stretch mark sebagai akibatnya, seperti dijelaskan dalam laman Cleaveland Clinic.
Hal ini kerap menimbulkan insecurity di kalangan para ibu. Namun, tak perlu khawatir, stretch mark biasanya akan hilang dengan sendirinya seiring waktu.
3. Payudara terasa nyeri
Salah satu harga yang harus dibayar untuk memproduksi ASI ialah merasakan sakit yang luar biasa pada payudara. Sering kali, ini bahkan terasa cukup intens dan frekuensinya cukup tinggi. Bukan tanpa alasan, peningkatan massa jaringan dan kenaikan aliran darah memicu peradangan yang membuat payudara terasa lebih sensitif.
Tak perlu khawatir, rasa nyeri yang muncul saat menyusui biasanya akan memudar seiring waktu. Dilansir KidsHealth, cara untuk meredakan rasa nyerinya ialah dengan segera menyusui bayi dan mengompres payudara dengan air hangat. Tekan payudara dengan lembut hingga terasa lebih rileks.
4. Puting payudara berubah signifikan
Puting payudara mulai tumbuh dan terdefinisi dengan jelas. Areola payudara, atau area melingkar di tengah payudara, mulai berwarna gelap dan membesar berkat peningkatan produksi hormon progesteron. Lagi-lagi, ini bertujuan untuk mempersiapkan proses menyusui sehingga bayi mudah memperoleh ASI dari payudara ibu.
Editor’s picks
Mengutip Parents, kelenjar Montgomery atau titik kecil di sekitar areola turut membesar dan mulai memproduksi minyak yang berfungsi melindungi payudara. Langkah lain yang bisa dilakukan untuk menjaga payudara ialah menghindari produk berbahan keras yang dapat menarik kelembapan payudara sehingga menyebabkan kering dan iritasi.
5. ASI dan kolostrum bocor
Tak sedikit ibu mengalami ASI bocor terutama saat awal masa menyusui. Bahkan, ini biasanya mulai terjadi ketika ibu masih dalam trimester ketiga kehamilan. Sebagaimana dijelaskan oleh WhatToExpect, fenomena ini sejatinya merupakan refleks let-down.
Refleks let-down memastikan ASI siap mengalir. Saat bayi menempel di payudara untuk menyusui atau saat menggunakan pompa ASI, refleks ini merangsang saraf yang memicu pelepasan hormon prolaktin dan oksitosin ke dalam aliran darah.
Prolaktin membantu menghasilkan lebih banyak ASI, sedangkan oksitosin memicu ASI terdorong keluar dari puting. Ini membuat menyusui lebih mudah bagi sang ibu dan bayinya.
Lambat laun, ini akan membaik setelah ibu terbiasa menyusui dan mulai memiliki jadwal rutin menyusui. Untuk mengatasinya, gunakan breast pad, alat yang dapat menyerap air supaya ibu tetap merasa nyaman saat ASI mengalami kebocoran.
6. Merasakan sensasi kesemutan
Dijelaskan oleh Medical News Today, perempuan yang menyusui mungkin akan merasakan sensasi kesemutan di payudara saat bayi mulai menyusu. Hal ini dapat mengindikasikan refleks let-down.
Seiring waktu, sensasi kesemutan dari refleks let-down ini akan menjadi kurang terasa. Ada kemungkinan sensasi kesemutan ini dirasakan oleh setiap ibu menyusui dan kesemutan yang dirasakan tidak mencerminkan jumlah ASI yang didapat bayi.
7. Payudara tampak asimetris
Jaringan payudara memanjang ke arah ketiak. Jadi, saat jaringan payudara membengkak karena ASI dan kemudian menyusut lagi setelah menyusui, kontur garis payudara, dilansir WebMD.
Banyak perempuan memiliki payudara yang tidak rata sebelum hamil maupun setelah menyusui. Ada kemungkinan satu payudara kembali ke ukuran sebelum hamil sementara yang lain tetap lebih besar, terkulai, atau lebih rata.
Beberapa perempuan pada akhirnya memiliki satu payudara ukuran cup penuh lebih kecil atau lebih besar dari yang lain setelah menyusui.
Perubahan payudara saat menyusui sejatinya merupakan proses fisiologis tubuh. Umumnya, ini bersifat sementara karena tubuh beradaptasi dengan perubahan. Namun, jika perubahan ini terjadi berkepanjangan dan ibu merasa tidak nyaman, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Baca Juga: 5 Posisi Menyusui yang Bisa Dicoba oleh Ibu Baru
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.